Artikel Budaya Menyontek Di Kalangan Pelajar (Penutup)
ANALISIS MASALAH
Dalam
tulisan ini penulis ingin memaparkan kenapa perbuatan mencontek sering terjadi
dikalangan pelajar, apa dampaknya dan bagaimana mengatasinya.
Menurut
Alhadza (2004) dalam makalahnya mengenai masalah menyontek yang ia istilahkan
dengan cheating menyebarkan kuesioner dengan pertanyaan terbuka kepada sekitar
60 orang teman mahasiswa di PPS UNJ. Dari hasil kuisioner tersebut didapatkan
jawaban tentang alasan seseorang melakukan cheating dengan pengelompokan sebagai
berikut.
1. Karena terpengaruh setelah melihat orang lain melakukan
cheating meskipun pada awalnya tidak ada niat melakukannya.
2. Terpaksa membuka buku karena pertanyaan ujian terlalu
membuku (buku sentris) sehingga memaksa peserta ujian harus menghapal kata demi
kata dari buku teks.
3.
Merasa dosen/guru kurang adil dan diskriminatif dalam
pemberian nilai.
4.
Adanya peluang karena pengawasan yang tidak ketat.
5. Takut gagal. Yang bersangkutan tidak siap menghadapi
ujian tetapi tidak mau menundanya dan tidak mau gagal.
6.
Ingin mendapatkan nilai tinggi tetapi tidak bersedia
mengimbangi dengan belajar keras atau serius.
7.
Tidak percaya diri. Sebenarya yang bersangkutan sudah
belajar teratur tetapi ada kekhawatiran akan lupa lalu akan menimbulkan
kefatalan, sehingga perlu diantisipasi dengan membawa catatan kecil.
8. Terlalu cemas menghadapi ujian sehingga hilang ingatan
sama sekali lalu terpaksa buka buku atau bertanya kepada teman yang duduk
berdekatan.
9. Merasa sudah sulit menghafal atau mengingat karena
faktor usia, sementara soal yang dibuat penguji sangat menekankan kepada
kemampuan mengingat.
10. Mencari
jalan pintas dengan pertimbangan daripada mempelajari sesuatu yang belum tentu
keluar lebih baik mencari bocoran soal.
11. Menganggap
sistem penilaian tidak objektif, sehingga pendekatan pribadi kepada dosen/guru
lebih efektif daripada belajar serius.
12. Penugasan
guru/dosen yang tidak rasional yang mengakibatkan siswa/mahasiswa terdesak
sehingga terpaksa menempuh segala macam cara.
13. Yakin
bahwa dosen/guru tidak akan memeriksa tugas yang diberikan berdasarkan
pengalaman sebelumnya sehingga bermaksud membalas dengan mengelabui dosen/guru
yang bersangkutan.
Dampak
yang timbul dari praktek menyontek yang secara terus menerus dilakukan akan
mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka:
peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya
nanti akan menjadi kandidat koruptor. (Poedjinoegroho, 2006)
Pengajaran
yang orientasinya siswa mampu menjawab soal dan bukan pada pengertian serta
pengembangan inovasi dan kreatifitas siswa akan menumbuhkan kebosanan,
kejenuhan, suasana monoton yang dapat berakibat stress. Sudah waktunya sistem
pendidikan kita bersifat two way communication antara guru/dosen dan siswa/mahasiswa.
Kelompok kerja makalah, presentasi, pembuatan alat peraga, studi lapangan
(misalnya ke pabrik salah satu orang tua siswa) kiranya lebih digiatkan
daripada menimbuni siswa/mahasiswa dengan soal-soal yang banyak tapi dikerjakan
dengan menyontek. (Widiawan,1995)
Jika
masalah mencontek ini masih saja dianggap sepele oleh semua orang, tidak akan
respon dan tanggapan dari guru, kepala sekolah, pengawas, dinas pendidkan para
pakar pendidikan dan pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, penulis pesimis
dunia pendidikan akan maju, kreatifitas siswa akan hilang yang tumbuh mungkin
orang-orang yang tidak jujur yang bekerja disemua sektor kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim, Drs.,M., MP., 2004, Psikologi
Pendidikan, Rosdakarya, Bandung