Makalah Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar (BAB II)


PEMBAHASAN

            A.    Pengertian Prestasi Belajar
            1.      Prestasi Belajar
Siswa akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi jika dalam belajardapat melakukan perubahan terhadap dirinya dalam menuju kebenaran. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang berupa angka,penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diwujudkan dalam bentukangka, simbol, atau kalimat.
Menurut Benjamin S. Bloom (dalam Abdurrahman, 2003: 38) ada tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Bisa disimpulkan hasil belajar yang kognitif yaitu, hasil belajar yang berdasarkan pengalaman, sedangkan hasil belajar yang afektif yaitu dengan cara mengenal dengan cara merasakan, dan hasil belajar psikomotorik yaitu hasil belejar berdasarkan sikap atau aktivitas anak didik tersebut. Abdurrahman (2003: 37) “Mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.
2.      Lingkungan keluarga
a.      Pengertian Lingkungan
Manusia tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan. Lingkungan tidak dapat dipisahkan dari manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu ke waktu, dari dilahirkan sampai meninggalnya, sehingga antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan.
Lingkungan pada dasarnya dapat diartikan sebagai segala hal yang mempengaruhi hidup manusia. Menurut Sartain yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (2003:28), “ Lingkungan merupakan semua kondisi dalam duniaini, dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan atau life proses kecuali gen- gen”.
Dari beberapa pendapat di atas tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang disekelilingi manusia yangdapat mempengaruhi tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan lingkungan yang di dalamnya diperlukan suatu interaksi dengan sesama manusia, baik secara individual maupun kelompok, sebab bagaimanapun manusia tumbuh dan berkembang terutama di lingkungannya.
                 b.      Pengertian Keluarga
Dalam kehidupan masyarakat pasti di jumpai yang namanya keluarga.Keluarga merupakan kelompok terkecil yang terdiri dari suami, istri, beserta anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga tersebut lazimnya disebut rumah tangga yang merupakan unit terkecil masyarakat sebagi wadah dan proses perkembangan anak dalam mengarungi kehidupan.
Pengertian keluarga menurut Singgih D. Gunarso (2000: 9) adalah“Keluarga adalah sekelompok orang yang terikat oleh perkawinan atau darah, biasanya meliputi ayah, ibu dan anak”.Lingkungan yang mempunyai peranan penting dalam mendidik anak adalah peranan dari lingkungan keluarga. Keluarga yang bersifat demokrasi anak dapat berbuat, berekspresi, beremosi sesuai dengan tingkat perkembangannya, orang tua juga menentukan pengarahan dengan penuhkesadaran bukan paksaan. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagianak, di lingkungan keluargalah pertama kali anak mendapat pengaruh sadar.
Karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Keluarga sebagai lembaga tidak mempuyai program yang resmi seperti yang dimiliki oleh lembaga pendidikan formal. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak.Masa remaja sejatinya adalah masa yang krusial bagi perkembangan dan pendidikan dalam kehidupan seseorang untuk menjadi pribadi-pribadi yang tangguh. Pendidikan yang mereka dapat sangat berpengaruh terhadap perkembangannya terutama dalam keluarga khususnya orang tua sangat berpengaruh terhadap kebehasilan mereka. Keluarga dengan suasana yang menyenangkan mendorong anak untuk belajar. Hal ini akan memungkinkan tercapainya hasil belajar sesuai dengan apa yang diinginkan.
Keberhasilan belajar tidak hanya ditentukan oleh faktor sekolah, namun juga faktor keluarga. Orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dalam belajar, sehingga dapat tercapai apa yang menjadi tujuan di siswa maupun orang tua itu sendiri. Menurut Ngalim Purwanto (1994:67),“keluarga adalah merupakan pusat atau tempat pendidikan yang pertama dan utama”. Pendidikan keluarga adalah fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil- hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik sekolah maupun dalam masyarakat. Keluarga merupakan tempat-tempat lain, pendidikan keluarga mendasar pendidikan selanjutnya, karena orang tua adalah pendidik kodrati yang mendidik siswa dengan penuh kasih sayang.
Adapun karakteristik keluarga yang juga terdapat pada semua keluarga dan juga untuk membedakan keluarga dari kelompok-kelompok sosial. Ada empat yaitu:
1)   Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan- ikatan perkawinan darah atau adopsi.
2)   Anggota-anggota keluarga di tandai dengan hidup bersama dibawah satuatap merupakan susunan satu rumah tangga, atau jika mereka bertempat tinggal, rumah tangga tersebut menjadi rumah mereka.
3)    Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan perana-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah, ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan.
4)  Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama, yang diperoleh hakikatnya dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat yang komplek masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yangberlainan dengan keluarga lainnya. Berbedanya kebudayaan dari setiap keluarga timbul melalui kominikasi anggota-anggota keluarga yangmerupakan gabungan dari pola-pola tingkah laku individu.
Dengan demikian lingkungan keluarga adalah segala sesuatu yang berada di sekitar individu yang merupakan hubungan dan peranan yang sangat penting dalam perkembangan individu yang mempunyai ikatan- ikatan,baik ikatan perkawinan, darah ataupun adopsi.
           3.      Lingkungan Masyarakat
a.       Pengertian masyarakat
Hasbullah (2001: 94-96) Masyarakat diartikan sebagai, ’’A communityis a group or a collection of groups that in habbits a locality”. Menurut pengertian ini masyarakat adalah satu kelompok atau sekumpulan sekelompok-kelompok yang mendiami suatu daerah. Sementara, prof. Robert W Richey memberi batasan tentang masyarakat sebagai berikut, “The term community refers to a group of peopleliving together in a region where common ways is thinking and acting makethe in habitans some what aware of them selves as a group”.
Istilah masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan tata cara berfikir dan bertindak yang (relatif) sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari dirimereka sebagai suatu kesatuan atau kelompok.Setiap individu hidup di dalam masyarakat. Di dalam mayarakat tersebut terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat nilai-nilai yang mereka patuhi, demiuntuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.
Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan socialtempat individu dan interakasi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman, atau masyarakat luas secara umum.
Demikian pengertian tentang masyarakat yang diberikan para ahli,meskipun masih banyak pengertian lain, tetapi pada dasarnya tidak terlalu banyak berbeda. Dapat diartikan masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan bersama manusia, dimana di dalam masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial, proses antar hubungan dan intaraksi.Secara kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat, terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan,agama, lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang majemuk.
Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak orang dengan berbagai ragam kualitas dari mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Sementara itu, dilihat dari lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis.Antara masyarakat dengan pendidikan punya keterkaitan dan saling berperan. Karenanya setiap warga masyarakat bercita-cita dan aktif berpartisipasi untuk membina pendidikan.Mohamad Noor Syam, dalam bukunya Filsafat Keterkaitan danDasar Filsafat Pendidikan Pancasila, mengemukaan bahwa hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat bersifat korelatif, bahkan seperti telur dengan ayam. Masyarakat maju karena pendidikan, dan pendidikan yangmaju hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang mau pula.
Menurut Sardjoe (1993: 89) lingkungan dapat dibedakan menjadi:
1)     Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, musim dan sebagainya. Lingkungan fisik dibedakan menjadi:
a)   Lingkungan yang berupa alam kodrati, yaitu segala sesuatu yang berada diluar manusia dan bukan buatan manusia, misalnya gunung, laut dan sebagainya.
b)     Lingkungan buatan manusia sendiri yaitu benda-benda yang sering digunakan sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi jiwa manusia. Misal: ruang belajar dihias dengan gambar-gambar yang bagus sehingga membuat betah belajar siswa.
2)    Lingkungan non fisik atau disebut dengan lingkungan sosial yaitu lingkungan masyarakat yang ada didalam terjadi interaksi satu dengan individu yang lain. Keadaan masyarakat juga akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu. Adapun lingkungan sosial dibedakan menjadi.
Hal-hal yang diterangkan di atas, yang kaitannya dengan siswa atau anak didik yang setelah pulang dari sekolah dan berinteraksi dilingkungan masyarakat, anak didik tersebut harus bisa melakuakan penyesuaian penyesuaian. Karena lingkungan dimana seseorang tinggal juga berbeda-beda.Tentu saja di lingkungan tersebut tidak semuanya terjadi secara kebetulan, campur tangan orang satu dengan orang lain, atau anak didik dengan orang disekitarnya sangat menentukan lingkungan tersebut. Oleh sebab itu, khususnya pada siswa harus bisa dan selalu menjaga keseimbangan hubungan timbal balik dari kehidupan yang ada disekitarnya.
Bisa disimpulkan juga, hubungan antara individu dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial tidak hanya searah, dalam artibahwa tidak hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu. Individu dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling timbal balik, yaitu lingkungan berpengaruh pada individu, tetapi sebaliknya individu juga mempengaruhi pada lingkungan.
Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya anak mulai memperhatikan dan mengenal norma pergaulan yang berbeda dengan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Erick Erickson (dalam Clara, 1995: 90) bahwa ”Anak mengalami krisis identitas, sehingga anak ingin menentukan jati dirinya dengan memilih teman akrabnya berdasar pada situasi kehidupanyang mereka alami pada saat ini”
Berdasarkan uraian di atas dapat kesimpulannya bahwa Lingkungan masyarakat adalah segala sesuatu yang berada di sekitar sekumpulan banyak orang dengan berbagai ragam kualitas dari mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Sementara itu, dilihat dari lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis. Antara masyarakat dengan pendidikan punya keterkaitan dan saling berperan. Karenanya setiap warga masyarakat bercita-cita dan aktif berpartisipasi, Secara kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat, terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan,agama, lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang majemuk.
B.  Faktor-faktor  yang mempengaruhi lingkungan keluaga, lingkungan masyrakat tehadap prestasi siswa
            1.      Faktor-faktor Belajar yang mempengaruhi prestasi anak didik
Menurut Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 19) “Menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan eksternal”.Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut:
a.       Faktor Internal
1)    Faktor jasmani (fisiologi), yang bersifat bawaan maupun yang diperolehnya. Misalnya, penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan lain- lain.
2)      Faktor psikologi, baik yang bersifat bawaan baik yang terdiri atas:
a)    Faktor potensial yaitu bakat, kecerdasan, dan faktor kecakapan nyata yaitu potensi yang telah dimiliki.
b)    Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sifat, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,dan penyesuaian diri.
c)    Faktor kematangan fisik maupun non fisik.
b.      Faktor Eksternal
1) Faktor sosial meliputi, lingkungan keluarga, sekolah,masyarakat, dan kelompok. Khusus faktor lingkungan sosial ini,penulis hanya memfokuskan pembahasannya pada lingkungansekolah dan masyarakat. Memang lingkungan keluarga termasukfaktor eksternal , tetapi pada penelitian ini penulis inginmenjelaskan secara tersendiri mengenai lingkunga keluarga.
2)     Faktor budaya meliputi, adat istiadat, IPTEK, dan kesenian.
3)     Faktor lingkungan fisik meliputi, fasilitas rumah dan belajar
c.      Faktor Keluarga
Lingkungan keluarga akan berpengaruh terhadap prestasil belajar siswa di mana ia menerima pengaruh berupa :
1)      Cara orang tua mendidik anak
2)      Relasi antara nggota keluarga
3)      Suasana rumah
4)      Keadaan ekonomi Keluarga, dan
5)      Pengertian orang tua.
d.      Faktor Masyarakat
Faktor Masyarakat  merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat, di antaranya pengaruh  berupa :
1)      Mass media
2)     Teman bergaul, dan 
3)   Bentuk dalam kehidupan masyarakat.
Description: Makalah Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar (BAB II)
Rating: 4.5
Reviewed by: Rumah Makalah
On: 16.52.00
TOP