Macam-Macam Metode Penelitian Dalam Psikologi Full (Lanjutan)
1. Metode
Observasi
Pengertian :
Observasi
berasal dari kata to observe, yang
bararti meneliti atau mengamati atau pangamatan dan pencatatan
fenomena-fenomena yang diselidiki dengan sistematis. Observasi juga adalah
mengamati situasi yang ada, situasi yang terjadi secara spontan, tidak
dibuat-buat, yang disebut juga dengan situasi yang sesuai dengan kehendak alam
(alamiah). Dan hasil pengamatan dicatat dengan teliti untuk diambil
kesimpulan-kesimpulan umum dan khusus.
Tujuan :
Metode
observasi dalam psikologi banyak dilakukan untuk mempelajari tingkah laku
anak-anak, interaksi sosial dan aktivitas keagamaan dan kejadian lain yang
tidak dapat dieksperimenkan. Pada hakikatnya, eksperimen merupakan salah satu
metode observasi yang di batasi dengan menciptakan kondisi-kondisi tertentu.
Pelaksanaannya :
Dengan
menggunakan metode ini, peneliti menggunakan pengindraan terhadap obyek yang
diselidiki dengan sengaja sambil melakukan pencatatan-pencatatan terhadap
gejala-gejala jiwa yang dibutuhkan dalam penyelidikan itu. Sementara untuk
memperoleh data-data tentang gejala-gejala jiwa tersebut, peneliti dapat
melakukan introspeksi, eksperimen dan ekstropeksi.
a. Introspeksi
Pengertian :
Secara
etimologi, introspeksi diri ialah melihat
ke dalam (intro berarti kedalam,
dan speksi berasal dari kata spektare yang artinya melihat). Dalam
hal ini, maksudnya adalah suatu cara menyelediki keadaan atau peristiwa yang
sedang terjadi dalam dirinya sendiri.
Tujuan :
Suatu
cara untuk menyelediki keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi dalam dirinya
sendiri.
Pelaksanaannya :
Mengadakan
penyelidikan terhadap jiwa sendiri merupakan sumber yang paling penting, karena
kesadaran terhadap jiwa kita sendirilah yang dapat diketahui secara langsung
dan penyelidikan ini juga adalah suatu hal yang amat sulit dilakukan.
Kelebihan :
Metode
ini juga memiliki kebaikan-kebaikan
sebagai berikut : 1) Metode
ini merupakan metode yang khas, hanya terdapat pada manusia. Artinya hanya
manusialah yang dapat melihat apa yang sedang dialami dalam dirinya. 2) Dengan menggunakan metode
ini seseorang dapat secara langsung menyeladiki peristiwa-peristiwa yang
dialaminya, dimana orang lain tidak dapat menyelidikinya.
Kelemahan :
Disamping
itu, metode ini sukar mencapai segi obyektivitas. Oleh karena itu metode ini
pun memiliki beberapa kelemahan,
yaitu : 1) Seseorang
sering tidak jujur dalam mengungkapkan hal-hal yang pernah dialaminya, terutama
dalam hal-hal yang bersifat negatif pada dirinya, dan kalau diungkapkan ia akan
menanggung perasaan malu. 2) Seseorang
sering kali kekurangan perbendaharaan kata dalam melukiskan peristiwa-peristiwa
jiwa yang sudah atau pernah dialaminya. 3) Metode ini tidak dapat dilakukan oleh anak-anak dan
orang-orang yang abnormal.
b. Ekstrospesi
Pengertian :
Ekstropeksi
berarti melihat keluar (ekstro: keluar, speksi dari spektare:
melihat). Dan sebagai metode, ekstropeksi berarti mempelajari dengan sengaja
dan teratur gejala-gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan
dengan melihat gejala-gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomimik
orang lain.
Tujuan :
Penggunaan
metode ini juga dimaksudkan untuk mengatasi subyektivitas yang terdapat dalam
metode introspeksi.
Pelaksanaannya :
Pada
ekstropeksi subyek penyelidikan bukan dirinya sendiri melainkan orang lain.
Namun demikian, sebenarnya ekstropeksi ini tidak bisa lepas dari introspeksi,
sebab mustahil seseorang dapat menyatakan, mengetahui, ataupun menyimpulkan
segala sesuatu yang terjadi pada diri orang lain kalau dirinya sendiri tidak
pernah mengalaminya. Akan tetapi, suatu hal yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan kesimpulan analogis dari hasil ekstropeksi ini adalah bahwa gejala-gejala
kejiwaan yang sama belum tentu diakibatkan oleh sebab yang sama. Lain dari itu,
bisa saja satu sebab yang sama belum tentu berakibat sama.
Kelebihan :
Diantara
kelebihan metode ini adalah sebagai
berikut : 1) Lebih
memenuhi syarat ilmiah, karena ini lebih bersifat obyektif. 2) Dapat digunakan dalam
menyelidiki anak-anak dan orang-orang yang menyimpang keadaan jiwanya
(abnormal).
Kelemahan :
Metode
ekstropeksi ini juga memiliki kelemahan. Namun kelemahan-kelemahan ini dapat
diatasi dengan penggunaan metode-metode lain, sehingga kelemahannya dapat
diimbangi oleh keuntungan atau kelebihan metode yang lain. Adapun kelemahan-kelemahan metode ekstropeksi ini
adalah : 1) Metode
ini hanya dapat menyelidiki gejala-gejala jiwa yang tampak saja, padahal
tiap-tiap orang dalam mengeluarkan buah fikiran dan perasaannya tidak sama,
terutama pada orang dewasa, yang dapat mengekspresikan sikap-sikap yang tidak
wajar atau yang bertentangan dengan keadaan/ situasi jiwanya. 2) Jika orang yang diselidiki
tahu, terkadang ia memberikan kesan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang
ada, sehingga apa yang disimpulkan diri dari hasil ekstropeksi itu akan berbeda
dengan apa yang semestinya.
2. Metode
Pengumpulan Bahan
a.
Angket
1)
Wawancara/Interview
(Angket secara lisan)
Pengertian :
Wawancara
adalah Tanya jawab antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.
Tujuan :
Pewawancara
yang lebih mengenal dengan orang yang diwawancarai mengemukakan isi hati,
pandangan-pandangannya dan pendapatnya sehingga data yang diinginkan oleh
peneliti akan dapat terkumpul dengan baik.
Pelaksanaannya :
Ada
beberapa macam wawancara, yaitu:
a) Wawancara
bebas, yaitu pertanyaan dan jawaban diberikan sebebabas-bebasnya oleh
pewawancara dan yang diwawancarai.
b) Wawancara
terarah, yaitu dalam melakukan wawancara, si pewawancara mempunyai arahan,
tuntunan yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
c) Wawancara
terbuka, yaitu pertanyaan-pertanyaan telah ditentukan oleh peneliti, namun
jawabannya dapat diberikan bebas oleh orang yang diwawancarai atau disebut juga
dengan tidak terikat.
d) Wawancara
tertutup, yaitu pertanyaan-petanyaan sudah ditentukan dan jawaban-jawabanpun
telah disediakan oleh peneliti. Misalnya orang yang diwawancarai hanya memilih
ya atau tidak, setuju atau tidak setuju atas jawaban yang telah disediakan oleh
pewawancara.
Kelebihan :
Bisa
melihat langsung ekspresi wajas orang yang diteliti.
Kelemahan :
Ada
kehawatiran bila bertatapan langsung ada sebagian orang yang malu mengungkapkan
sesuatu terutama dalam hal negatif, jadi cukup sulit untuk orang yang seperti
itu.
2)
Quesionnaire
(Angket Tertulis)
Pengertian :
Metode
quesioner adalah metode yang menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab
oleh orang yang diteliti. Daftar pertanyaan tersebut telah disusun secara sistematis
untuk mendapatkan data-data dari objek yang akan dipelajari. Metode angket
quesioner ini disebut juga dengan wawancara tertulis.
Tujuan :
Meneliti
seseorang dengan memberikan pertanyaan tertulis, agar orang yang diteliti lebih
leluasa dalam menjawab pertanyaan.
Pelaksanaannya :
Memberikan
daftar pertanyaan tersebut kepada orang lain atau orang yang akan diteliti,
lalu orang yang diteliti menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan. Dalam
angket, pertanyaan-pertanyaan sudah disusun secara tertulis dalam lembar-lembar
prtanyaan. Orang yang akan diteliti, tinggal membaca pertanyaan-pertanyaan dan
memberi jawaban secara tertulis dalam
kolom-kolom yang sudah disediakan.
Kelebihan :
Menguntungkan
bagi orang yang diteliti, sehingga dia bisa menjawab pertanyaan tanpa gerogi.
Kelemahan :
Tidak
bisa melihal langsung ekspresi wajah orang yang diteliti, jadi tidak tahu apa
dia serius atau tidak dalam menjawab pertanyaan.
b.
Autobiografi
(Riwayat Hidup)
Pengertian :
Riwayat
hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap psikologi seseorang, ada metode
pendekatan secara biografi yaitu mempelajari riwayat hidup seseorang, baik yang
mereka tulis sendiri atau yang orang lain tulis tentang dirinya.
Tujuan :
Kita
bisa melakukan pendekatan dengan metode seperti ini yaitu agar kita tahu kenapa
dia seperti itu, apakah pihak keluarganya mempengaruhi dirinya atau tidak.
Karena garis keturunan dapat mempengaruhi jiwa seseorang juga, maka metode ini
bisa digunakan agar kita bisa mengetahui jalur keturunannya.
Pelaksanaannya :
Adalah
mempelajari riwayat hidup, latar belakang keluarga dan keadaan keluarnganya,
garis keturunan dan yang menyangkut dengan keluarganya.
Kelebihan :
Fokus
terhadap satu anak atau orang, jadi bisa lebih teliti dalam mengamatinya.
Kelemahan :
Metode
ini tidak bisa digunakan pada orang banyak sekaligus, kita perlu meninjau orang
lain satu persatu agar tidak salah dalam pengamatnnya. Metode ini juga hanya
meninjau riwayat hidup dan keluarganya saja, tidak meninjau lingkungan di luar
rumahnya, metode ini harus di iringi dengan metode yang lain agar kita lebih
paham objek yang kita teliti.
c.
Pengumpulan
Hasil Kerja atau Buku Harian
Pengertian :
Yaitu
mempelajari orang lain dengan melihat buku harian yang dia tulis, karena
melihat catatan apa yang pernah dia alami adalah hal yang membantu untuk
pendekatan.
Tujuan :
Tujuan
dari metode ini adalah agar kita tahu tentang apa yang dialami orang yang
diteliti melalui buku tersebut. Setelah kita tahu apa yang pernah dialaminya,
maka kita bisa simpulkan kenapa orang ini menjadi seperti ini.
Pelaksanaannya :
Kita
melihat atau mencari tahu buku harian tersebut. Pastikan buku tersebut memang tentang
dirinya. Setelah itu kita baca dan amati secara cermat, karena salah memahami
akan menjadi salah penafsiran.
Kelebihan :
Kita
bisa tahu apa yang pernah dia lewati
tanpa harus menanyakannya, karena bila menanyakannya, khawatir orang itu malu
untuk mengungkapkannya.
Kelemahan :
Tidak
semua orang menuliskan apa yang dia alami dalam buhu catatan harian, dan ada
remaja yang hanya menulis kenangan yang berkesan, membanggakan dan
membahagiakan, yang buruknya tidak dicantumkan sehingga tidak begitu teliti dan
sempurna dalam penelitian.
3. Metode
Eksperimen
Pengertian :
Metode
ini merupakan pengamatan terhadap suatu kejadian atau gejala yang barlangsung
di bawah kondisi atau syarat tertentu, maksudnya adalah metode yang dilakukan
oleh penyelidikan dengan jalan mengadakan percobaan-percobaan untuk mengetahui
kejiwaan seseorang.
Tujuan :
Dengan
kata lain dalam psikologi, metode ini bermaksud menyelidiki pengaruh kondisi
tertentu terhadap tingkah laku individu.
Pelaksanaannya :
Metode ini biasanya dilakukan didalam
laboratorium dengan kelebihannya, yaitu dapat mengontrol lingkungan sehingga
ahli psikologi dapat memilih faktor-faktor pendukung sebuah eksperimen
tersebut. Berikut ini adalah empat
syarat yang harus dipenuhi dalam mengadakan eksperimen, yaitu : a) Pemeriksa harus dapat menetapkan
sendiri saat timbulnya keadaan atau kejadian yang hendak dipelajarinya. b) Pemeriksa harus mengikuti
jalannya itu seteliti-telitinya dengan memusatkan seluruh perhatian kepada
prosesnya. c) Tiap-tiap
pemeriksa harus dapat diulangi secukupnya, yaitu dalam keadaan yang sama. d) Pemeriksa harus menguasai
syarat-syarat tersebut di atas
Kelemahan :
Adapun
kelemahan metode ini adalah : a)
Eksperimen biasanya dilakukan pada benda mati yang mempunyai hukum-hukum
yang tetap, sedang jiwa adalah sesuatu yang hidup. b) Tidak semua gejala
kejiwaan dapat diselidiki secara eksperimen.
Kelebihan :
Disamping
kelemahan tersebut terdapat juga kelebihan-kelebihannya,
yaitu : a) dengan eksperimen ada hal-hal yang dapat diselidiki dengan teliti
dan berulang-ulang. b) Tanpa menunggu timbulnya suatu
peristiwa, orang dapat dengan cepat secara teratur mengetahui sesuatu peristiwa
yang sengaja ditimbulkan.
4. Ekperimen
/ Introspeksi Eksperimen
Pengertian :
Ialah
metode introspeksi yang dilaksanakan dengan mengadakan eksperimen-eksperimen
(percobaan) secara disengaja dan dalam suasana yang dibuat.
Tujuan :
Metode ini merupakan penggabungan antara metode
introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen ini, diharapkan sifat
subyektivitas dari metode introsfeksi akan dapat diatasi.
Pelaksanaannya :
Misalnya
: sejumlah individu dalam satu kelas dicoba untuk memecahkan satu masalah.
Kemudian masing-masing individu disuruh mengadakan introspeksi diri tentang apa
yang terjadi pada diri sendiri sewaktu mereka memecahkan masalah tersebut. Dari
hasil introspeksi masing-masing individu itulah kesimpulan didapatkan.
5. Metode
Pemeriksaan Psikologi (Psikotes)
Pengertian :
Pemeriksaan
Psikologis disebut juga Psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat
psikodiagnostik yang hanya dapat digunakan oleh ahli yang benar benar terlatih.
Tujuan :
Tujuan
dari metode ini untuk mengukur dan mengetahui taraf kecerdasan, arah minat,
sikap, struktur kepribadian, dan lain-lain.
Pelaksanaannya :
Biasanya
pemeriksaan Psikologis (Psikotes) ini, orang yang ingin diteliti atau diukur
kecerdasannya diberikan beberapa buku yang berisi pertanyaan, dan setiap buku
harus di isi dengan waktu yang sudah ditentukan, misalnya 1 jam. Hasil
diperiksa oleh ahli yang sudah terlatih, dan diakuratkan dengan data yang sudah
ada, dalam hal ini seperti kunci jawaban, dan jawaban orang yang di teliti lebih mengarah kemana
dari setiap pertanyaannya.
Kelebihan :
Orang
yang meneliti atau mengamati dengan metode ini, bisa lebih mudah memberikan
kesimpulan, karena ada patokan tersendiri. Juga metode ini bisa digunakan untuk
mengukur lebih dari satu orang sekaligus.
Kelemahan :
Karena
ini metode yang menggunakan alat bantu seperti buku atau alat yang lain, ada
orang yang malas menjawab pertanyaan-pertanyaan dari tes ini, karena bisa lebih
dari seratus pertanyaan yang tentunya berbeda jenisnya, sehingga bisa jadi
orang yang diukur tersebut tidak serius dalam menjawab, apalagi bila dilakukan
pada lebih dari sepuluh orang, satu kelas misalnya, itu akan tidak kondusif.
Akibatnya, pengukuran tersebut tidak seratus persen akurat.
6. Metode
Klinis
Pengertian :
Metode
yang digunakan untuk menyelidiki orang-orang yang menyimpang keadaan jiwanya
(abnormal atau bisa dikatakan gila/stres) ini disebut metode klinis/pengobatan.
Tujuan :
Umumnya
metode ini digunakan diRumah Sakit Jiwa untuk pengobatan.
Pelaksanaannya :
Kebanyakan
yang menggunakan metode ini adalah para ahli psikologi dalamatau penyakit jiwa
(pskiater).
Kelebihan :
Metode
yang sudah permasuk pendekatan dan menuju pengobatan.
Kelemahan :
Karena seakan-akan ada kesan bahwa obyeknya terdiri dari orang-orang yang jiwanya tidak normal, sehingga hasil yang dicapainyapun kurang menggambarkan keadaan jiwa pada umumnya.
Karena seakan-akan ada kesan bahwa obyeknya terdiri dari orang-orang yang jiwanya tidak normal, sehingga hasil yang dicapainyapun kurang menggambarkan keadaan jiwa pada umumnya.