Artikel Evaluasi Program Full (BAB II)
PEMBAHASAN
A.
Definisi
1.
Definisi Evaluasi
Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur
hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara
membandingkan dengan tujuan yg telah ditetapkan, dan bagaimana cara
pencapaiannya (Mulyono 2009). Sedangkan menurut Rika Dwi K. (2009) Evaluasi adalah
sebuah proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat
keberhasilan yang diharapkan. Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan
pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan dan
keberhasilan.
Viviane dan Gilbert de Lansheere (dalam
Inggit Kurniawan, 2009) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan
apakah materi dan metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Sedangkan menurut Zulharman (2007) Evaluasi adalah penerapan prosedur
ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas
suatu program.
2. Definisi
Evaluasi program
Evaluasi program adalah proses untuk
mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteria tertentu
dengan tujuan untuk membantu merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik.
Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan
menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau
tidak (Edison, 2009).
3. Definisi
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang
dilakukan untuk memperoleh data yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.
B.
Jenis-Jenis Teknik Pengumpulan Data Evaluasi
Adapun Jenis-Jenis Teknik Pengumpulan Data
Evaluasi Program sebagai berikut:
1. Teknik Observasi
a. Pengertian
Pengertian Metode Observasi Definisi Menurut
Para Ahli Dalam Penelitian - Pengertian Observasi merupakan teknik pengumpulan data,
dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
b. Tujuan
Mendeskripsikan
setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang
terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perpektif mereka yang
terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
c. Macam-macam
1. Observasi berpartisipasi à kan konselor terlibat
dengan kegiatan konseli yang diamati.
2. Partisipasi Pasif à kan mengamati tapi
tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
3. Partisipasi Moderat à kan partisipatif pada
beberapa kegiatan saja, tidak semua kegiatan.
4. Partisipasi Aktif ikut melakukan apa yang
dilakukan konseli, tapi belum sepenuhnya lengkap.
5. Partisipasi Lengkap terlibat sepenuhnya dalam
kegiatan narasumber.
6. Observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt
observation dan covert observation). konselor menyatakan terus
terang kepada sumber data/konseli bahwa dia sedang observasi.
7. Observasi tidak berstruktur (unstructured
observation) digunakan jika fokus pengamatan belum jelas
d. Data
yang diperoleh
Kumpulan
data kepribadian, seperti karakter, minat, penyesuaia, sikap, kebiasaan, dll
serta data tentang lingkungan individu yang akan kita pahami,
seperti keluarga, teman sebaya, sekolah, dll.
e. Langkah-langkah
1.
Pelajari dulu apa observasi itu
2.
Pelajari tujuan pengamatan
3.
Buat cara mencatat yang sistematis
4.
Lakukan observasi secara cermat dan kritis
5.
Catat masing-masing gejala secara terpisah
menurut kategorinya
6.
Waktu yang tersedia
7.
Hubungan dengan pihak yang diobservasi
(observee)
8.
Intensitas dan ekstensi partisipasi
f. Instrument
observasi
1.
Pedoman observasi
2. Daftar cek (check list) berisi
nama-nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diteliti.
3.
Skala penilaian (rating scale) pencatatan gejala menurut tingkat-tingkatnya
4. Catatan Anekdot (anecdotal records) catatan-catatan yang dibuat mengenai tingkah laku luar biasa (typical
behaviour)
5.
Alat-alat mekanik (mechanical devices)
g. Hal yang
perlu diperhatikan
1.
Mengetahui dimana observasi dapat dilakukan,
2. Menentukan siapa-siapakah yang akan
diobservasi,
3. Mengetahui dengan jelas data apa yang harus
dikumpulkan
4. Harus mengetahui bagaimana cara mengumpulkan
data,
5. Mengetahui cara-cara mencatat hasil observasi.
h. Kelebihan
dan kekurangan
Kelebihan
Observasi :
1. Melihat
langsung apa yang dikerjakan
2. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan
3. Mendapat informasi yang tidak didapat dari
percobaan/survey,
4. Menghindari penyaringan atau kelupaan
responden,
5. Memperoleh informasi tentang konteks
lingkungan, dan mengoptimalkan keaslian dari lingkungan.
6. Memungkinkan pencatatan yang serempak terhadap
berbagai gejala
i.
Kesalahan dalam observasi
1. Hallo effects. observer terpikat oleh kesan-kesan umum yang
baik pada observe,
2. Generosity effects. Dalam
keadaan-keadaan yang meragukan, seorang observer cenderung memberi nilai
yang menguntungkan subyek.
3. Carry-over effects. pencatat
tidak dapat memisahkan satu gejala dari yang lain
2.
Teknik Wawancara
a.
Pengertian
Pengertian Wawancara Menurut
Para Ahli; Wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991:135) dijelaskan bahwa
wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini
peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan
informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan
permasalahan penelitian.
Menurut Sutrisno Hadi (
1989:192 ), wawancara, sebagai sesuatu proses tanya-jawab lisan, dalam mana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka
yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya, tampaknya merupakan
alat pemgumpulan informasi yang langsung tentang beberapa jenis data sosial,
baik yang terpendam (latent) maupun yang memanifes. Wawancara adalah alat yang
sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan,
motivations, serta proyeksi seseorang terhadap masa depannya; mempunyai
kemampuan yang cukup besar untuk menggali masa lalu seseorang serta
rahasia-rahasia hidupnya. Selain itu wawancara juga dapat digunakan untuk
menangkap aksi-reaksi orang dalam bentuk ekspresi dalam pembicaraan-pembicaraan
sewaktu tanya-jawab sedang berjalan. Di tangan seorang pewawancara yang mahir,
wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sekaligus dapat mengecek dan
sebagai bahan ricek ketelitian dan kemantapannya. Keterangan-keterangan verbal
dicek dengan ekspresi-ekspresi muka serta gerak-gerik tubuh, sedangkan ekspresi
dan gerak-gerik dicek dengan pertanyaan-verbal.
b. Tujuan
wawancara
Tujuan wawancara ialah untuk mengumpulkan
informasi dan bukan untuk merubah ataupun mempengaruhi pendapat responden.
c. Macam-macam wawancara
Menurut prosedurnya:
1) Wawancara bebas / tak
terpimpin interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya jawab pada
pokok-pokok persoalan
2) Wawancara terpimpin menggunakan panduan pokok-pokok masalah yang telah ditentukan.
3) Wawancara bebas terpimpinÃ
pewawancara hanya membuat pokok pokok masalah yang akan diteliti
Menurut fungsinya :
1) Wawancara pengumpulan datà mengumpulkan data-data yang
berhubungan dengan siswa untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
2) Wawancara penempatan untuk membantu proses penempatan seseorang pada posisi yang sesuia dengan
bakat/ potensi, minat, kemampuan dan kebutuhannya.
3) Wawancara penyaluran untuk membantu penyaluran bakat dan minat seseorang pada bidang yang paling
sesuia dengan keinginan serta potensinya.
4) Wawancara konseling untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin berkenaan dengan masalah klien
Menurut model
jalannya wawancara
1) Wawancara tidak
berstruktur, tidak berstandard, informal, atau berfokusà wawancara ini bersifat fleksibel dan memungkinkan
pewawancara mengikuti minat dan pemikiran partisipan.
2) Wawancara Semi
Berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam pedoman wawancara
3) Wawancara berstruktur atau
berstandardà wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang telah direncanakan
sebelumnya.
d.
Data yang diperoleh
1) Data verbal yang diperoleh
dari hasil percakapan dan tanya jawab yang dilakukan dengan mencatat atau
merekam.
2) Data non
verbal menggunakan alat perekam
e.
Langkah-langkah dalam wawancara
Pra
1) Menentukan Topik-memahami topic permasalahan
2) Mempelajari latar belakang
permasalahan
3) Merumuskan tujuan
wawancara
4) Menyusun instrumen
5) Wawancara
Pasca
1) Mengecek
ulang hasil wawancara di depan narasumber
2) Melakukan
cek ulang atas beberapa istilah yang tidak dipahami
3) Melakukan
cek ulang mengenai penulisan nama, gelar, jabatan, dan data lain
4) Mentaati
kesepakatan hal-hal yang off the record.
f. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam wawancara
1)
Lama dan
pemilihan waktu wawancara
2)
Jenis
pertanyaan dan hal yang terkait
3)
Cara Memilih Narasumbera Sesuai dengan tujuan
wawancara
4)
Cara Memilih/Menentukan Topik
Permasalahan yang masih hangat di masyarakat.
5)
Sikap
pewawancara
g. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Wawancara
Kekurangan
1) Kurang
efisien
2) Diperlukan
keahlian/penguasaan bahasa dari interviewer
3) Memberi
kemungkinan interviewer dengan sengaja memalsukan jawaban
4)
Jalannya
interview sangat dipengaruhi oleh keadaan situasi kondisi sekitar
Kelebihan
1)
Tidak akan mengalami
kesulitan meskipun respondennya buta huruf sekalipun
2)
Dapat dipakai sebagai verifikasi data terhadap data
observasi ataupun angket
3)
Suatu
teknik yang efektif untuk menggali gejala-gejala psychis
4)
Metode
ini sangat cocok untuk dipergunakan di dalam pengumpulan data-data sosial
3. Angket
(kuesioner)
a. Pengertian
Angket
(kuesioner) merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 2010:
199).
b. Jenis Kuesioner / Angket
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner/angket
dapat bermacam-macam bentuknya, antar lain :
1) Pertanyaan-pertanyaan
yang tertutup (closed question)
Pertanyaan-pertanyaan yang tertutup adalah
pertanyaan-pertanyaan yang berbentuk, yang dalam hal ini responden tinggal
memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan di dalam kuesioner itu. Jadi,
jawaban telah terkait, responden tidak dapat memberikan jawabannya secara bebas
yang mungkin dikehendaki oleh responden yang bersangkutan. Bentuk kuesioner
yang mengandung pertanyaan demikian disebut kuesioner tertutup (closed
questionaire). Biasanya kalau masalahnya telah jelas, orang menggunakan
kuesioner ini.
2) Pertanyaan-pertanyaan
yang terbuka (open question)
Pertanyaan-pertanyaan yang terbuka adalah
pertanyaan-pertanyaan yang masih memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
responden untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi responden untuk
memberikan jawaban atau tanggapannya terhadap kuesioner terbuka (open
questionaire). Biasanya, bila orang ingin mendapatkan opini maka akan memakai
kuesioner ini.
3) Pertanyaan-pertanyaan
yang terbuka dan tertutup (open and closed question)
Pertanyaan-pertanyaan model ini merupakan
percampuran dari kedua macam pertanyaan sebelumnya. Dalam kuesioner ini, di
samping adanya pertanyaan terbuka juga terdapat pertanyaan yang tertutup.
Kuesioner macam ini disebut kuesioner terbuka-tertutup (open and closed
questionaire)
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan kuesioner tertutup, artinya kuesioner diberikan langsung
kepada responden kemudian responden tinggal memilih alternatif jawaban yang
sudah disediakan di dalam kuesioner itu. Jadi jawaban telah terikat, responden
tidak dapat memberikan jawabannya secara bebas yang mungkin dikehendaki oleh
responden yang bersangkutan, (Bimo Walgito, 2010: 72-73).
c. Tujuan Kuesioner / Angket
Adapun beberapa tujuan pokok dalam pembuatan
kuesioner/angket, antara lain:
1)
Memperoleh
data yang relevan dengan tujuan penelitian.
2)
Memperoleh
data dengan reliabilitas dan validitas yang setinggi mungkin.
d. Fungsi Kuesioner / Angket
1) Untuk
mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan catatan
permanen.
2) Untuk
menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.
3)
Pembuatan
evaluasi progam bimbingan
4)
Untuk
mengambil sampling sikap/pendapat dari responden
e. Penyelenggaraan Kuesioner / Angket
1)
Kuesioner/angket
di uji cobakan dahulu
2)
Melakukan
perbaikan jika kuesioner/angket belum mencapai kriteria yang diinginkan
3) Membagikan
kuesioner/angket, kemudian menjelaskan pengertian, tujuan dan aturan/cara
mengisi kuesioner/angket
f. Langkah-langkah penyusunan angket
Langkah-langkah penyusunan angket
yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menentukan
tujuan penggunaan angket atau skala psikologis. Skala psikologis yang penulis
buat bertujuan untuk mengungkapkan variabel pengaruh bimbingan karir terhadap
kemandirian siswa dalam memilih karir, b. Membuat kisi-kisi angket, yang
meliputi indikator dan jumlah item pertanyaan atau pernyataan, c. Menentukan
bentuk angket atau skala psikologis, adapun bentuk angket yang digunakan
penulis adalah angket terstruktur, d. Membuat item pertanyaan skala psikologis
dalam bentuk pilihan ganda dengan option dan skor. Contoh : Kisi -kisi angket
kemandirian siswa dalam memilih karir (Kuantitatif)
Adapun alternatif jawaban responden terdiri
dari empat ketegori. Angket kemandirian siswa dalam memilih karir berkategori
(SS, S, Rr, Ts) dengan pemberian skor sebagai berikut:
4.
Teknik Studi
Kasus
a. Pengertian
Kasus
Kamus Psikologi (Kartono dan Gulo, 2000) menyebutkan dua pengertian tentang
Studi kasus (Case Study) yaitu:
1) Studi kasus merupakan suatu
penelitian (penyelidikan) intensif, mencakup semua informasi relevan terhadap
seorang atau beberapa orang biasanya berkenaan dengan satu gejala psikologis
tunggal.
2)
Studi
kasus merupakan informasi-informasi historis atau biografis tentang seorang
individu, seringkali mencakup pengalamannya dalam terapi. Terdapat istilah yang
berkaitan dengancase study yaitu case history atau disebut riwayat kasus,
sejarah kasus. Case history merupakan data yang terimpun yang merekonstruksikan
masa lampau seorang individu, dengan tujuan agar orang dapat memahami
kesulitan-kesulitannya yang sekarang serta menolongnya dalam usaha penyesuaian
diri (adjustment) (Kartono dan Gulo, 2000).
Berikut
ini definisi studi kasus dari beberapa pakar dalam Psikologi dan Bimbingan
Konseling, yaitu: Studi kasus adalah suatu teknik mempelajari seorang individu
secara mendalam untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik.
(I.Djumhur, 1985). Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan
dan perkembangan seorang murid secara mendalam dengan tujuan membantu murid
untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik. (WS. Winkel, 1995). Studi kasus
adalah metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan komprehensif.
Integratif artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan dan bersifat
komprehensif yaitu data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi
individu secara lengkap. (Dewa Ketut Sukardi, 1983). Studi kasus (case study)
adalah suatau metode untuk menyelidiki atau mempelajri sesuatu kejadian
mengenai perseorangan (riwayat hidup). (Bimo Walgito, 2004) Jadi berdasarkan
pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa studi kasus adalah suatu studi atau
analisa komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik. Bahan dan alat
mengenai gejala, ciri-ciri, karakteristik berbagai jenis masalah atau tingkah
laku menyimpang, baik individu maupun kelompok. Analisa itu mencakup
aspek-aspek kasus seperti jenis, keluasan dan kedalaman permasalahannya, latar
belakang masalah (diagnosis) dan latar depan (prognosis), lingkungan dan
kondisi individu atau kelompok dan upaya memotivasi terungkapnya masalah kepada
guru pembimbing (konselor) sebagai orang yang mengkaji kasus. Data yang telah
didapatkan oleh konselor kemudian dinvertaris dan diolah sedemikian rupa hingga
mudah untuk diinterpretasi masalah dan hambatan individu dalam penyesuaiannya.
b. Pelaksanaan Studi Kasus
Pelaksanaan
studi kasus oleh konselor harus berdasar pada prosedur atau langkah-langkah
yang ada. Secara garis besar langkah-langkah studi kasus sebagai berikut: Instrumen
atau Metode Pengumpulan Data dalam Studi Kasus Terdapat banyak metode yang
dapat dipakai dalam mengumpulkan data untuk kepentingan identifikasi masalah siswa,
yaitu : 1) Kartu pribadi, 2) Angket 3) Wawancara 4) Kunjungan Rumah (Home
Visit) 5) Buku rapor 6) Testing 7) Rating scale 8) Autoboigrafi 9) Sosiometri
10) Studi dokumentasi 11) Daftar cek masalah (DCM)
Dalam
penggunaan alat-alat tersebut ditentukan prioritas teknik yang dapat dipakai
secara efektif dan efisien.Data yang dikumpulkan dalam studi kasus : a) Identitas
diri, b) Latar belakang keluarga c) Lingkungan hidup (sosial ekonomi) d) Riwayat
pertumbuhan dan perkembangan e) Riwayat kesehatan f) Testing dalam berbagai
bidang g) Riwayat pendidikan sekolah h) Kesusilaan dari pihak keyakinan hidup
i) Riwayat pelanggaran hidup j) Pergaulan dengan teman-teman.
c. Tahap Pelaksanaan
1. Perencanaan : dalam perencanaan terdapat
langkah-langkah sebagai berikut, yaitu: Mengenali gejala. Pertama-tama
mengamati adanya suatu gejala, gejala itu mungkin ditemukan atau diperoleh
dengan beberapa cara yaitu guru pembimbing menemui sendiri gejala pada siswa
yang memiliki masalah, guru mata pelajaran memberikan informasi, adanya siswa
yang bermasalah kepada guru pembimbing, wali kelas meminta bantuan guru
pembimbing untuk menangani seorang siswa yang bermasalah berdasarkan informasi
yang diterimanya dari pihak lain, seperti siswa, para guru, ataupun pihak tata usaha.
2. Membuat
deskripsi kasus. Setelah gejala itu dipahami oleh guru pembimbing, kemudian
dibuatkan suatu deskripsi kasusnya secara objektif, sederhana, tetapi cukup
jelas.
3. Setelah
deskripsinya dibuat, dipelajari lebih lanjut aspek ataupun bidang-bidang
masalah yang mungkin dapat ditemukan dalam deskripsi itu. Kemudian ditentukan
jenis masalahnya, apakah menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar atau
karir.
4. Jenis
masalah yang telah dikelompokkan itu dijabarkan dengan cara mengembnagkan
ide-ide atau konsep-konsep menjadi lebih rinci, agar lebih mudah memahami
permasalahannya.
5. Adanya
jabaran masalah yang lebih terinci dapat membantu guru pembimbing untuk membuat
perkiraan kemungkianan sumber penyebab masalah.
6. Perkiraan
kemungkinaan sumber penyebab membantu mengetahui jenis informasi yang
dikumpulkan, sumber informasi yang perlu dikumpulkan, dan teknik atau alat yang
digunakan dalam mengumpulkan informasi.
7.
Pengumpulan
data. Terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data, tetapi yang lebih sering
digunakan dalam studi kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis
dokumentasi. Setelah data terkumpul konselor dapat mulai mengorgansasi dan
mengklasifikasi data menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola.
8. Penggunaan
dan pengolahan data. Penggunaan dan pengolahan data merupakan usaha pengolahan
data untuk merangkum, menggolongkan, dan menghubungkan data yang diperoleh
dalam tahap pengumpulan data. Dengan demikian dapat menunjukkan keseluruhan
gambaran tentang diri anak, rumusan ini bersifat ringkas dan padat.
9. Sintesa
dan interpretasi data Setelah mengolah data selanjutnya data studi kasus
diinterpretasikan dengan case conference antara petugas yang melakukan studi
kasus, dalam case conference terlibat beberapa petugas khusus yang mempelajari
setipa kasus dari individu yang bermasalah. Rumusan ini dilakukan melalui
pengambilan atau pengambilan kesimpulan yang logis.
10. Membuat perencanaan
pelaksanaan pertolongan (treatment) Merupakan langkah yang ditempuh untuk
menetapkan teknik atau bantuan yang diberikan kepada siswa yang bermasalah
serta memprediksi kemungkinan yang akan timbul oleh siswa sehubungan dengan
masalah yang sedang dialami. Berdasarkan hasil case conference disusun suatu
rekomendasi yang berwujud saran-saran, treatment (perlakuan) yang perlu
dilakukan dan selanjutnya secara terus menerus diikuti dan dicatat setiap
perubahan atau perkembangan yang terjadi pada siswa yang bersangkutan.
11.Evaluasi dan tindaklanjut
(follow up) Kegiatan ini dilakukan setelah melakukan treatment atau membuat
perencanaan pelaksanaan pertolongan. Untuk tindak lanjut bisa dilakukan oleh
pengajar sendiri, guru BK, ataupun dirujuk dan di alihtangankan kepada pihak
lain yang lebih berkompeten maupun dari oarang tua siswa itu sendiri.
Evaluasi
semacam ini biasanya diperlukan pada program-program tentative atau pilot
project yang masih ingin dicari kekuatan dan kelemahannya. Hasil evaluasi
nentinya akan digunakan untuk keperluan pengembangan program dengan cakupan
yang lebih luas.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan adapun kesimpulan
sebagai berikut:
1 Evaluasi program adalah proses untuk
mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteria tertentu
dengan tujuan untuk membantu merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik.
Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan
menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau
tidak (Edison, 2009).
2 Teknik pengumpulan data adalah cara yang
dilakukan untuk memperoleh data yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.
3
Adapun Jenis-Jenis Teknik Pengumpulan Data
Evaluasi Program sebagai berikut:
a.
Observasi
b.
Wawancara
c.
Angket
d. Studi Kasus
d. Studi Kasus