Makalah Kerangka Pikir Dan Hipotesis Penelitian (BAB II)


PEMBAHASAN

      A.    Landasan teori
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun  secara sistematis. Ada tiga fungsi teori, yaitu: untuk 1). menjelaskan (explanation), 2). meramalkan (prediction), dan 3). pengendalian (control) suatu gejala.
Landasan teori adalah seperangkat defenisi, konsep, serta proposisi yang telah disusun dengan rapi serta sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, dalam sebuah penelitian akan dihasilkan sebuah teori baru yang valid serta solid.
Dalam sebuah penelitian, teori memiliki fungsi yang amat mendasar dalam pelaksanaan langkah-langkah serta proses penelitian. Apalagi pada penelitian kuantitatif, landasan teori bisa menjadi komponen penting yang dapat menentukan validitas serta keilmiahan penelitian. Pada penelitian kualitatif, landasan teori hanya bisa menjadi sebuah pertimbangan atau penentu apakah penelitian tersebut perlu dilakukan ataukah tidak.
Fungsi teori dalam kegiatan penelitian, menurut Sugiyono (2008) adalah yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi yang kedua, adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena hipotesis itu adalah pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya, fungsi yang ketiga adalah digunakan untuk membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya memecahkan masalah.
            1.      Cara membuat landasan teori
Pembuatan landasan yang baik dan benar dalam sebuah penelitian menjadi hal yang penting karena landasan teori ini menjadi sebuah podasi serta landasan dalam penelitian tersebut. Untuk dapat membuat sebuah landsan teori yang baik dan benar, lakukanlah beberapa langkah berikut.
a.       Tentukan nama variabel serta jumlahnya.
b.   Cari sumber bacaan, bisa berupa buku, ensiklopedia, laporan ilmiah, kamus, skripsi, disertasi, tesis, dan sumber lain yan sekiranya relevan dengan variabel yang akan diteliti.
c.       Pilih topik yang relevan dengan variabel penelitian dan dalam setiap daftar isi buku.
d.      Carilah definisi dari variabel-variabel yang akan diteliti dalam setiap sumber bacaan.
e.   Bacalah seluruh isi dari topic-topik yang relevan dengan variabel yang akan diteliti. Lakukanlah renungan,, analisis, serta rumusan dengan menggunakan bahasa sendiri tentang isi dari setiap sumber bacaan atau sumber data yang telah didapatkan.
f.       Deskripsikanlah setiap teori-teori yang telah dibaca dan dipelajari dari berbagai sumber dengan menggunakan bahasa sendiri. Sumber bacaan yang digunakan atau dikutip hedaknya dideskripsikan dengan mencantumkan sumbernya.
Menurut Sahay dan Walsham (1995), teori minimal mempunyai empat peran dalam penelitian. Pertama, teori dapat dijadikan sarana komunikasi antara peneliti dan praktisi. Kedua, teori dapat juga dijadikan sarana komunikasi antarpeneliti. Ketiga, teori berguna sebagai sarana akumulasi pengetahuan. Keempat, teori juga sebagai sarana untuk mendapatkan legitimasi dan perhatian dari disiplin lain. Etika ilmiah tidak membenarkan seseorang melakukan pencurian karya orang lain.
           2.      Cara mengutip karya atau sumber tertulis
a.     Kutipan Langsung
Kutipan langsung ada dua macam, yaitu :
1)    Kutipan langsung yang terdiri atas tidak lebih dari 3 baris tau tidak lebih dari 40 kata ditempatkan didalam paragraf sebagaimana baris yang lain, tetapi diapit oleh tanda petik dua (“…”) yang dimulai atau ditutup dengan identitas rujukan. Contoh :
Tolla (1996:89) menegaskan “Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain.” Cara yang lain adalah “Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain.” (Tolla, 1996:89).
2)   Kutipan langsung yang terdiri atas lebih dari 3 baris atau lebih dari 40 kata diketik dalam paragraf  tersendiri  dengan spasi tunggal yang didahului dan ditutup dengan tanda petik dua (“…”) dan dimulai pada ketukan ketujuh. Contoh :
“Perihal perbedaan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus diwarnai oleh aktivitas berbahasa secara dinamis dan kreatif. Keaktifan secara intelektual tanpa disertai dengan keaktifan verbal tidak dapat dikatakan CBSA dalam pengajaran bahasa karena hakikat bahasa adalah tuturan lisan yang kemudian dikembangkan menjadi aturan lisan dan tulisan. Oleh karena itu, CBSA dalam pengajaran bahasa harus dimuati dengan kreativitas berbahasa sehingga nama yang paling tepat adalah CBSA Komunikatif.”
b.     Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung umumnya tampil bervariasi; bergantung kepada gaya bahasa penulis. Setiap penulis mempunyai cara sendiri-sendiri mengungkapkan kembali ide atau konsep orang lain didalam tulisannya. Ada penulis yang memberi komentar lebih panjang, tetapi ada yang menyatakannya dengan singkat. Kutipan tidak langsung tidak perlu disertai dengan halaman buku sumber, cukup dengan mencantumkan nama penulis yang diikuti dengan tahun terbitan buku sumber. Contoh :
Tolla (1996) mengemukakan bahwa metode CBSA dalam pengajaran perlu dibedakan dengan metode CBSA  dalam bidang studi yang lain kerena pengajaran bahasa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan bidang studi yang lain. Cara Lain : Penerapan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus dibedakan dengan penerapannya dalam budang studi yang lain dengan alasan bahwa karakteristik  pengajaran bahasa adalah penggunaan bahasa secara dinamis dan kreatif (Tolla, 1996).

B.     Kerangka fikir
Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.
Uma Sekaran (Dalam Sugiyono, 2008) mengatakan bahwa Kerangka Berpikir adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.
Penyusunan kerangka berfikir, yaitu argumentasi yang menjelaskan hubungan yang  mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi  permasalahan. Kerangka berfikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis  ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang  relevan dengan permasalahan
Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2008) menengarahi bahwa kerangka berpikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:
              1.       Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
  1.   Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti, dan teori yang mendasari.
  2.   Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatip, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).
  3.   Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang dikemukakan.
Perlu dijelaskan bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka pikir. Kerangka pikir pada umumnya hanya dipruntukkan pada jenis penelitian kuantatif. Untuk penelitian kualitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati secara langsung oleh penulis. Sedangkan untuk penelitian tindakan kerangka berpikirnya terletak pada refleksi, baik pada peneliti maupun pada partisipan. Hanya dengan kerangka berpikir yang tajam yang dapat digunakan untuk menurunkan hipotesis.

C.    Hipotesis
            Semula istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata “hupo” (sementara) dan “thesis” (peryataan atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masil lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Kemudain para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dau variabel atau lebih. Atas dasar definisi diatas dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.
Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berfikir yang dikembangkan
Pengujian hipotesis, yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
Rumusan hipotesis yang baik hendaknya memenuhi karakteristik sebagai berikut:
         1.      Merupakan dugaan terhadap  variabel mandiri (bebas), perbandingan keadaan  variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan).
           2.      Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.

Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal-hal tersebut diantaranya :
1.      Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2.      Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3.      Hipotesis harus dapat diuji
4.      Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5.      Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

Jenis-Jenis Hipotesis
1.      Hipotesis Nol (Ho) 
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan hipotesis,  yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y). Ex: “tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan mahasiswa”.
2.      Hipotesis Kerja (H1)
Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.
Tidak semua jenis penelitian mempunyai hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang selanjutnya diuji kebenarannya sesuai dengan model dan analisis yang cocok. Hipotesis penelitian dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara tas masalah yang dirumuskan.

DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Syofian. 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana.
Description: Makalah Kerangka Pikir Dan Hipotesis Penelitian (BAB II)
Rating: 4.5
Reviewed by: Rumah Makalah
On: 08.55.00
TOP