Makalah Manajemen Dan Layout Produksi (BAB II)


PEMBAHASAN

      A.    Manajemen Poduksi
Tahapan penting yang dipelajari dalam proses persiapan dan perencanaan adalah memahami konsep produksi. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses,kita perlu mengetahui apakah bisnis kita berkarakter proses produksi atau menjual barang saja atau mungkin 100% bisnis jasa. Seorang wirausahawan harus mengetahui dan memahamiproses produksi karena proses produksi adalah dapur dan bisnisnya yang menghasilkan,memengaruhi,dan melandasi proses sebuah bisnis dalam menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas. (Hendro, 2011:333)
Apabila bisnis kita berkarakteristik produksi,maka proses produksi adalah proses yang tidak boleh terhenti oleh kendala apapun dan harus berorientasi kualitas. Terhentinya proses produksi berarti terhentinya kegiatan-kegiatan lainnya seperti pembelian, pemasaran, penjualan, keuangan, dan pengiriman. Untuk itu seorang wirausahawan perlu mempelajari konsep dan manajemen produksi serta mempelajari cara mengelola persediaan. (etc:333)
Menurut (Hendro, 2011:334),kita perlu mengenal aspek-aspek penting dalam proses produksi, aspek-aspek penting itu adalah sebagai berikut:
1.             Produksi,merupakan kegiatan atau proses yang menimbulkan manfaat atau penciptaan manfaat baru. Contoh ,dari kayu menjadi kursi,meja,atau lemari,dan lain-lain.
2.        Produk, merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang dan dapat disentuh, dilihat, dirasakan, dan dimanfaatkan. Contoh: roti, tas, ban, mobil, motol, dan lain-lain.
3.       Produsen, merupakan perusahaan baik yang bersifat individu, badan hukum yang memproduksi suatu barang. Contoh: pabrik, restoran, dan lain-lain.
4.           Produktivitas, merupakan suatu perbandingan atas hasil dari kegiatan tersebut. Misalkan produktivitas karyawan naik diindikasikan oleh jumlah produksi yang mengalami kenaikan.
5.          Sistem produksi,merupakan rabgaian, batasan, kebijakan, dan beberapa elemen yang saling berhubungan serta saling menunjang antara satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan produksi.
6.          Perencanaan produksi, merupakan perencanaan dari mulai persiapan, proses, hingga produksi telah selesai untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan target yang ditentukan. Contoh perencanaan dan pengendalian persediaan.
7.           Perencanaan produk, mengenai apa, berapa, jenis, dan bagaimana suatu barang yang dapat dan akan diproduksi oleh suatu perusahaan.
8.           Urutan proses produksi,dalam proses produksi dapat dikatakan bahwa setiap produk, proses produksi, dan perencanaannya membutuhkan penyelesaian pekerjan yang berbeda, baik dari jenis bahan bakunya, sampai dengan produk jadinya. Pola dan urutan proses produksi suatu produk dari bahan baku menjadi barang jadi disebut urutan proses produksi.
9.           Schedule produksi, dengan adanya skedul produksi para karyawan dapat mengetahui dengan pasti tentang apa yang harus segera dikerjakan dan diselesaikan terlebih dahulu serta proses mana yang kritis dan pekerjaan yang tertinggal dari target produksi.
10.         Order pabrik, sebuah pekerjaan membutuhkan sebuah perintah untuk dikerjakan pada atau bagian tertentu untuk membuat sebuah produk agar segera diproses dan  diproduksi disebut order pabrik.
Kita sudah mengetahui bahwa manajemen itu merupakan proses awal perencanaan pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan pengendalian proses pekerjaan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Oleh sebab itu,jika manajemen produksi berarti tujuan organisasi, maka tujuan organisasi yang ingin dicapai adalah tujuan produksi. Manajemen produksi terdiri dari :
a.                Perencanaan proses produksi dan perencanaan produk.
b.                Pengorganisasian proses produksi, karyawan, material, dan sumber dayanya.
c.        Pengarahan terhadap perilaku produksi untuk mengerjakan tahapan-tahapan skedul dan prosesproduksi sesuai dengan standar atau sistem produksi yang telah ditentukan oleh perusahaan.
d.          Pengkoordinasian seluruh pelaku produksi, baik antar bagian atau masing-masing pihak secara baik untuk mewujudkan perencanaan produk dan produksibisa berjalan dengan baik dan tepat waktu.
e.        Pengendalian semua kegiatan produksi membutuhkan pengendalian bukan sekadar pengawasan pelaksanaan sebuah kegiatan produksi melainkan juga pengumpulan data sebagai masukan, perbaikan, dan perencanaan kembali di masa mendatang.
Menurut (Hendro,2011:335-336),ruang lingkup manajemen produksi terdiri dari tiga hal utama, yaitu:
1.               Perencanaan sistem produksi
Dalam halini membahas dan merencanakan hal-hal sebagai berikut:
a.         Perencanaan produk.
b.        Perencanaan lokasi.
c.         Perencanaan fasilitas produksi.
d.        Perencanaan lingkungan kerja.
e.         Perencanaan standar produksi
2.               Sistem pengendalian mutu produksi
Dalam hal ini membahas hal-hal sebagai berikut:
a.         Pengendalian proses produksi.
b.        Pengendalian bahan baku (dari barang diterima, disimpan, dan diproduksi)
c.         Pengendalian tenaga kerja (keterampilan, pengetahuan, dan keahlian)
d.        Pengendalian biaya produksi (biaya tenaga kerja, overhead, dll)
e.         Pengendalian hasil produksi dan pengemasannya.
f.         Pengendalian produk, alat, mesin, dan lingkungan.
g.        Pengendalian produk gagal.
3.               Sistem informasi produksi
Sistem ini tidak berdirisendiri tetapi terkait aspek-aspek lainnya,yaitu:
a.         Struktur organisasi
Jalur komunikasi, pertanggung jawaban, jalur komando, dan pelaporan yang dibuat dalam nada dalam struktur organisasi. Untuk itu sistem informasi produk masuk dalam sistem perencanaan informasi organisasi.
b.        Jenis produksi apakah atas dasar pesanan
Sistem informasi produksi bisa dibuat berdasarkan sistem produksi atas dasar pesanan khusus dari pelanggan atau by order. Contoh pemesanan kendaraan roda 4 dengan merk “x” maka sistem informasi produksi yang sebelumnya mengerjakan merk lainnya segera diubah menjadi pengerjaan mobil “x”. seluruh bagian harus mengetahui cara, metode, SOP (Standard Operating Procedure), konsep, dan lain-lain. Untuk itu, perlu dirancang sistem informasi produksinya secara akurat dan baik.
c.         Produksi untuk pasar (konsep produk)
Sama halnya dengan produksi atas dasar pesanan, produksi untuk pasarini perlu merencanakan kebutuhan pasar tertentu yang akan dituangkan dalam strategi perusahaan. Sistem produksi ini bisa bersifat masal (mass production). Contoh, strategi perusahaan yang baru adalah memproduksi produk tertentu untuk segmen pasar anak muda di wilayah tertentu.

      B.     Layout
            Layout merupakan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat menentukan efesiensi produksi atau operasi. Perancangan layout berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia, dan lokasi.
            Menurut (Kasmir, 2006:135) untuk memperoleh layout yang baik, perusahaan perlu menentukan hal-hal berikut:
1.               Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan.
Mengetahui jumlah pekerja, mesin, dan peralatan yang dibutuhkan akan memudahkan kita mengetahui kapasitas yang dibutuhkan untuk menentukan layout dan penyediaan tempat atau ruangan untuk setiap komponen tersebut.
2.                Peralatan untuk menangani material atau bahan.
Maksud peralatan untuk menangani material atau bahan adalah alat yang digunakan dalam operasi perusahaan. Layout juga sangat tergantung pada jenis material atau bahan yang dipakai, misalnya Derek dan kereta untuk memindahkan bahan.
3.                Lingkungan dan estetika.
Keputusan layout juga harus didasarkan pada lingkungan dan estetika. Tujuannya adalah agar ada keleluasaan dan kenyamanan tempat kerja, seperti penentuan jendela dan sirkulasi udara ruang.
4.                Arus informasi.
Layout juga harus mempertimbangkan arus informasi. Pertimbangan terhadap cara untuk memindahkan informasi atau melakukan komunikasi perlu dibuat sebaik mungkin.
5.                Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda.
Pertimbangan disini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan pemindahan alat dan bahan.
Menurut (Kasmir,2006:136),pertimbangan penentuan layout secara umum didasarkan pada situasi sebagai berikut:
1.                Posisi Tetap.
Posisi layout jenis ini ditujukan pada proyek yang tidak mungkin memindahkan produknya karena ukuran, bentuk, atau hal-hal lain. Jadi, produk tetap berada di tempat,sedangkan peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi produk, contohnya gedung, pembuatan kapal.
2.                Orientasi Proses.
Layout jenis ini didasarkan pada proses produksi barang atau pelayanan jasa. Biasanya layout jenis ini dapat secara bersamaan menangani suatu produk atau jasa yang berbeda misalnya rumah sakit. Proses layout merupakan jenis layout dengan menmpatkan mesin-mesin atau peralatan yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama dalam suatu kelompok atau satu ruangan. Contohnya untuk industry tekstil semua mesin pemotong dikelompokkan dalam satu area atau semua mesin jahit dikelompokkan dalam satu area. Jenis layout ini biasanya untuk usaha job order (sesuai pesanan).
3.                Tata Letak Kantor.
Layout jenis ini berkaitan dengan layout posisi pekerja peralatan kerja, tempat yang digunakan untuk perpindahan informasi. Jika semua perpindahan informasi diselesaikan dengan telepon atau alat telekomunikasi, masalah layout akan sangat mudah, tetapi jika perpindahan orang dan dokumen dilakukan secara alamiah, layout perlu dipertimbangkan dengan matang.
4.                Tata Letak Gudang.
Layout ini lebih ditujukan pada efesiensi biaya penanganan gudang dan memaksimalkan pemanfaatan ruangan gudang. Tujuan layout ini adalah untuk memperoleh optimum trade off antara biaya penenganan dan ruang gudang.
5.                Tata Letak Produk.
Layout jenis ini mencari pemanfaatan personal dan mesin yang terbaik dalam produksi yang berulang-ulang dan berkelanjut atau kontinu. Biasanya layout ini cocok apabila proses produksinya telah distandardisasikan serta diproduksi dalam jumlah yang besar. Setiap produk akan melewati tahapan operasi yang sama dari awal sampai akhir. Contohnya, perakitan mobil atau sepeda motor.
Menurut (Kasmir, 2006:138), secara umum tujuan yang hendak dicapai dalam penentuan lokasi dan layout adalah:
1.              Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat,baik untuk lokasi pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
2.           Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi yang dipilih sehingga dapat memberikan efesiensi agar dapat menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan.
3.          Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan produksinya.
4.         Agar perusahaan dapat menentukan metode persediaan yang paling baik untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya. 
5.       Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan dimasa yang akan datang.
Description: Makalah Manajemen Dan Layout Produksi (BAB II)
Rating: 4.5
Reviewed by: Rumah Makalah
On: 21.44.00
TOP