Artikel Kedudukan Ontologi, Epistomologi, Dan Aksiologi Dari Sudut Pandang Ilmu Fisika (BAB I)
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang diberi anugrah selalu berusaha
menemukan hal yang baru atau suka memperbaharui sesuatu yang sudah ada. Anugrah
yang sudah menjadi sifat atau kodrati ini membawa dunia pada dinamika peradaban
yang sangat dinamis dan pada gilirannya sebagai akselerasi kemajuan dan
perkembangan ilmu dan pengetahuan modern. Beberapa cara ditempuh untuk
memperoleh kemajuan dan perkembangan tersebut, diantaranya adalah menggunakan
rasio (rasionalis) dan juga menggunakan pengalaman (empiris).
Dalam mewujudkan usaha manusia sebagaimana yang dimaksud tersebut, terkadang melupakan hakikat
kebenaran yang sebenarnya. Kata “kebenaran” sendiri memiliki pemaknaan yang
berbeda-beda bagi tiap individu tergantung dari sudut pandangnya. “Kebenaran
itu adalah kenyataan”, tetapi bukanlah kenyataan (dos sollen) itu
tidak selalu yang seharusnya (dos sein) terjadi. Kenyataan
yang terjadi bisa saja berbentuk ketidakbenaran (keburukan). Jadi ada dua (2)
pengertian kebenaran, yaitu kebenaran yang berarti nyata-nyata terjadi di satu
pihak, dan kebenaran dalam arti lawan dari keburukan (ketidakbenaran) dan
inilah yang dialami oleh manusia.
Kebenaran menurut fisika klasik sejak lama sudah diakui
sebagai suatu kebenaran dan berdasarkan teori yang selalu berubah sebagai
bentuk berkembang, demikian pula hukum-hukum dasar yang pembuktiannya tak
diragukan lagi, dan postulat yang diakui kebenarannya tanpa harus dibuktikan
secara nyata hanya cukup ditunjukkan gejalanya dan inilah sumbangsi fisika
modern dalam memajukan ilmu dan teknologi sebagai dasar kemajuan peradaban,
termasuk didalamnya Chaos sebagai suatu fenomena atau gelora sains baru yang disajikan
secara terbatas sebagai bagian dari ilmu fisika, namun sengaja disinggung atau
diberi contoh keterkaitannya dengan cabang ilmu lain seperti kimia, geofisika
biologi, ekologi dan ekonomi, dengan maksud untuk memberikan gaya tarik.
Ilmuwan yang mendalami fisika chaos ini memadukan fisika klasik
sebagai kerangka berpikir sesuatu secara ilmiah, logis, dan realistis dan
fisika modern sebagai kerangka berpikir mempercayai teori dan postulat yang
tidak perlu pembuktian secara nyata dan empiris.
Namun demikian, antara kedua sudut pandang tersebut terdapat
keterkaitan yang signifikan. Jika pengetahuan fisika klasik dan pengetahuan fisika
modern terkonvergensi dan bergabung akan menimbulkan interaksi menakjubkan.
Interaksi ini pula yang melahirkan pengetahuan-pengetahuan populer dan
digunakan untuk kemajuan peradaban manusia hingga saat ini termasuk penemuan
phenomena chaos di era modern, sebagaimana fenomena anomali air (keanehan air pada proses pemuaian dan
pembekuan).Topik yang diangkat pada makalah ini masih
bersifat umum dan luas, dalam pembahasannya dibatasi pada konteks kedudukan Ontologi, Epistomologi, dan aksiologi
dari sudut pandang ilmu fisika.
BAB SELANJUTNYA KLIK DI SINI
BAB SELANJUTNYA KLIK DI SINI