Makalah Pusat-Pusat Peradaban Islam Di Dunia Full (BAB II)
PEMBAHASAN
A. Baghdad (Irak)
Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah
Abbasiyah kedua, Al-manshur (754-755) pada tahun 762 M. Setelah mencari-cari
daerah yang strategis untuk ibu kotanya, pilihan jatuh pada daerah yang
sekarang dinamakan Baghdad, terletak dipinggir kota Tigris. Al-manshur sangan cermat dan teliti
dalam memilih lokasi yang akan dijadikan ibu kota. Ia menugaskan beberapa orang
ahli untuk meneliti dan mempelajari lokasi. Bahkan, ada beberapa orang diantara
mereka yang diperintahkan beberapa hari ditempat itu disetiap musim yang
berbeda, kemudian para ahli tersebut melapaorkan kepadanya tentang keadaan
udara, tanah dan lingkungan. Setelah penelitian saksama itulah daerah ini
ditetapkan sebagai ibu kota dan pembangunan pun dimulai. Menurut cerita rakyat,
dearah ini sebelumnya adalah tempat peristirahatan Kisra Anusyriwan, raja
Persia yang mashur, di musim panas. Baghdad berarti “taman keadilan”. Taman itu
lenyap bersama hancurnya kerajaan Persia. Akan tetapi nama itu tetap menjadi
kenangan rakyat. Dalam membangun kota ini, Khalifah mempekerjakan staf ahli
bangunan yang terdiri dari arsitektur-arsitektur, tukang batu, tukang kayu,
ahli lukis, ahli pahat, dan lain-lain. Mereka didatangkan dari Syria, Mosul,
Basrah, dan Kufah yang berjumlah sekitar 100.000 orang. Kota ini berbentuk
bundar. Disekelilingnya dibangun dinding tembok yang besar dan tinggi.
Disebelah luar dinding tembok digali parit besar yang berfungsi sebagai
saluaran air dan sekaligus sebagai benteng. Ada empat buah pintu gerbang
diseputar kota ini, disediakan untuk setiap orang yang ingin memasuki kota.
Keempat pintu gerbang itu adalah baba al-Kufah terletak disebelah barat daya,
Bab al-syam dibarat laut, Bab al-Barshrah di tenggara, dan Bab al-Khurasan di
timur laut. Diantara masing-masing pintu gerbang ini, dibangun 28 menara
sebagai tempat pengawal Negara yang bertugas mengawasi keadaan diluar. Diatas
setiap pintu gerbang dibangun suatu tempat peristirahatan.
Sejak awal berdirinya, kota Baghdad sudah menjadi pusat
peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. diantara kota-kota
dunia, Baghdad merupakan Profesor masyarakat Islam. Al manshur memerintahkan
penerjemahan buku-buku ilmiah dan kesusastraan dari bahasa asing: India, Yunani
lama, Bizantium, Persia dan Syria. Para peminat ilmu dan kesusastraan segera
berbondong-bondong dating ke kota itu. Setelah masa Al manshur, kota Baghdad
menjadi lebih mashyur lagi karena perannya sebagai pusat perkembangan peradaban
dan kebudayaan Islam. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman
pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809) dan anaknya Al-Ma’mun (813-833
M). dari kota inilah memancar sinar kebudayaan dan peradaban islam keseluruh
dunia. Prestise politik, supremasi ekonomi, dan aktifitas intelektual merupakan
tiga keistimewaan kota ini. Baghdad pada saat itu menjadi pusat peradaban dan
kebudayaan yang tertinggi di dunia. Ilmu pengetahuan dan sastra berkembang
sangat pesat. Banyak buku filsafat yang dipandang sudah “mati” dihidupkan
kembali dengan diterjemahkan kedalam bahasa Arab.
Disamping itu banyak berdiri akademi, sekolah tinggi dan sekolah biasa yang memenuhi kota itu. Perguruan Nizhamiyyah, didirikan oleh Nizham Al-mulk, Perguruan Mustanshiriyah, didirikan 2 abad kemudian oleh Khalifah Mustanshir Billah. Dalam bodang sastra, kota Bghdad terkenal dengan hasil karya yang indah dan digemari orang. Alf Lailah wa Lailah, atau kisah seribu satu malam. Dikota ini lahir pula al-Khawarizm (ahli astronomi dan matematika, penemu ilmu aljabar), al-Kindi (filosof Arab pertama), al-Razi (Filosof, ahli Fisika dan kedokteran), al-Farabi (filosof terbesar dan dijuluki dengan al-mu’allim al-Tsani, guru kedua setelah aristoteles), tiga pendiri madzhab hokum Islam (Abu Hanifah, Syafi’I, dan Ahmad Ibn Hambal), Al-Ghazali (Filosof, teolog, dan sufi besar dalam Islam yang dijuluki denagn Hujjah al-Islam), Abd Al-Qadir Al-Jilani (pendiri tarekat qadiriyah), Ibn Muqaffa’ (sastraawn besar), dan lain-lain. Dalam bidang ekonomi, perkembangannya sejalan dengan perkembangan polotiknya.
Disamping itu banyak berdiri akademi, sekolah tinggi dan sekolah biasa yang memenuhi kota itu. Perguruan Nizhamiyyah, didirikan oleh Nizham Al-mulk, Perguruan Mustanshiriyah, didirikan 2 abad kemudian oleh Khalifah Mustanshir Billah. Dalam bodang sastra, kota Bghdad terkenal dengan hasil karya yang indah dan digemari orang. Alf Lailah wa Lailah, atau kisah seribu satu malam. Dikota ini lahir pula al-Khawarizm (ahli astronomi dan matematika, penemu ilmu aljabar), al-Kindi (filosof Arab pertama), al-Razi (Filosof, ahli Fisika dan kedokteran), al-Farabi (filosof terbesar dan dijuluki dengan al-mu’allim al-Tsani, guru kedua setelah aristoteles), tiga pendiri madzhab hokum Islam (Abu Hanifah, Syafi’I, dan Ahmad Ibn Hambal), Al-Ghazali (Filosof, teolog, dan sufi besar dalam Islam yang dijuluki denagn Hujjah al-Islam), Abd Al-Qadir Al-Jilani (pendiri tarekat qadiriyah), Ibn Muqaffa’ (sastraawn besar), dan lain-lain. Dalam bidang ekonomi, perkembangannya sejalan dengan perkembangan polotiknya.
Pada masa Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun, perdagangan dan
industri berkembang pesat. Didukung oleh tiga buah pelabuhan yang ramai
dikunjungi para khalifah dagang internasional (Cina, India, Asia tengah, Syria,
Persia, Mesir, dan negeri Afrika lainnya) Baghdad mendapat julukan Benteng
Kesucian. Disinilah istirahatnya Imam Musa Al-Kazhim (imam ketujuh Syiah), Abu
hanifah (pendiri mazhab Fiqh Hanafi), Syaikh Junaid, Syibli, dan Abdul Kadir
Jailani (pemimpin-pemimpin kaum Sufi). Kota ini juga muncul sebagai kota
terindah dan termegah didunia pada saat itu, sebelum dihancurlkan oleh tentara
Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan tahun 1258 M. mereka menghancurkan
perpustakaan yang merupakan gudang ilmu. Pada tahun 1400 M, kota ini diserang
pula oleh pasukan Timur Lenk, dan tahun 1508 M oleh tentara kerajaan safawi.
Kota Baghdad sekarang tidak mencerminkan kemajuan Baghdad lama.
B. Kairo (Mesir)
Kota kairo dibangun pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969 M oleh
panglima perang dinasti fathimiah yang beraliran syiah, Jawhar Al-Siqili, atas
perintah Khalifah Fathimiah, Al-Mu’izz Lidinillah (953-975 M), sebagai kota
kerajaan dinasti tersebut. Wilayah kekuasaannya meliputi Afrika utara, Sucilia
dan Syria. Berdirinya kota Kairo sebagai ibu kota kerajaan membuat Baghdad
mendapat saingan. Kemudian, Al-Siqili mendirikan mesjid Al-azhar, 17 Ramadhan
359 H. Mesjid ini berkembang menjadi sebuah Universitas besar yang sampai
sekarang masih berdiri megah. Kota ini mengalami tiga masa kejayaan, yaitu pada
masa dinasti Fathimiah, di masa Shalah Al-Din Al-Ayyubi dan dibawah Baybars dan
Al-Nashir pada masa dinasti Mamalik. Selama pemerintahan Muizz seni dan ilmu
mengalami kemajuan besar. Al-Muizz melaksanakan tiga kebijakan besar, yaitu
pembaharuan dalam bidang administrasi, pembangunan ekonomi, dan toleransi
beragama (juga aliran). Dalam bidang administrasi, ia mengangkat wazir
(menteri) untuk melaksanakan tugas kenegaraan. Dalam bidang ekonomi, ia memberi
gaji khusus kepada tentara, personalia istana, dan pejabat pemerintahan
lainnya.
Dalam bidang agama, diadakan empat lembaga peradilan, dua
untuk mazhab Syiah dan dua untuk mazhab Sunni. Pada masa Al-Aziz Billah dan
Hakim Biamirillah, terdapat seorang mahaguru bernama Ibn Yunus yang menemukan
pendulum dan ukuran eaktu dengan ayunannya. Karyanya Zij al-Akbar al-Hakim
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Dia meninggal pada tahun 1009 M dan
penemuan-penemuannya diteruskan oleh Ibn Al-nabdi (1040) dan Hasan Ibn Haitham,
seorang astronom dan ahli optika. Pada
masa pemerintahan Al-Hakim (996-1021 M), didirikan bait al-Hikmah. Dilembaga
ini banyak buku-buku. Lembaga ini juga merupakan pusat pengkajian astronomi,
kedokteran dan ajaran-ajaran Islam terutama Syiah. Ketika jayanya, di Kairo
terdapat lebih kurang 20.000 toko milik khalifah, penuh dengan barang-barang
dari dalam dan luar negeri. Khafilah-khafialah, tempat-tempat pemandian, dan
sarana umum lainnya banyak didirikan penguasa. Istana khalifah dihuni oleh
30.000 orang, 12.000 diantaranya adalah pembantu, 1000 pengawal berkuda.
Dinasti Fathimiah ditumbangkan oleh dinasti Ayyubiah yang
didirikan oleh Shalah Al-Din, seorang pahlawan Islam yang terkenal pada perang
salib. Ia tetap mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh
Fathimiah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari Syiah kepada Sunni. Ia
juga mndirikan lembaga-lembaga ilmiah baru, terutama mesjid yang dilengkapi
dengantempat belajar teologi dan hokum. Karya-karya yang muncul pada saat itu
dan sesudahnya adalah kamus biografi, compendium sejarah, manual hukum dan
komentar-komentar teologi. Ilmu kedokteran diajarkan dirumah-rumah sakit.
Prestasi yang lain adalah didirikannya sebuah rumah sakit bagi ornag yang cacat
pikiran. Setelah itu kekuasaan diambil alih oleh dinasti Mamamik. Dinasti ini
mampu mempertahankan pusat kekuasaannya dari serangan bengsa Mongol dan
mengalahkannya di Ayn Jalut dibawah pimpinan Baybars. Baybars dapat dikatakan
sebagai pendiri dinasti ini. Ia juga pahlawan Islam pada saat perang salib.
Pada masa itu, Kairo menjadi satu-satuya pusat peradaban Islam yang selamat
dari serangan Mongol. Oleh karenanya, Kairo menjadi pusat peradaban dan
kebudayaan Islam terpenting. Pada tahun 1261 M mengundang keturunan Abbasiah
untuk melanjutkan Khalifahnya di Kairo. Kemudian banyak bangunan didirikan
dengan arsitektur yang indah. Namun pada tahun 1517 M, dinasti Mamalik
dikalahkan oleh kerajaan Usmani yang berpusat di Turki dan sejak itu Kairo
hanya menjadi ibu kota provinsi dari kerajaan Usmani tersebut.
C. Ishafan (Persia)
Isfahan ialah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu
kota kerajaan Safawi.Ardasir, raja Persia pernah membangun irigasi untuk
pengaturan air dari sungai Zandah, bernama Zirrin Rod, berarti sungai emas.
Hingga sekarang perekonomian negeri ini sangat bergantung kepada pertanian
kapas, candu, dan tembakau. Kota ini, sebelum barada dibawah kerajaan Safawi,
sudah beberapa kali mengalami pergantian penguasa: Diansti Samani tahun 301 H, kemudian
direbut oleh Mardawij tahun 316 H dan memerdekakan diri dari kekuasaan Baghdad.
Setelah itu jatuh ketangan penguasa Bani Buwaih dan pada tahun 421 H direbut
oleh Mahmud Al-Ghaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiah. Dari penguasa Ghaznawiah
ini, Isfahan lepas ketangan penguasa Saljuk dan dijadikan sebagai tempat
tinggal sultan Maliksyah.
Pada tahun 625 H, terjadi pertempuran disini, ketika
tentara-tentara Mongol menyerbu negeri-negeri Islam dan menjadikan Isfahan
sebagai salah satu bagian dari wilayah kekuasaan Mongol itu. Ketika Timur Lenk
menyerbu negeri-negeri Islam, kota ini ikut jatuh ketangannya tahun 790 H dan
sekitar 7000 orang penduduknya terbunuh.
Setelah itu kota ini dikuasai oleh kerajaan Usmani tahun 955
H dan pada tahun 1134 H, terjadi pertempuran antara Husein Syah, Raja Safawi
dengan Mahmud Al-Afgani, yang mengakhiri riwayat kerajaan Safawi sendiri. Pada
tahun 1141 H, kota ini berada dibawah kekuasaan Nadir Syah. Ketika raja Safawi
, Abbas I menjadikan Isafan sebagai ibu kota kerajaannya, kota ini menjadi kota
luas dan ramai dengan penduduk. Masjid Syah yang masih ada sampai sekarang yang
didirikan oleh Abbas I, merupakan salah stu mesjid terindah di dunia. Pintunya
dilapisi dengan perak. Di samping itu, ada lapangan dan tanaman yang terawat
baik dan menawan.
D. Istanbul (Turki)
Istanbul adalah ibu kota kerajaan Turki Usmani yang
sebelumnya merupakan ibu kota kerajaan Romawi Timur, yang bernama
Konstantinopel. Jauh sebelum Turki Usmani dibawah sultan Muhammad Al-Fatih
berhasil menaklukan Konstantinopel, para pemimpin Islam sejak zaman Al-Khalifah
Al-Rasyidah, kemudian khalifah bani Umayah dan Khalifah bani Abbas berusaha
kearah itu. Namun, baru pada masa kerajaan Turki Usmani usaha itu berhasil.
Setelah Muhammad Al-Fatih menjadikan Istanbul sebagai Ibu kota kerajaan Turki
Usmani, ia melakukan penataan hal-ihwal orang Kristen Yunani (Romawi). Dalam
penataan tersebut ia tetap memberikan kebebasan tehadap pihak gereja, seperti
yang dilakukan para pendahulunya dan mengakui agama lain sesuai dengan ajaran
Islam yang menghormati keyakinan suatu agama. Sultan memberi kebebasan kepada
penganut agama Kristen, misalnya untuk memilih dan menentukan agamanya.
Penduduk Istanbul memang heterogen dalam bidang agama. Menurut sensus tahun
1477 adalah sebagai berikut: Muslim 8951 rumah tangga (60%), penganut Kristen
Ortodoks (Yunani) 3151 rumah tangga (21,5%), Yahudi 1647 rumah tangga (11%),
dan lain-lain 1054 rumah tangga (7.5%).
Kehidupan keagamaan merupakan bagian terpenting dalam system
sosial dan politik Turki Usmani. Pihak penguasa sangat terikat dengan syariat
islam. Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam kehidupan rnegara dan masyarakat
usmani. Mufti sebagai pejabat tinggi agama, berwenang menyampaikan fatea resmi
mengenai problematika keagamaan. Tanpa legitimasi mufti, keputusan hokum
kerajaan tidak bisa berjalan. Ilmu pengetahuan seperti fiqh, tafsir, kalam dan
lain-lain, tidak mengalami perkembangan. Kebanyakan penguasa usmani cenderung
bersikap taqlid dan fanatic terhadap satu madzhab dan menentang madzhab-madzhab
lainnya.
Kerajaan Turki Usmani dengan ibu kota Istanbul itu menjadi
sebuah Negara adi daya pada masa jayanya. Wilayah kekuasaannya meliputi
sebagian besar Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Sebagai sebuah
kerajaan Islam terbesar pada saat itu, maka raja-rajanya juga memakai gelat
khalifah. Istana khalifah terletak di kota ini. Sebagai ibu kota, disinilah
tempat berkembangnya kebudayaan Turki yang merupakan perpaduan bermacam-macam
kebudayaan. Mereka banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa
Persia. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan, kebudayaan Bizantium banyak
mempengaruhi kerajaan Turki Usmani ini. Kemudian sejak mereka pertama kali
masuk Islam, Arab sudah menjadi guru mereka dalam bidang agama, ilmu,
prinsip-prinsip kemasyarakatan, dan hokum. Huruf Arab dijadikan huruf resmi
kerajaan. Kekuasaan tertinggi memang berada di tangan sultan, tetapi roda
pemerintahan dijalankan oleh Shadr Al-A’zham (perdana menteri) yang
berkedudukan di ibu kota. Jabatan-jabatan penting, termasuk perdana menteri,
seringkali justru diserahkan kepada orang-orang asal Eropa, dengan syarat
menyatakan diri secara formal masuk Islam. Dalam bidang arsitektur,
masjid-masjid yang dibangun disana membuktikan kemajuannya. Gereja Aya Sophia,
setelah penaklukan diubah menjadi sebuah masjid agung yang terpenting di
Istanbul. Masjid-masjid yang penting lainnya adalah Masjid Agung Al-Muhhamadi,
Masjid Abu Ayyub Al-Anshari, Masjib Bayazid dengan gaya Persia, dan masjid
Sulaiman Al-Qanuni. Di samping masjid, para sultan juga mendirikan
istana-istana dan villa yang megah, sekolah, asrama, rumah sakit, panti asuhan,
penginapan, pemandian umum, pusat-pusat tarekat, dan sebagainya.
E. Delhi (India)
Delhi adalah ibu kota kerajaan-kerajaaan Islam di India
sejak tahun 608 H sampai kerajaan Mughal runtuh oleh Inggris tahun 1858. Delhi
juga menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam di India. Sebelum Islam
masuk, Delhi berada di bawah kekuasaan keturunan Johan rajput. Tahun 589 H kota
ini ditaklukkan oleh Qutb Al-Din Aybak dan tahun 602 H ini dijadikan ibu kota
kerajaan tersendiri olehnya. Dinasti Mamluk ini berkuasa sampai tahun 689 H,
kemudian diganti oleh dinasti Khalji (1296-1316 M), setelah itu dinasti Tughlug
(1320-1413 M). dengan Raja Babur sebagai raja Mughal yang pertama, yang merebut Delhi dari tangan dinasti Lodi.
Seni Arsitektur merupakan bidang yang mencapai kemajuan
terbesar kerajaan Mughal. Sejumlah bangunan peninggalan Mughal yang sangat
indah dan mengagumkan masih dapat kita saksikan hingga sekarang. Misalnya, Istana
Fatpur Sikri di Sikri, Vila dan sejumlah masjid Indah yang dibangun, serta
Taj Mahal di Agra yang dibangun Oleh Syeh Jehan, serta masjid Agung dan istana
di Lahore.
Sedangkan pada Dinasti Mamluk mendirikan sebuah menara
setinggi 257 kaki (Qutb Manar) dan sebuah Masjid bernama “Qutb Al-Islam. Mamluk
juga memperluas tembok kota Hindu (kil’a Ray Pithora). Dinasti Khalji
memperluas benteng Lalkot yang lama dengan maksud mempertahankan kota dari
serangan bangsa Mongol. Dinasti ini juga mendirikan sebuah istana megah
tersendiri. Sementara itu, raja pertama dinasti Thuglug mendirikan
Tughlughabad, sekitar 8 km di sebelah timur Kil’a Ray Pithora, yang kemudian
dijadikan sebagai pusat pemerintahan tahun 720 H. Muhammad ibn Tughlug juga
melaksanakan sebuah proyek raksasa, yaitu mendirikan Adilabad yang kemudian
dikenal dengan kota Jahanpanah. Hal yang sama dilakukan Fairuz Tughlugh dengan
mendirikan kota Fairuzabad yang kemudian dikenal dengan Syahjahanabad. Setelah
Delhi Delhi dihancurkan oleh tentara timur Lenk, kekuasaan raja-raja yang
berkedudukan di Delhi merosot tajam. Delhi baru menjadi ibu kota kerajaan
Mughal pada masa Humayun (1530-1556), seorang raja yang cinta ilmu. Dia wafat
saat terjatuh di tangga perpustakaannya di Panah. Raja Mughal lainnya, Syah
Jehan (1628-1658M) mendirikan kota Syahjahanabad. Delhi Islam yang dapat
disaksikan sekarang adalah Delhi yang hanya dibangun oleh kerajaan Mughal.
F.
Andalus
(Spanyol)
Di Spanyol anyak kota-kota Islam yang Mashyur dan menjadi
pusat peradaban Islam:Sevilla, Kordova, Granada, Murcia, dan Toledo. Yang
terpenting diantaranya adalah Kordova dan Granada.
1. Cordova
Sebelum Spanyol ditaklukan oleh tentara Islam tahun 711 M,
Kordova adalah ibu kota kerajaan Kristen Visigoth, sebelum dipindahkan ke
Toledoi. Dibawah pemerintahan Visigoth, Kordova yang sebelumnya makmur menjadi
mundur. Kemakmurannya bangkit kembali di masa kekuasaan Islam. Pada tahun 756
M, kota ini menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol,
setelah Bani Umayyah di Damaskus jatuh ke tangan Bani Abbas tahun 750 M. Penguasa Bani Umayyah pertama Spanyol adalah
Abn Al-Rahman Al-Dakhil. Kekuasaan bani Umayyah di Andalus ini berlangsung dari
tahun 756 M-1031 M.
Sebagai ibu kota pemerintahan, Kordova di masa Bani umayah
mengalami perkembangan pesat. Banyak bangunan baru yang didirikan, seperti
istana dan masjid-masjid.Kota ini juga diperluas, membangun sebuah jembatan
berarsitektur islam dalam gaya Romawi, dan lain-lain. Perkembangan kota ini
mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Abd Al-Rahman Al-nashir di
pertengahan abad ke10 M.Pada masa Islam, Kordova terkenal juga sebagai pusat
kerajinan barang-barang dari perak, sulaman-sulaman, dari sutera dan kulit.
Pada tahun 1236 M, Kordova direbut oleh tentara Kristen di bawah pimpinan Ferdinand
III dari Castilla. Setelah itu, supremasi Islam di Spanyol mulai mengalami
kemunduran. Pada masa pemerintahan Bani Ummayah di Spanyol, Kordova mnejadi
pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini berdiri Universitas Cordova, perpustakaan
besar yang mempunyai koleksi kira-kira 400.000 judul buku. Hal tersebut tak
terlepas dari Abd Al-rahman Al-Nashir dan anaknya Al-Al-HAkam. Pada masanyalah
tercapai apa yang dinamakan masa keemasan ilmu pengetahuan dan sastra di
Spanyol Islam. Zaman emasnya kesusastraan dan Ilmu di Spanyol terjadi ketika
daerah ini dibawah pemerintahan Hakam Al-Mustansir Billah yang meninggal tahun
976 M. Pada masa jayanya, di Kordova terdapat 491 masjid dan 900 pemandian
umum. Karena air di Kota ini tak dapat diminum, penguasa Muslim mendirikan saluran
air dari pegunungan yang panjangnya 80 km.
2. Granada
Kota ini berada dibawah kekuasaan Islam hamper bersamaan
dengan kota-kota lain di Spanyol yang ditaklukan oleh tentara Bani Umayyah di
bawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair tahun 711 M. Pada masa
pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol, kota ini disebut Andalusia Atas. Pada
masa itu, Granada mengalami perkembangan pesat.
Setelah Bani Umayyah mengalami kemunduran, tahun 1031 M,
dalam jangka 60 tahun, Granada diperintah oleh dinasti Zirids. Setelah itu,
Granada jatuh kebawah pemerintahan Al-Mubarithun, sebuah dinasti barbar di
Afrika Utara pada tahun 1090-111149 M.
Pada abad ke12, Granada menjadi Kota terbesar kelima di
Spanyol. Sejak abad ke13, Granada diperintah oleh dinasti Nasrid selama lebih
kurang 250 tahun. Pada masa itulah dibangun istana megah (Al-Hambra). Istana
ini dibangun oleh arsitek-arsitek Muslim pada tahun 1238 M dan terus
dikembangkan sampai tahun 1358 M. Istana ini terletak di sebelah Timur
Al-Kajaba, sebuah benteng tentara Islam. Granada terkenal dengan tembok dan 20
menara mengitarinya. Pada masa pemerintahan Muhammad V (1354-1391 M), Granada
mencapai puncak kejayaannya, baik dalam bidang arsitektur maupun dalam bidang
politik. Pada tahun 1492, kota ini jatuh ke tangan penguasa Kristen, raja
Ferdinand dan Issabela. Selanjutnay, tahun 1610 M orang-orang Islam diusir dari
kota ini oleh penguasa Kristen.
G.
Samarkand
dan Bukhara (Transoxania)
Kota ini beberapa kali diduduki oleh Iskandar ketika ia dan
pasukannya berperang melawan Spitamenes. Tapi menurut bangsa Arab, Iskandarlah
yang mendirikan kota itu.Setelah tahun 323 M, kota ini menjadi bagian dari
sebuah kekuasaan yang berpusat di Bactria. Setelah itu, disana berdiri kerajaan
Graeco-Bactrion (Bactria Yunani) pada masa Anthiochus II Theos. Sejak itu,
hubungan politik dan ekonomi antara Samarkand dengan Persia dan Cina terputus,
meskipun dalam bidang budaya masih berlanjut. Dilihat dari bangunan-bangunan
kuno, pengaruh Persia sudah lama tertanam disana. Pengaruh Cina juga besar.
Sebelum Islam datang disana sudah terdapat tempat ibadah agama Budha.
Usaha-usaha Islam dalam ekspansi ke negeri ini selalu gagal, kecuali setelah
Qutaibah ibn Muslim ditunjuk sebagai gubernur Khurasan. Ketika itu Samrkand
diperintah oleh Tharkhun. Pada tahun 91 H ia mengadakan perjanjian damai dengan
Qutaibah dan berjanji untuk membayar Jizyah (pajak) kepada pemerintah Islam di
Damaskus, dibawah dinasti Bani umayyah. Namun penduduk negeri itu marah kepada
Tarkhun dan menurunkannya dari kekuasaannya. Posisinya diganti oleh Ikhsyiz
Ghurik. Qutaibah berjasil memaksa Ikhsyiz untuk menerima perjanjian itu pada
tahun 93 H setelah ia dan pasukannya mengepung kota dalam waktu yang cukup
panjang. Sejak itu, Samarkand dan Bukhara menjadi batu loncatan untuk melancarkan
ekspansi lebih luas di negeri Transoxiana.
Pada tahun 204 H, Al-Ma’mun , khalifah dari Bani Abbas di
Baghdad menyerahkan semua urusan pemerintahan negeri Transoxiana, khususnya
Samarkand dan Bukhara kepada keluarga Asad ibn Saman. Sejk itu, dua kota ini
berada di bawah kekuasaan dinasti Samaniah. Samarkand menjadi daerah yang
sangat makmur dan sejahtera. Ia menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan Islam.
Penghasilan utama kota Samarkand adalah kertas Samarkand yang terkenal.
Sedangkan kota Bukhara terkenal dengan perdagangan dan industri tenunnya. Di
Samarkand terdapat makam terkenal, yaitu makam Qasim ibn Abbas (pembawa agama
Islam ke negeri ini pada masa Khlaifah Usman bin Affan). Sedangkan di Bukhara
terdapat makam Baha’ Al-Din Al-Naqsyabandi. Bukhara juga dikenal sebagai pusat
ilmu-ilmu keagamaan Islam. Setelah dinasti Samaniah runtuh, Samrkand dan
Bukhara jatuh ke tangan dinasti Seljuk Sanjar tahun 495 H. tapi pada tahun 536
H kota ini direbut oleh dinasti Khawarizmsyah. Pada tahun 606 H, dua kota ini
dikepung oleh Jengis Khan, yaitu pada tahun 616 H, setahun kemudian, kota
Samarkand, setelah sebagian penduduk dibunuh dan bangunan dihancurkan, penduduk
yang lain diperkenankan tinggal di sana di bawah kekuasaan Mongol. Selama
seratus lima puluh tahun berikutnya sejarah kota ini sangat menyedihkan.
Kebangkitan kembali terjadi mulai tahun 771 H, pada masa pemerintahan Timur Lenk, penguasa tertinggi di Transoxiana. Timur Lenk menjadikan Samarkand sebagai ibu kota pemerintahannya. Kota ini diperindah oleh Ulugh Bek (857 H), cucu Timur Lenk, dengan mendirikan sebuah istana yang sangat megah. Di pihak lain, Bukhara, secara politik, menjadi sebuah kota yang tak berarti. Tahun 906 H, dua kota ini jatuh ke tangan Syaibani, raja Uzbek. Setelah ia wafat, direbutoleh Babur, raja Mughal di India dan daerah Transoxiana kembali dikuasai oleh orang-orang Uzbekistan. Pada tahun 1917 M, Uni Soviet berdiri dan Uzbekistan yang didalamnya terdapat Samarkand dan Bukhara menjadi bagian dari Uni Soviet. Penduduknya kemudian menganut ideology Komunis. Sejak tahun 1992 M, Uzbekistan menjadi Negara muslim merdeka, karena Uni Soviet bubar dengan sendirinya.
Kebangkitan kembali terjadi mulai tahun 771 H, pada masa pemerintahan Timur Lenk, penguasa tertinggi di Transoxiana. Timur Lenk menjadikan Samarkand sebagai ibu kota pemerintahannya. Kota ini diperindah oleh Ulugh Bek (857 H), cucu Timur Lenk, dengan mendirikan sebuah istana yang sangat megah. Di pihak lain, Bukhara, secara politik, menjadi sebuah kota yang tak berarti. Tahun 906 H, dua kota ini jatuh ke tangan Syaibani, raja Uzbek. Setelah ia wafat, direbutoleh Babur, raja Mughal di India dan daerah Transoxiana kembali dikuasai oleh orang-orang Uzbekistan. Pada tahun 1917 M, Uni Soviet berdiri dan Uzbekistan yang didalamnya terdapat Samarkand dan Bukhara menjadi bagian dari Uni Soviet. Penduduknya kemudian menganut ideology Komunis. Sejak tahun 1992 M, Uzbekistan menjadi Negara muslim merdeka, karena Uni Soviet bubar dengan sendirinya.