Makalah Etika Profesi Keguruan
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Secara operasional, tujuan
pendidikan prajabatan guru adalah pemilikan wawasan, sikap, dan keterampilan
sebagai warga Negara yang berpendidikan tinggi. Penguasaan bahan ajaran,
penguasaan dan pemahaman tentang segala hal yang berhubungan dengan peserta
didik, penguasaan teori dan keterampilan keguruan, pemilikan kemampuan
melaksanakan tugas professional dalam
hubungannya dengan latar kerjanya secara organisatoris.
Peranan profesi guru dalam
keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan oleh mencapai tujuan
pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal. Dalam kehidupan
sehari-hari terkadang seorang pendidik tidak melakukan kewajibannya sebagai
mana mestinya, seharusnya seorang guru tugasnya sesuai UU Negara kita yang ada
tujuh perannya yaitu mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi anak didik. Namun
dalam kenyataannya terkadang beberapa pendidik hanya melakukan dua tugasnya
yaitu mengajar dan mengevaluasi, hal ini cenderung terjadi dan sangat
meresahkan bagi seluruh lapisan anak didik baik di tingkat SD, SMP,SMA, maupun
tingkat yang lebih tinggi yaitu perkuliahan.
Oleh karena itu pada BAB selanjutnya
akan kami bahas mengenai apa itu etika profesi keguruan agar semua pendidik di
tingkat apapun itu ketika ia mengajar ia mampu mendidik murudnya sesuai
perannya sebagai seorang pendidik dan mampu menyadari siapa dirinya dan apa
profesinya serta peranannya terhadap anak didiknya, dan untuk lebih lanjutnya
akan dibahas pada bab selanjutnya.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah
sederhana ini yaitu :
1. Apa
yang dimaksud dengan etika profesi keguruan ?
2. Apa
tujuan dan fungsi mempelajari etika profesi keguruan ?
3. Bagaimanakah
nilai-nilai etika profesi keguruan itu ?
4. Bagaimana
ruang lingkup tentang etika profesi keguruan ?
Tujuan
Adapun yang ingin dicapai melalui
penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan etika profesi keguruan.
2. Untuk
mengetahui apa tujuan dan fungsi dalam mempelajari etika profesi keguruan.
3. Untuk
mengetahui nialai-nilai dari etika profesi keguruan.
4. Untuk
mengetahui ruang lingkup tentang etika profesi keguruan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengertian
Etika Profesi Keguruan
Pendidikan pada hakikatnya adalah
usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan sangat
strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan
mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensinya tujuannya yaitu :
1. Untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan
2. Untuk
pengendalian diri
3. Kepribadian
4. Kecerdasan
5. akhlak
mulia
6. keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.
Adanya penerimaan terhadap suatu
kode etik itu mengandung makna selain adanya pengakuan dan pemahaman atas
ketentuan dan/atau prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya, juga adanya
suatu ikatan komitmen dan pernyataan kesadaran untuk mematuhinya dalam
menjalankan tugas dan prilaku keprofesiannya, serta kesiapan dan kerelaan atas
kemungkinan adanya konsekuensi dan sanksi seandainya terjadi kelalaian terhadapnya.
Dengan demikian, kode etik
keprofesian pada hakikatnya merupakan suatu system peraturan atau perangkat
prinsip-prinsip keprilakuan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang
tergabung dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu. Maka kode etik
keprofesian itu memiliki kedudukan, peran dan fungsi yang sangat penting dan
strategis dalam menopang keberadaan dan kelangsungan hidup suatu profesi di
masyarakat.
Bagi para pengemban tugas profesi
akan akan menjadi pegangan dalam bertindak serta acuan dasar dalam seluk beluk
keprilakuannya dalam rangka memelihara dan menjunjung tinggi martabat dan
wibawa serta kredibilitas visi, misi, fungsi bidang profesinya.
Etika profesi keguruan masuk dalam
kategori etika social dalam lingkup etika profesi. Untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan etika profesi keguruan maka terlebih dahulu kita harus tahu apa
itu etika, profesi, dan guru.
Jadi etika itu adalah suatu ilmu
yang mempelajari perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia yang dapat diterima
oleh akal sehat. Sebagai ilmu etika itu mencari kebenaran mengenai perbuatan
manusia. Sebagai filsafat etika itu mencari keterangan secara radiks mengenai
kebaikan perbuatan manusia. Kemudian sebagai ilmu dan filsafat, etika
menghendaki ukuran yang umum untuk semua perbuatan manisia. Tujuannya adalah
mencari ukuran tersebut dan bagaimana manusia seharusnya berbuat.
Sementara itu profesi dapat
diartikan sebagai suatu pekerjaan berjenjeng karir yang membutuhkan pendidikan
dan keterampilan dalam melakukannya. Khusus untuk jabatan guru sebenarnya juga
sudah ada yang mencoba menyusun kriterianya. Misalnya National Education Association (NEA) pada tahun 1948 menyarankan
criteria berikut :
1. Jabatan
yang melibatkan kegiatan intelektual
2. Jabatan
yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Jabatan
yang memerlukan persiapan professional yang lama.
4. Jabatan
yang memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan
5. Jabatan
yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Jabatan
yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7. Jabatan
yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8. Jabatan
yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.
Sedangkan yang dimaksud dengan guru adalah
orang dewasa yang bekerja sebagai pendidik dan pengajar professional bagi
peserta didik di sekolah agar peserta didik dapat menjaadi sosok yang
berkarakter, berilmu pengetahuan, serta terampil mengaplikasikan ilmu
pengetahuannya.
Berdasarkan ketiga pegertian
tersebut, maka etika profesi keguruan dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang perbuatan baik yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan pekerjaannya sebagai pendidik professional. Sebagai filsafat,
etika profesi keguruan, memberikan pengetahuan secara mendalam mengenai
perbuatan baik yang harus dikakukan oleh guru ketika menjalin relasi dengan
dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta didik, rekan sederajat, dan
masyarakat.
Sementara itu sebagai filsafat dan
ilmu, etika profesi keguruan menghendaki ukuran atau standar perilaku yang umum
dilakukan oleh guru ketika menjalin relasi dengan dirinya sendiri, peserta
didik, wali peserta didik, rekan sederajat, dan masyarakat. Tujuannya adalah
untuk mendeskripsikan seperti apakah standar perilaku yang harus dilakukan oleh
guru secara umum.
Tujuan
dan Fungsi Mempelajari Etika Profesi Keguruan
Etika profesi keguruan merupakan
salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa di Fakultas
Tarbiyah, tujuannya adalah agar mahasiswwa memiliki wawasan profesi keguruan
dan berperilaku positif terhadap profesi keguruan serta mampu menampilkan
sebagai perilaku positif sebagai calon
guru dan ketika menjadi guru.
Ada empat fungsi mempelajari etika
profesi keguruan yaitu :
1. Untuk
memantapkan niat mahasiswa dalam menekuni bidang profesi keguruan.
Diakui maupun tidak, tidak
semua mahasiswa yang belajar memiliki niat ataupun cita-cita untuk
menjad guru. Sudah barang tentu hal itu mempengaruhi niatnya untuk berprofesi
sebagai guru. Berbagai hal yang dikaji dalam mata kuliah etika profesi keguruan
dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi mereka untuk memantapkan niat dalam
menekuni bidang profesi keguruan.
2. Untum
menumbuhkan jiwa keguruan pada mahasiswa sebagai calon guru.
Jika anda adalah seorang mahasiswa calon guru, coba amati
apakah perilaku anda sudah mencerminkan sebagi seorang guru ?. jika memang
belum, dengan mempelajari mata kuliah etika profesi keguruan ini maka anda akan
mengetahui seperti apakah perilaku yang harus ditampilkan oleh calon guru.
Harapannya pengetahuan tersebut kemudian dapat diaplikasikan oleh anda sehingga
tumbuhlah jiwa keguruan pada diri anda sebagai calon guru.
3. Untuk
memberikan deskripsi tentang harapan dan tantangan ketika berprofesi sebagai
guru.
Profesi guru yang disiplin oleh mahasiswa pada dasarnya
memiliki berbagai harapan dan tantngan. Berbagai harapan dan tantangan tersebut
dapat diketahui oleh mahasiswa sebagai calon guru ketika mengkaji mata kuliah
etika profesi keguruan. Pengetahuan tentang harapan dan tantangan tersebut
dapat dijadikan sebagai modal bagi mereka untuk memposisikan dirinya sebagai
apa kelak ketika menjadi guru.
4. Untuk
menanamkan nilai-nilai etika profesi keguruan kepada mahasiswa sebagai calon
guru.
Perilaku positif yang ditampilkan oleh guru merupakan
perwujudan dari nilai-nilai tersebut dapat diketahui oleh dosen maupun
mahasiswa ketika mengkaji mata kuliah etika profesi keguruan. Tugas dosen
adalah menanamkan nilai-nilai etika profesi keguruan itu kepada mahasiswa
sebagai calon guru.
Meskipun demikian, bukan berarti etika profesi keguruan tidak
dipelajari oleh guru. Guru harus tetap mempelajarinya dengan tujuan agar
kemampuannya dalam menjalin relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali
peserta didik, rekan sejawat, dan masyarakat untuk kepentingan pendidikan
semakin baik.
Mudahnya etika profesi keruan tetap dipelajari oleh guru dengan
dengan tujuan untuk meng-uprade kompetensinya, khususnya kompetensi pribadi dan
kompetensi socialnya.
Ada beberapa fungsi mempelajari etika profesi keguruan bagi
guru yaitu :
1. Untuk
memandu guru dalam mengetahui apakah selama ini perilakunya ketika menjalin
relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta didik, rekan
sejawat, dan masyarakat sudah sesuai dengan teori etika profesi keguruan atau
belum.
2. Untuk
mencegah guru melakukan perilaku yang negative ketika menjalin relasi dengan
dirinya sendiri, peserta didik, wali didik, rekan sejawat, dan masyarakat.
3. Untuk
menjaga komitmen guru dalam mewujudkan nilai-nalai etika profesi keguruan
ketika menjalin relasi dengan ketika
menjalin relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali didik, rekan
sejawat, dan masyarakat.
Pada bagian sebelumnya telah
dijelaskan bahwa salah satu fungsi mempelajari etika profei keguruan adalah
untuk menanamkan nilai-nilai etika profesi keguruan pada mahasiswa sebagai
calon guru. Nilai-nilai etika itu merupakan berbagai hal penting yang berguna
bagi kebaikan seseorang dan kebaikan sekelompok orang sehingga mereka dapat
menjadi manusia yang sesuai dengan hakekatnya. Dengan demikian nilai-niali
etika profesi keguruan adalah berbagai hal penting yang berguna bagi kebaikan
guru, peserta didik, wali peserta didik, rekan sejawat, dan masyatrakat.
Niali-nilai etika profesi keguruan
tersebut kemudian diejawantahkan melalui perilaku positif guru ketika menjalin
relasinya. Ada tiga nilai-nilai profesi keguruan yang harus dilakukan atau
diejawantahkan oleh guru melalui perilaku positifnya, yaitu :
1. Tanggung
jawab
Ketika seseorang telah
memilih berprofesi sebagai seorang guru, maka secara otomatis ia memikul
tanggung jawab sebagi guru. Guru memiliki tanggung jawab utama sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, peenilai, dan pengevaluasi
peserta didiknya.
2. Kewajiban
Tanggung jawab yang
dipikul oleh guru menjadikannya memiliki berbagai kewajiban seperti yang
terdapat pada kode etik guru Indonesia . dengan kata lain, kewajiban merupakan
sesuatu yang dilakukan karena adanya tanggung jawab. Kewajiban dilakukan karena
tuntutan hati nurani atau karena panggilan jiwa, bukan karena pertimbangan
pikiran. Itulah sebabnya ada statement yang berbunyi “bekerja sebagai guru
adalah panggilan jiwa”. Kemudian, ketika guru melalaikan kewajibannya, maka ia
akan dikenakan sanksi.
3. Hak
Sebaliknya, ketika guru
melaksanakan kewajibannya dengan sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya,
maka ia akan mendapatkan haknya. Jadi guru dapat menuntut haknya manakala
dengan tanggung jawabnya ia telah melaksanakan kewajibannya dengan baik.
Sungguh akan menjadi sesuatu yang sangat menjijikan jika guru lebih
mengedepankan haknya daripada tugas dan tanggung jawabnya. Merupakan hal yang
sangat tidak manusiawi pula ketika pemerintah maupun pihak yayasan mengabaikan
hak-hak guru di saat guru telah melaksanakan berbagai konsekuensi logis dari
kepemilikan tanggung jawabnya.
Ruang
Lingkup Etika Profesi Keguruan
Ruang lingkup etika profesi keguruan
merupakan cakupan yang menjadi kajian inti dalam etika profesi keguruan.
Berdasarkan uraian pada bagian-bagian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya ruang lingkup etika profesi keguruan meliputi :
1. Etika
guru terhadap diri sendiri
2. Etika
guru terhadap peserta didik
3. Etika
guru terhadap wali peserta didik
4. Etika
guru terhadap rekan sejawat
5. Etika
guru terhadap masyarakat
Masing-masing cakupan pada ruang lingkup etika
profesi keguruan tersebut tidaklah berdiri sendiri, tetapi semuanya saling
berhubungan.
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbale balik antara guru dengan siswa merupakan syarat
utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah
laku yang saling berkaitan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan
perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
Kode etik keprofesian pada hakikatnya merupakan
suatu system peraturan atau perangkat prinsip-prinsip keprilakuan yang telah
diterima oleh kelompok orang-orang yang tergabung dalam himpunan organisasi
keprofesian tertentu. Ada pun maksud dan tujuan diadakannya kode etik ialah
untuk menjamin agar tugas pekerjaan keprofesian itu terwujud sebagai mana
mestinya dan kepentingan semua pihak. Terlindungi sebagaimana layaknya.
Kegiatan mengajar merupakan suatu keterampilan yang
dengan sendirinya dapat dipelajari, sebagai suatu ilmu yang juga sebagai suatu
seni. Masalah-masalah kelemahan dalam dunia pendidikan ini banyak dilihat orang
dari kurikulum, tanpa memperhatikan sungguh-sungguh kelemahan dari metode
penyampaian bahan pelajaran. Akibatnya kurikulum lebih sering mengalami
perombakan, dari pada perbaikan metode mengajar, karena dengan memperbaiki
metode mengajar dan ilmu pengetahuan maka guru dapat menjadi seorang guru yang
professional.
Guru yang efektif pada suatu tingkat tertentu mungkin
tidak efektif pada tingkat yang lain, hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan-perbadaan dalam tingkat perkembangan mental dan emosional siswa.
Dengan kata lain para siswa memiliki respons yang berbeda-beda terhadap
pola-pola perilaku guru yang sama. Guru yang baik digambarkan dengan cirri-ciri
yaitu :
1. Guru yang baik adalah guru yang waspada secara professional.
Ia terus berusaha untuk menjadikan masyarakat sekolah menjadi tempat yang paling baik bagi anak-anak muda
2. Mereka yakin akan nilai atau manfaat pekerjaannya.
Mereka terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya.
3. Mereka tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam hubungannya dengan kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan profesi keguruan. Mereka secara psikologi lebih matang sehingga rangsangan-rangsangan terhadap dirinya dapat ditaksir.
4. Mereka memiliki seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang diperolehnya dari peengamatannya tentang pekerjanya psikologi, biologi, dan antropologi cultural di dalam kelas.
5. Mereka berkeinginan untuk terustumbuh.
Mereka sadar bahwa di bawah pengaruhnya, sumber-sumber manusia dapat berubah nasibnya.
1. Guru yang baik adalah guru yang waspada secara professional.
Ia terus berusaha untuk menjadikan masyarakat sekolah menjadi tempat yang paling baik bagi anak-anak muda
2. Mereka yakin akan nilai atau manfaat pekerjaannya.
Mereka terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya.
3. Mereka tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam hubungannya dengan kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan profesi keguruan. Mereka secara psikologi lebih matang sehingga rangsangan-rangsangan terhadap dirinya dapat ditaksir.
4. Mereka memiliki seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang diperolehnya dari peengamatannya tentang pekerjanya psikologi, biologi, dan antropologi cultural di dalam kelas.
5. Mereka berkeinginan untuk terustumbuh.
Mereka sadar bahwa di bawah pengaruhnya, sumber-sumber manusia dapat berubah nasibnya.
Adapun karakteristik atau sifat-sifat guru yang baik
dalam pandanagan siswa menurut Cooper yang mengutip pendapat B.O Smith yang
telah menyarankan bahwa seorang guru yang terlatih juga sebaiknya :
1. Demokratis
2. Suka bekerja sama (kooperatif)
3. Baik hati
4. Sabar
5. Adil
6. Konsisten
7. Bersifat terbuka
8. Suka menolong
9. Ramah tamah
10. Suka humor
11. Memiliki bermacam ragam minat
12. Menguasai bahan pelajaran
13. Fleksibel
14. Menaruh minat yang baik terhadap siswa.
1. Demokratis
2. Suka bekerja sama (kooperatif)
3. Baik hati
4. Sabar
5. Adil
6. Konsisten
7. Bersifat terbuka
8. Suka menolong
9. Ramah tamah
10. Suka humor
11. Memiliki bermacam ragam minat
12. Menguasai bahan pelajaran
13. Fleksibel
14. Menaruh minat yang baik terhadap siswa.
Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama
dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru
tidak tergantikan oleh unsure lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita, dimana
peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim.
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang professional diharapkan
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai tombak di
dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan materi pada makalah kami mengenai
pengertian etika profesi keguruan, kami dapat menarik kesimpulan bahwa etika
profesi keguruan itu adalah ilmu yang mempelajari tentang perbuatan baik yang
harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai pendidik
professional. Dimana guru ini sangat berperan penting bagi kemerdekaan dan
kejayaan bangsa kita sebab guru akan mendidik penerus bangsa agar dapat menjadi
pamuda-pamudi bukan hanya cerdas tapi juga berwibawa dan santun serta paham
akan agama serta etika khususnya. Dan guru yang baik adalah guru yang lebih
mengedepankan kewajiban di bandingkan hak dan kepentingan pribadinya.
Saran
Saran kami sebaiknya dalam penyusunan makalah
alangkah baiknya jika menggunakan banyak referensi agar informasi dan materi
yang kita sampaikan lebih akurat.
2 komentar
Terimakasih, artikelnya sangat menarik dan bermanfaat. Jika anda ingin membaca artikel jurnal dari mahasiswa/i Universitas Gunadarma, silahkan kunjungi website ini http://wartawarga.gunadarma.ac.id/
Izin Copy ya Pak/bu