Kepribadian Menurut Pandangan Antropologi Full
Pengertian Kepribadian
Banyak
para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya untuk
mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang nantinya
merunut juga pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan perbandingannya.
Pola-pola
tingkah laku bagi semua Homo Sapiens
hampir tidak ada, bahkan bagi semua individu yang tergolong satu ras pun, tidak
ada satu system pola tingkah laku yang seragam.
Sebabnya tingkah laku Homo Sapiens
tidak hanya ditentukan oleh system organic biologinya saja, melainkan juga akal
dan pikirannya serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku Homo Sapiens sangat besar diversitasnya
dan unik bagi setiap manusia. Dengan pola tingkah laku dalam arti yang sangat
khusus yang ditentukan oleh nalurinya, dorongan-dorongan dan refleksnya.
Jadi
“Kepribadian” dalam konteks yang lebih mendalam adalah “susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau
tindakan seorang individu”.
Unsur-unsur Kepribadian
Ada
beberapa unsur-unsur dari kepribadian. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar.
Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca
inderanya yang masuk kedalam berbagai sel di bagian-bagian tertentu
dari otaknya. Dan didalam otak tersebutlah semuanya diproses menjadi susunan yang
dipancarkan oleh individu kealam sekitar. Dan dalam Antropologi dikenal sebagai
“persepsi” yaitu; “seluruh proses
akal manusia yang sadar”.
Ada
kalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu penggambaran
berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian. Penggambaran yang
terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemustan secara lebih
intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan “Pengamatan”.
Penggambaran
tentang lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang paling menarik
perhatianya seringkali diolah oleh sutu proses dalam aklanya yang
menghubungkannya dengan berbagai penggambaran lain yang sejenisnya yang
sebelumnya pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian muncul
kembali sebagai kenangan. Dan penggambaran yang baru dengan pengertian baru
dalam istilah psikologi disebut “Apersepsi”.
Penggabungan
dan membandingkan-bandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan
bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis secara konsisten
berdasarkan asas-asas tertentu. Dengan proses kemampuan untuk membentuk suatu
penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tidak mirip dengan salah
satu dari sekian macam bahan konkret dari penggambaran yang baru.
Dengan
demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-tempat
tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau mempersepsikan
tempat-tempat tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial
disebut dengan “Konsep”.
Cara
pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan mungkin ada
yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang dikurangi atau
diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung dengan
penggambaran-pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru sama
sekali, yang sebenarnya tidak nyata. Dan penggambaran baru yang seringkali
tidak realistic dalam Psikologi disebut dengan “Fantasi”.
Seluruh
penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsur-unsur
pengetahuan yang secara sadar dimiliki seorang Individu.
2.
Perasaan
Selain
pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.
Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang
buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti
itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif.
“Perasaan”,
disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia
setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran
manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang positif atau
negative.
3.
Dorongan Naluri
Kesadaran
manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang tidak
ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang sudah
terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan
kemauan yang sudah meruapakan naluri disebut “Dorongan”.
Tujuh Macam Dorongan Naluri
Ada
perbedaan paham mengenai jenis dan jumlah dorongan naluri yang terkandung dalam
naluri manusia yaitu ;
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini
memang merupakan suatu kekutan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia
untuk dapat bertahan hidup.
2. Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik
perhatian para ahli antropolagi, dan mengenai hal ini telah dikembangkan berbagai
teori. Dorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi
kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap individu yang normal
yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuan apapun.
3. Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini
tidak perlu dipelajari, dan sejak baru dilahirkan pun manusia telah
menampakannya dengan mencari puting susu ibunya atau botol susunya tanpa perlu
dipelajari.
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame
manusia, yang memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat
manusia sebagai kolektif.
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan
ini merupakan asal-mula dari adanya beragam kebudayaan manusia, yang
menyebabkan bahwa manusia mengembangkan adat. Adat, sebaliknya, memaksa
perbuatan yang seragam (conform) dengan manusia-manusia di sekelilingnya.
6. Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada
karena manusia adalah makhluk kolektif. Agar manusia dapat hidup secara bersama
manusia lain diperlukan suatu landasan biologi untuk mengembangkan Altruisme,
Simpati, Cinta, dan sebagainya. Dorongan itu kemudian lebih lanjut membentuk
kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanya dianggap berada di luar akalnya sehingga
timbul religi.
7. Dorongan untuk keindahan. Dorongan ini seringkali saudah
tampak dimiliki bayi, yang sudah mulai tertarik pada bentuk-bentuk,
warna-warni, dan suara-suara, irama, dan gerak-gerak, dan merupakan dasar dari
unsur kesenian.
Materi Dari
Unsur-unsur Kepribadian
Dalam
sebuah konsep kepribadian umum,makin dipertajam dengan terciptanya konsep basic
personality structure, atau “kepribadian dasar”, yaitu semua semua unsur
kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat.
Kepribadian
dasar ada karena semua individu warga masyarakat mengalami pengaruh lingkungan
kebudayaan yang sama selama pertumbuhan mereka. Metodologi untuk mengumpulkan
data mengenai kepribadian bangsa dapat dilakukan dengan mengumpulkan sample
dari warga masyarakat yang menjadi objek penelitian, yang kemudian diteliti
kepribadiannya dengan tes Psikologi.
Selain
ciri watak umum, seorang Individu memilki ciri-ciri wataknya sendiri, sementara
adaindividu-individu dalam sample yang tidak meliki unsur-unsur kepribadian
umum. Pendekatan dalam penelitian kepribadian suatu kebudaya juga dilaksanakan
dengan metode lain yang didasarkan pada ciri-ciri dan unsur watak seorang
individu dewasa. Pembentukan watak dan jiwa individu banyak dipengaruhi oleh
pengalamannya di masa kanak-kanak serta pola pengasuhan orang tua.
Berdasarkan
konsepsi Psikologi tersebut, para ahli Antropologi berpendirian bahwa dengan
mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas akan dapat mengetahui
adanya berbagai unsur kepribadian pada sebagian besar warga yang merupakan
akibat dari pengalaman-pengalaman mereka sejak masa kanak-kanak.
Penelitian
mengenai etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang pertama-tama dilakukan
oleh tokoh Antroplogi R. Benedict, R. Linton, dan M. Mead. Sehingga menjadi
bagian khusus dalam antropologi yang dinamakan personality and culture.
Aneka Warna Kepribadian
Ilmu
antropologi, dan juga ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu
politik dan lain-lain, tidak mempelajari individu. Ilmu-ilmu itu mempelajari
seluruh pengetahuan, gagasan, dan konsep yang umum hidup dalam masyarakat, artinya
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang dianut oleh sebagian sebesar warga
sesuatu masyarakat yang biasanya disebut “adat-istiadat”. Seluruh kompleks
tingkah laku umum berwujud pola-pola tindakan yang saling berkaitan satu dengan
lain itu disebut sistem sosial (social system). Ilmu antropologi juga
mempelajari kepribadian yang ada pada sebagian besar warga sesuatu masyarakat,
yang disebut kepribadian umum atau watak umum (modal personality).
Seorang sarjana Amerika keturunan Cina, Francis L.K. Hsu, telah mengkombinasikan dalam dirinya suatu keahlian
dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat serta kesusasteraan Cina
Klasik. Dalam sebuah karangannya berjudul Psychological Homeostasis and Jen,
yang dimuat dalam majalah American Anthropologist jilid 73, tahun 1971
(hal. 2344), Hsu telah menyatakan pendapatnya bahwa ilmu psikologi yang
dikembangkan didalam masyarakat negara-negara Eropa Barat, dimana konsep
individu memang mengambil tempat yang sangat penting, biasanya menganalisa jiwa
manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu
sebagai suatu kesatuan analisa tersendiri.
Dengan demikian untuk menghindari
pendekatan terhadap jiwa manusia itu. Hanya sebagai suatu objek yang terkandung
dalam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu
konsepsi bahwa alam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung
delapan daerah yang berwujud seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran
konsentrikal sekitar diri pribadinya.
Keterangan psikologi dari Hsu ini mencoba melihat perbedaan antara manusia yang hidup dalam lingkunga kebudayaan Timur dan manusia yang hidup dalam lingkunga kebudayaan Barat itu, memang mencoba menyelami sumber inti dari perbedaan itu. Semua perbedaan lahiriah antara kedua tipe manusia itu hanyalah akibat dari perbedaan inti.
Keterangan psikologi dari Hsu ini mencoba melihat perbedaan antara manusia yang hidup dalam lingkunga kebudayaan Timur dan manusia yang hidup dalam lingkunga kebudayaan Barat itu, memang mencoba menyelami sumber inti dari perbedaan itu. Semua perbedaan lahiriah antara kedua tipe manusia itu hanyalah akibat dari perbedaan inti.