Makalah Metode Penelitian Antropologi (BAB II)


Metode Penelitian Antropologi
BAB II
PEMBAHASAN

Jenis Penelitian
Secara umum, penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu;
      1.      Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar adalah penelitian terhadap sesuatu karena adanya perhatian dan keingintahuan pada hasil suatu aktivitas. Penelitian ini dikerjakan tanpa harus memikirkan ujung praktis. Penelitian dasar juga disebut sebagai penelitian murni. Penelitian murni tidak dibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari penemuan tersebut untuk khalayak umum. Perhatian utama dari penelitian ini adalah kesinambungan dan integritas dari ilmu dan filosofi. Penelitian murni tidak memikirkan ada tidaknya hubungan dengan kejadian-kejadian yang diperlukan masyarakat. Jalan pikiran peneliti bisa ke aman saja tanpa memikirkan sudut apa dan arah apa yang dituju dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian dasar dalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan maslah-masalah praktis walaupun tidak memberikan jawaban menyeluruh bagi setiap masalah. Penelitian dasar memecahkan masalah tanpa mempertimbangkan kehendak sosial atau ekonomi ataupun masyarakat.
      2.      Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah. Hasil penelitian ini bukan penemuan baru tapi aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Peneliti terapan akan merincikan penemuan penelitian dasar untuk keperluan praktis dalam bidang-bidang tertentu. Setiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapan memiliki keinginan agar hasil penelitiannya dapat digunakan dalam masyarakat. Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan kehendak masyarakat juga untuk memperbaiki praktik-praktik yang sudah ada. Hasil penelitian harus segera diumumkan agar tidak kadaluwarsa.
Menurut Nasir penelitian terapan dapat dilakukan dengan lima langkah. Kelima langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Suatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa kelemahannya.
b.      Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh dipilih untuk penelitian.
c.       Kelemahan yang dipilih dipecahkan dalam laboratorium.
d.   Setelah kelemahan dipecahkan kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian dapat dilakukan untuk diterapkan.
e.    Pemecahannya dipertahankan dan ditempatkan dalam satu kesatuan sehingga ia menjadi bagian permanen dari satu sistem.
Perbedaan penelitian dasar dan terapan dari segi penerapannya adalah penelitian dasar digunakan dalam jangka yang panjang. Sementara penelitian terapan penerapannya harus segera digunakan agar tidak kadaluwarsa.

Penelitian Ilmu Sosial vs Ilmu Alam
Ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu-ilmu alam merupakan suatu pengetahuan yang bersifat umum. Ilmu sosial adalah suatu proses yang terus-menerus mengadakan analisis dan memberikan interpretasi secara kritis terhadap fenomena sosial yang mempunyai hubungan. Ilmu sosial seperti halnya ilmu alam selalu dimulai dari satu premis bahwa semua gejala maupun keadaan dapat dipecahkan dan diterangkan walaupun sangat sulit. Ilmu sosial memiliki kerumitan pada interelasi antara fenomena dalam ilmu sosial itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa peneliti harus mempunyai keterampilan yang khas dan harus didukung oleh kerangka analitis dan teoritis yang agak berbeda dalam menganalisis sebab-musabab dibandingkan penelitian ilmu alam.
Pembeda dalam ilmu sosial dan ilmu alam bukan saja karena fenomena-fenomena yang ditangani ilmu sosial lebih kompleks dengan data non-eksak dan tidak dapat dikontrol, tetapi permasalahan dalam ilmu sosial lebih banyak karena orientasinya lebih luas daripada ilmu alam. Peneliti dalam ilmu alam merupakan pengamat yang imparsial di luar alam, meneliti proses alam dan mencoba menyempitkan prises tersebut ke dalam hubungan umum yang sederhana. Sebaliknya, peneliti ilmu sosial tidak dapat menjadikan dirinya sebagai pengamat yang imparsial. Peneliti ilmu sosial tidak dapat meneliti dan memperoleh pandangan tentang proses sosial itu sendiri. Perhatiannya atau penilaiannya tertuju pada pada tujuan akhir yang harus selalu berada di dalam proses sosial itu sendiri. Tujuan serta hasil penelitian akan digunakan untuk melayani keperluan masyarakat itu sendiri yang menjurus kepada modifikasi dari pengaturan-pengaturan sosial yang telah ada.
Fenomena-fenomena yang dihadapi ilmu sosial relatif lebih kompleks jika dibandingkan dengan fenomena yang dihadapi oleh ilmu alam. Perubahan yang terjadi pada obyek secara relatif dapat mengubah diri peneliti sendiri dalam waktu cepat, sedangkan perubahan-perubahan ini tidak punya pengaturan yang lebih nyata. Walaupun fenomena-fenomena ilmu alam lebih kompleks dan sulit diteliti, tetapi ilmu alam telah memiliki alat-alat yang ampuh dan metode yang telah teruji dalam memecahkan masalah dengan membagi fenomena menjadi bagian-bagian yang wajar untuk dipecahkan satu per satu.
Ilmu alam mempunyai umur lebih tua dibandingkan dengan ilmu sosial sehingga pengalaman peneliti ilmu alam sudah lebih mantap dan cukup trampil. Dengan kelahiran lebih awal, ilmu alam mempuyai unit pengukur yang lebih sempurna dibandingkan dengan unit pengukur dalam penelitian ilmu sosial. Metode kuantitatif telah lazim penggunaannya dalam ilmu alam.
Masalah lain yang dihadapi penelitian ilmu-ilmu sosial ialah ketidak-mungkinan melakukan eksperimentasi yang jelas terhadap fenomena-fenomena sosial. Penelitian ilmu sosial tidak memungkinkan melakukan percobaan dengan replikasi serta kontrol yang cukup terjamin ketepatannya. Dalam penelitian ilmu-ilmu alam variabel-variabel serta fenomena-fenomena dapat diatur dalam bentuk percobaan dan dapat dibandingkan dengan variabel kontrol secara akurat. Dengan adanya kontrol ini, efek-efek dengan perlakuan berlainan dapat ditentukan dengan presisi yang sangat tepat. Sementara itu, pengelompokkan dari fenomena sosial dalam perlakuan dan kontrol secara umum tidak dapat dilakukan kecuali untuk sebagian kecil cabang penelitian saja.
Kurangnya kemampuan prediksi dalam membuat ramalan terhadap masalah-masalah sosial merupakan kesulitan lain yang dihadapi oleh peneliti-peneliti ilmu sosial. setiap prediksi selalu terbentur dengan inferensi dari obyek-obyek penelitian sendiri sehingga memungkinkan terjadinya salah prediksi lebih besar. Prediksi dalam ilmu sosial lebih lanjut tidak setepat prediksi dalam ilmu alam.
Informasi yang diperoleh oleh peneliti ilmu sosial banyak disandarkan kepada daya ingat atau memori dari obyek dalam mencari fakta. Disebabkan faktor maka timbul lagi permasalahan dalam penelitian ilmu sosial tentang bagaimana cara mengurangi bias dari informasi yang diterima. Hal ini merupakan tambahan kerja yang membutuhkan kecermatan dari peneliti ilmu sosial yang jarang ditemui oleh peneliti di bidang ilmu alam.

Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penelitian secara umum terdiri atas dua penelitian yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar menekankan pada hasil berupa ilmu pengetahuan dan orientasinya yang tidak mempertimbangkan masyarakat di dalamnya. Penelitian terapan adalah penelitian yang hasilnya berupa aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada dan mempertimbangkan masyarakat di dalamnya.
Perbandingan penelitian ilmu alam dan penelitian ilmu sosial. Jika ilmu alam berumur lebih tua dan memiliki alat-alat serta metode yang teruji untuk memecahkan masalah sesulit dan sekompleks apapun itu. Penelitian ilmu alam menggunakan metode kuantitatif dan prediksinya cenderung lebih akurat. Dalam ilmu alam, peneliti sebagai pengamat yang imparsial. Sementara itu ilmu sosial memiliki variabel yang lebih kompleks dan sulit jika diukur dengan metode kuantitatif. Peneliti dalam ilmu sosial tidak bisa menjadi pengamat yang imparsial, dia harus berada di dalam obyek yang membuat proses dan fenomena sosial itu sendiri. Peneliti ilmu sosial susah mengadakan percobaan-percobaan dalam kerjanya sehingga pengelompokan-pengelompokan dengan perlakuan dan kontrol tidak mungkin dilakukan secara akurat.

Daftar Pustaka
Rohmad, Zaini. 2010. Pengantar Metodologi Penelitian. Surakarta; Islam Batik University Pers.
Description: Makalah Metode Penelitian Antropologi (BAB II)
Rating: 4.5
Reviewed by: Rumah Makalah
On: 23.17.00
TOP