Metode Dalam Memberikan Tugas
Metode
Pemberian Tugas
Proses belajar mengajar
harus selalu ditingkatkan efektifitas dan efisiensinya. Banyaknya kegiatan
pendidikan disekolah sangat menyita waktu siswa dalam hal melaksanakan kegiatan
belajar tersebut, untuk itu diperlukan suatu upaya agar siswa dapat memperoleh
seluruh isi pelajaran dengan baik, salah satunya adalah dengan memberikan
tugas, dimana tugas diberikan pada setiap akhir pertemuan dan dikerjakan diluar
jam pelajaran
Dalam kamus lengkap
bahasa Indonesia, kata tugas mengandung pengertian”sesuatu yang wajib
dikerjakan oleh siswa atau suruhan guru”. Tugas adalah suatu pekerjaan yang
menuntut pelaksanaan untuk dilaksanakan.
Menurut Syaiful Sagala
(2009) bahwa : “Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar,
kemudian harus dipertanggungjawabkannya”.
Berdasarkan hal
diatas,tugas merupakan seperangkat pekerjaan yang telah disusun dan harus
dikerjakan oleh siswa berdasarkan perintah guru kemudian tugas tersebut
diperiksa oleh guru. Dengan adanya pemberian tugas ini, siswa diberi kesempatan
untuk belajar dan menelaah sendiri materi yang telah dipelajarinya. Dengan
demikian materi yang telah diajarkan oleh guru tidak langsung dilupakan oleh
siswa karena adanya tugas yang diberikan, siswa akan mengulangi mempelajari
materi yang telah diberikan. Hal ini sesuai dengan prinsip psikologi yang
dikemukakan oleh Abdul Hadits (2006) bahwa materi pelajaran akan tersimpan
dengan baik dalam memori apabila ada pengulangan secara terus menerus dalam
mempelajari materi pelajaran.
Menurut Syaiful Bahri
(2006), metode pemberian tugas memiliki kelebihan dan kekurangan.
1. Kelebihannya
a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
c. Dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa.
d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa
a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
c. Dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa.
d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa
2. Kekurangannya
a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.
b. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
c. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.
a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.
b. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
c. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.
Menurut Syaiful Sagala
(2009), cara mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode pemberian tugas adalah :
1. Tugas yang diberikan hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa yang harus dikerjakan.
2. Bila perlu, guru menfasilitas siswa untuk memperoleh buku-buku dalam menyelesaiakan tugas-tugas.
3. Waktu untuk mengerjakan tugas harus cukup.
4. Ada kontrol atau pengawasan terhadap tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
5. Memberikan tugas dari hal-hal yang dikenal siswa
1. Tugas yang diberikan hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa yang harus dikerjakan.
2. Bila perlu, guru menfasilitas siswa untuk memperoleh buku-buku dalam menyelesaiakan tugas-tugas.
3. Waktu untuk mengerjakan tugas harus cukup.
4. Ada kontrol atau pengawasan terhadap tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
5. Memberikan tugas dari hal-hal yang dikenal siswa
Dalam pelaksanaan
pemberian tugas yang dikemukakan oleh Roestiyah (2000) harus mempertimbangkan
langkah-langkah :
1. Merumuskan
tujuan khusus dari tugas yang diberikan
2. Perlu
merumuskan tugas dengan jelas dan mudah dimengerti
Lebih lanjut Roestiyah
menjelaskan bahwa metode pemberian tugas akan bermakna apabila pada pertemuan
berikutnya dilakukan pengecekan apakah tugas sudah dikerjakan atau belum,
kemudian perlu dievaluasi, karena akan memberi motivasi belajar siswa. Teknik
pemberian tugas memiliki tujuan agar siswa menghasilkan hasil belajar yang
lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas,
sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu lebih terintegrasi.
Menurut Ahmad Sabri
(2007), tujuan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut:
1. Agar
semua pengetahuan yang telah diterima siswa lebih mantap
2. Untuk
mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca dan
mengerjakan soal-soal sendiri serta mencobanya sendir
3. Agar
siswa rajin dan dapat mengukur kegiatan baik dirumah maupun disekolah.
Guru dapat memberikan
tugas kepada anak didik sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tugas
belajar anak didik. Dalam rangka penyelesaian tugas diperlukan waktu yang
cukup. Banyaknya soal yang diberikan dan waktu yang disediakan harus seimbang,
sesuai dengan tingkat berat ringannya sifat tugas yang diberikan sehingga anak
didik tidak merasa kesusahan. (Syaiful Bahri, 2009).
Umpan
Balik
Salah satu variabel
yang sangat penting dalam proses belajar mengajar adalah umpan balik karena
dapat memberikan informasi korektif kepada peserta didik sehingga mereka dapat
mengetahui tingkat penguasaannya terhadap materi pelajaran. Dahar (dalam
Rasnawia, 1989:22) mengemukakan tentang umpan balik sebagai berikut : “Para
siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka, yang menunjukkan
apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang dipelajarinya. Umpan
balik ini dapat memberikan reinforsemen pada mereka untuk penampilan yang
berhasil”
Menurut Syaiful Bahri
(2009), umpan balik merupakan suatu kegiatan yang perlu dipertahankan agar
peserta didik dapat berhasil dalam belajarnya, umpan balik tidak hanya dalam
bentuk fisik tapi juga dalam bentuk mental yang selalu berpose untuk menyerap
bahan pelajaran yang diberikan guru.
Wina Sanjaya (2006)
menerangkan bahwa setiap proses mengajar diperlukan umpan balik untuk mengetahui
apakah tujuan yang ingin dicapai sudah dikuasai oleh siswa atau belum karena
hal ini sangat diperlukan untuk proses perbaikan mengajar yang telah
dilakukannya.
Segera setelah peserta
didik menunjukkan perilaku sebagai hasil belajarnya, maka guru perlu memberikan
umpan balik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Dengan adanya
umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan segera
mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan
benar atau salah, tepat atau tidak tepat, atau ada sesuatu yang diperbaiki.
(Syaiful Bahri, 2009).
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa umpan balik adalah suatu teknik atau cara pengembalian hasil belajar siswa atau tugas-tugasnya yang diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa kearah perbaikan kegiatan belajarnya dimasa-masa mendatang. Kemudian menjelaskan dan membahas tugas-tugas tersebut dalam kelas bersama-sama dengan siswa.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa umpan balik adalah suatu teknik atau cara pengembalian hasil belajar siswa atau tugas-tugasnya yang diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa kearah perbaikan kegiatan belajarnya dimasa-masa mendatang. Kemudian menjelaskan dan membahas tugas-tugas tersebut dalam kelas bersama-sama dengan siswa.