Model-Model Pembelajaran Di Sekolah


Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Konsep dari PPSI ini adalah bahwa sistem instruksional yang menggunakan pendekatan sistem, yaitu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistematik dan sistematis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. Ada lima langkah-langkah pokok dari pengembangan model PPSI yaitu :
1.      Merumuskan tujuan pembelajaran
2.      Mengembangkan alat evaluasi
3.      Menentukan kegiatan belajar-mengajar
4.      Merencanakan program KBM
5.      Pelaksanaan

Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran Kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Adapun langkah-langkah dari model pembelajaran CTL yaitu :
1.  Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2.      Laksanakanlah sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.
3.      Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4.      Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
5.      Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6.      Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7.      Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.

Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok bersifat heterogen. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif yaitu :
1.      Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
2.      Menyajikan informasi.
3.      Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar.
4.      Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
5.      Evaluasi.
6.      Memberikan penghargaan.
Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran Kooperatif. Jenis-jenis model tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Model Student Teams Achievement Division (STAD)
2.      Model Jigsaw
3.      Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4.      Model Make a Match (Membuat Pasangan)
5.      Model TGT (Teams Games Tournaments)
6.      Model Struktural

Model Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Adapun langkah-langkah model pembelajaran tematik yaitu :
1.      Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan.
2.      Mempelajari kompetensi dasar dan indikator dari mata pelajaran yang dipadukan.
3.      Memilih dan menetapkan tema/topik pemersatu.
4.      Membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu.
5.      Menyusun silabus pembelajaran tematik.
6.      Penyusunan rencana pembelajaran tematik.
7.      Pengelolaan kelas.

Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksaaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Adapun langkah-langkah model pembelajaran PAKEM yaitu :
1.      Melakukan appersepsi.
2.      Melakukan eksplorasi.
3.      Melakukan konsolidasi pembelajaran.
4.    Melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Konsep dari model pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi). Adapun langkah-langkah dari model pembelajaran Berbasis Masalah yaitu :
1.      Menemukan masalah
2.      Mengidentifikasikan masalah
3.      Mengumpulkan fakta
4.      Menyusun hipotesis (dugaan sementara)
5.      Melakukam penyelidikan
6.      Menyempurnakan permasalahan yang telah didefenisikan
7.      Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif, dan
8.      Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah
Karakteristik pembelajaran Berbasis Masalah antara lain :
1.      Permasalahan menjadi starting point dalam belajar
2.      Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur.
3.      Permasalahan membutuhkan perspektif ganda ( multiple perspective )
4.  Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetisi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
5.      Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama
Adapaun kelebihan model pembelajaran Berbasis Masalah dibanding dengan model pembelajaran lain yaitu penguasaan pengetahuan dan keterampilan lebih efektif karena siswa dapat mengalaminya sendiri, bukan hanya menunggu materi dan informasi dari guru, tetapi berdasarkan pada usaha sendiri untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru kemudian mengintegrasikannya dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.

Model Pembelajaran Berbasis Kasus
Pembelajaran Berbasis Kasus hampir sama dengan pembelajaran dengan menggunakan metode studi kasus, bedanya peserta didik adalah orang yang memiliki masalah atau problem bukan orang lain seperti dalam studi kasus. Untuk memecahkan masalah tersebut, peserta didik memilih beberapa teori dan prinsip-prinsip tersebut untuk memecahkan masalah. Biasanya pembelajaran Berbasis Kasus digunakan saat ada suatu kasus yang sukar dicari pemecahannya atau kasus tersebut sangat kompleks sehingga amat sukar untuk dicari pemecahannya. Langkah-langkah model pembelajaran Berbasis Kasus yaitu :
1.      Penemuan
2.      Investigasi
3.      Latihan berkelanjutan
4.      Perbedaan dan pembandingan
5.      Keterlibatan, dan
6.      Motivasi
Pengembangan suatu kasus umumnya melalui tahapan–tahapan sebagai berikut :
1.      Awal (The Origin)
Awal dari pengembangan kasus dimulai karena kebutuhan akan kasus yang baru. Pada tahap ini, penulis kasus sudah harus mempunyai gambaran tentang isu dari kasus yang akan ditulisnya. Shapiro dan Gentiles mengusulkan bahwa isu dari kasus harus sesuai dengan silabus matakuliah yang akan diajarkan di Kelas.
2.      Memulai (Establishing Lead)
Tahapan ini adalah untuk mencari informasi awal dari sumber-sumber yang dapat menyediakan data yang dibutuhkan. Sumber-sumber internal yang dapat digunakan misalnya adalah seminar-seminar yang diikuti, artikel-artikel, laporan-laporan. Sumber-sumber eksternal misalnya praktisi-praktisi, penyedia informasi, perusahaan-perusahaan, sekolah-sekolah.
3.      Perencanaan (Planning)
Perencanaan kasus merupakan hal yang penting di dalam keberhasilan pengembangan kasus. Pengembangan kasus yang direncanakan dengan baik akan membuat pengembangan kasus efisien dan efektif. Pengembangan kasus menjadi efisien karena waktu dan biaya terkendali dengan baik. Pengembangan kasus menjadi efektif karena sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai efisiensi, perencanaan kasus harus memuat rencana pekerjaan dan waktu yang harus dilakukan. Supaya efektif, perencanaan kasus harus memuat tujuan dari kasus, isi dari kasus dan data yang diperlukan. Tujuan dari kasus harus sudah ditentukan terlebih dahulu. Dari tujuan ini akan diketahui jenis dari kasusnya dan tingkat kesulitan dari kasus.
Center for Research on Learning and Teaching University of Michigan menunjukkan kalabihan dari pembelajaran Berbasis Kasus sebagai berikut :
1.      Konteks dunia nyata
Mahasiswa dapat melihat bagaimana materi kuliah diaplikasikan ke dunia nyata di luar ruang kelas
2.      Menggali banyak perspektif
Kasus yang berisi dengan keputusan yang harus dipecahkan dapat digunakan untuk mendorong mahasiswa melihat dari banyak sumber dan melihat bagaimana banyak orang dapat mengambil banyak keputusan yang berbeda. Mahasiswa juga dapat belajar bagaimana suatu keputusan akan mempunyai dampak pada partisipan yang berbeda
3.      Membutuhkan pemikiran kritis dan analisis
Kasus biasanya meminta kepada mahasiswa-mahasiswa menganalisis data untuk dapat mencapai simpulan. Karena penguasaan di kasus biasanya adalah akhir terbuka (open ended), mahasiswa-mahasiswa dapat memilih tekhnik-tekhnik analitikal dan informasi dari mata kuliah yang berbeda untuk dapat menyediakan solusi yang efektif.

Pembelajaran Matematika
Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.
Matematika adalah suatu ilmu dasar yang mendasari ilmu pengetahuan yang lain, selain itu juga sebagai penelaah struktur abstrak yang didefinisikan secara aksioma dengan menggunakan logika simbolik dan notasi. Matematika merupakan mata pelajaran yang cukup mendasar hampir di setiap jenjang pendidikan diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Sebagai ilmu dasar baik aspek terapan maupun penalarannya mempunyai sasaran yang sangat penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa sifat atau karakteristik pembelajaran matematika adalah sebagai berikut.
1.      Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap).
2.      Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.
3.      Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif
4.      Pembelajaran matematika mengikuti kebenaran konsistensi.
Belajar matematika melibatkan suatu struktur hirarkhi dimana konsep-konsep yang tingkatnya lebih tinggi dibentuk atas dasar konsep-konsep yang dibentuk sebelumnya. Agar dapat menguasai suatu konsep yang baru seorang anak harus menguasai konsep-konsep yang telah diberikan sebelumnya yang merupakan konsep yang mendasarinya. Di samping itu belajar matematika yang baik harus dilakukan secara kontinyu. Hal ini penting karena konsep-konsep dalam matematika memiliki hirarkis atau jenjang, sehingga dengan belajar secara kontinyu sangat membantu mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep matematika secara menyeluruh.
Description: Model-Model Pembelajaran Di Sekolah
Rating: 4.5
Reviewed by: Rumah Makalah
On: 20.25.00
TOP