Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika Full
Pengertian Alat Peraga
Menurut Nasution (1985: 100) “alat peraga adalah alat pembantu dalam
mengajar agar efektif”. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau
Audio-Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan
indera pendengaran (Suhardi, 1978: 11). Sejalan dengan itu Sumadi (1972: 4)
mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran
atau yang dapat diamati melalui panca indera.
Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk
membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan
baik dan efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Amir Hamzah (1981: 11) bahwa
“media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk
membuat cara berkomunikasi menjadi efektif”. Sedangkan yang dimaksud dengan
alat peraga menurut Nasution (1985: 95) adalah “alat bantu dalam mengajar lebih
efektif”.
Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa media atau alat bantu mengajar
adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Ada beberapa fungsi atau manfaat dari
penggunaan alat peraga dalam pengajaran Matematika, di antaranya:
1. Dengan adanya alat peraga,
siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran dengan gembira, sehingga minatnya
dalam mempelajari Matematika semakin besar. Siswa akan senang, terangsang,
tertarik dan bersilap positif terhadap pengajaran Matematika.
2. Dengan disajikannya konsep abstrak Matematika dalam bentuk konkret, maka
siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan
mengerti.
3. Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan
bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan melalui
gambar dan benda-benda nyatanya akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih
berhasil dalam belajarnya.
4. Siswa akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan
benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan
masyarakat.
5. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam
bentuk model Matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula
dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.
6. Alat peraga dapat membantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar
yang efektif.
Kelebihan
Penggunaan Alat Peraga
1. Menumbuhkan minat belajar siswa
karena pelajaran menjadi lebih menarik
2. Memperjelas
makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya
3. Metode
mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan
4. Membuat
lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti : mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan dan sebagainya.
Kekurangan
Penggunaan Alat Peraga
1.
Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak
menuntut guru.
2.
Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan
3.
Perlu kesediaan berkorban secara materiil
Langkah-Langkah Penggunaan
Alat Peraga
1. Guru menyuruh siswa untuk
menyiapkan alat peraga masing-masing (pertemuan sebelumnya siswa disuruh
untuk membuat alat peraga).
2. Guru memberikan
penjelasan tentang alat peraga yang akan digunakan.
3. Guru menjelaskan
aturan-aturan yang akan digunakan ketika menyelesaikan soal dengan menggunakan
alat peraga.
4. Guru mejelaskan sebuah
contoh penggunaan alat peraga.
5. Guru menyuruh siswa
untuk duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing sesuai dengan kelompok yang
telah dibuat pada pertemuan sebelumnya.
6. Guru memberikan soal
untuk dikerjakan secara berkelompok.
7. Guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk menggunakan alat peraganya masing-masing untuk
menyelesaikan tugas atau soal secara berkelompok.
8. Guru membimbing siswa atau
kelompok yang kesulitan dalam menggunakan alat peraganya.
Penggunaan Alat Peraga Pada Operasi
Bilangan Bulat
Dalam Ensiklopedia Matematika, Operasi diartikan suatu pengerjaan
(Negoro, 2000: 218). Operasi yang dimaksud adalah operasi hitung atau
pengerjaan hitung. Lebih lanjut Russeffendi (1979: 21) mengatakan bahwa
“apabila ada kata operasi hitung atau pengerjaan hitung, maksudnya sama yaitu
salah satu beberapa atau semua dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian serta operasi hitung lainnya”.
Himpunan bilangan bulat disimbolkan dengan Z (Zahlan) yaitu himpunan bilangan yang dapat dituliskan sebagai berikut:
Z = {…, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …}. Jadi bilangan bulat adalah semua
bilangan cacah dengan semua lawan bilangan asli atau bilangan bulat terdiri
dari bilangan bulat positif, nol dan bilangan bulat negatif.
Dalam matematika dikenal empat operasi hitung dasar yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Operasi bilangan bulat adalah operasi
yang dilakukan terhadap bilangan bulat.
Ada beberapa alat peraga yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara
konkret proses perhitungan pada bilangan bulat, diantaranya manik-manik.
Alat peraga manik-manik digunakan untuk memberikan pemahaman tentang
pengerjaan bilangan dengan menggunakan pendekatan konsep himpunan. Sesuai
konsep pada himpunan, kita dapat “Menggabungkan” atau “memisahkan” dua himpunan
yang dalam hal ini anggotanya berbentuk manik-manik. Bentuk manik-naik ini
dapat berupa bangun setengah lingkaran yang apabila sisi diameternya
dihimpitkan atau digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. Bentuk alat ini
juga dapat dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lain asal sesuai dengan prinsip
kerjanya. Alat ini biasanya terdiri atas dua warna, misalnya kuning untuk
menandakan bilangan negatif dan hijau untuk menandakan bilangan positif. Dalam
alat ini, bilangan nol diperlihatkan oleh dua buah manik-manik dengan berbeda
warna yang dihimpitkan pada sisi diameternya, sehingga terbentuk lingkaran
penuh. Bentuk netral ini digunakan pada saat melakukan operasi pengurangan a-b
dengan b lebih besar dan a atau b merupakan bilangan negatif.
Dalam konsep himpunan, “Operasi gabung” atau proses penggabungan dapat diartikan sebagai penjumlahan, dan “Proses pemisahan” atau “Pengambilan” dapat diartikan sebagai pengurangan. Berarti kalau kita menggabungkan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik lain, maka sama halnya dengan melakukan penjumlahan.
Dalam konsep himpunan, “Operasi gabung” atau proses penggabungan dapat diartikan sebagai penjumlahan, dan “Proses pemisahan” atau “Pengambilan” dapat diartikan sebagai pengurangan. Berarti kalau kita menggabungkan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik lain, maka sama halnya dengan melakukan penjumlahan.