Artikel Kebenaran Fisika Menurut Teori Filsafat (BAB II)


PEMBAHASAN
Dalam percakapan sehari-hari, kita seringkali mendengar dan juga mengucapkan kata kebenaran”. Kata “kebenaran” sendiri dapat didefinisikan bermacam-macam. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta), ditemukan arti kebenaran, yaitu: 1. Keadaan yang benar (cocok dengan hal atau keadaan sesungguhnya); 2. Sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul demikian halnya); 3. kejujuran, ketulusan hati; 4. Selalu izin, perkenanan.
Kebenaran adalah suatu nilai utama di dalam kehidupan masyarakat sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya, sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan (human dignity) . Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar, dimana sesuatu yang dianggap benar bagi sesorang belum tentu dianggap benar oleh orang lain. Oleh karena itu, kegiatan berpikir adalah suatu usaha untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu atau kriteria kebenaran (Bakhtiar, 2010 : 111).
Secara epistemologis kebenaran adalah kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya yang menjadi objek pengetahuan. Kebenaran terletak pada kesesuaian antara subjek dan objek, yaitu apa yang diketahui subjek dan realitas sebagaimana adanya (Sonny Keraf, 2002:66).
Kesimpulan kebenaran menurut kami  dari beberapa definisi diatas adalah keadaaan yang sesunnguhnya, sesuai dengan kenyataan dan benar adanya.Namun dalam artikel ini kami akan mencoba memaknai kata kebenaran dalam konteks yang lain. Kami akan mengkomparasikan kata kebenaran melalui konteks fisika modern atau yang lebih dikenal dengan fisika kuantum.
Kebenaran ditemukan dalam relasi antara proposisi baru dengan proposisi yang sudah ada. Suatu pengetahuan, teori, pernyataan, proposisi atau hipotesis dianggap benar kalau sejalan dengan pengetahuan, teori, proposisi atau hipotesis lainnya, yaitu kalau proposisi itu meneguhkan dan konsisten dengan proposisi sebelumnya yang dianggap benar. Fisika klasik dan ilmu-ilmu pasti sangat menekankan teori kebenaran ini (Resnick, 1998).
Ada dua teori tentang kebenaran dalam fisika kuantum, yaitu teori korespondensi dan teori koherensi. Kebenaran adalah pengakuan realitas (hal ini dikenal sebagai teori kebenaran korespondensi). Teori kebenaran korespondensi (the correspondence theory of truth) adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Contoh, “Semua manusia akan mati,” merupakan suatu pernyataan yang bernilai benar karena kenyataannya memang demikian. Hal ini membawa kita kepada pandangan bahwa kebenaran terdiri dalam beberapa bentuk korespondensi antara keyakinan dan fakta.
Teori Kebenaran Koherensi (Coherence Theory of Truth) berpandangan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar bila terdapat kesesuaian antara pernyatan satu dengan pernyataan terdahulu atau lainnya dalam suatu sistem pengetahuan yang dianggap benar. Contohnya, pengetahuan fisika telah didasarkan pada pernyataan pangkal yang dianggap benar. Pernyataan yang dianggap benar itu disebut aksioma atau postulat.
Sebagaimana pendekatan dalam fisika klasik dimana pernyataan-pernyataan terjalin sangat teratur sehingga tiap pernyataan timbul dengan sendirinya dari pernyataan tanpa berkontradiksi dengan pernyataan-pernyataan lainnya. Fisika kuantum adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori koheren. Sistem fisika kuantum disusun beberapa dasar pernyataan yang dianggap benar (aksioma). Dengan mempergunakan beberapa aksioma, maka disusun suatu teorema. Berdasarkan teorema-lah, maka dikembangkan kaidah-kaidah fisika kuantum yang secara keseluruhan merupakan suatu sistem yang konsisten.
Berikut beberapa contoh temuan dari perkembangan dan temuan dalam ilmu fisika yang tidak dapat diterangkan kebenarannya melalui fisika klasik namun dapat diterankan kebenarannya melalui fisika kunatum yakni ;
           1.      Postulat Einstein tentang Gerak relativistic
           2.      Radiasi termal melalui hokum pergeseran wiem
           3.      Teori radiasi benda hitam yang diterankan masing-masing;
3.1  rayleigh
3.2  jeans
3.3  Max Planck
           4.      Hasil eksperimen yang memukau dunia lewat
4.1  efek foto listrik
4.2  efek counton
           5.      Phenomena teori modern tentang atom Bohr
           6.      Prinsif korespondensi teori atom bohr
Artikel Kebenaran Fisika Menurut Teori Filsafat
Description: Artikel Kebenaran Fisika Menurut Teori Filsafat (BAB II)
Rating: 4.5
Reviewed by: Rumah Makalah
On: 08.26.00
TOP