Artikel Konflik Antar Umat Beragama
Konflik adalah suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan cirri-ciri
yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut
diantaranya adalah menyangkut cirri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat
istiadat, keyakianan atau agama dan sebagainya. Dari ciri-ciri individual dalam
interaksi sosial, konflik adalah situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan
tidak satu masyarakat pun tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Jenis-jenis konflik,
menurut Dahrendrof konflik dibedakan menjadi 4 macam : (1) Konflik antara atau
dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam
keluarga atau profesi (konflik peran/role),
(2) Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antara keluarga, antar geng), (3)
Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan masa), (4)
Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara) konflik atau tidak
antar agama, konflik antar politik.
Akibat konflik, hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut; meningkatkan solidaritas sesamsa anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain. Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai. Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbul benci, saling curiga, dan lain-lain. Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia didominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat menghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut: (1) Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik. (2) Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk “memenangkan” konflik. (3) Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan “kemenangan” konflik bagi pihak tersebut. (4) Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.
Akibat konflik, hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut; meningkatkan solidaritas sesamsa anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain. Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai. Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbul benci, saling curiga, dan lain-lain. Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia didominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat menghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut: (1) Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik. (2) Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk “memenangkan” konflik. (3) Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan “kemenangan” konflik bagi pihak tersebut. (4) Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.
