Makalah Pengelolaan Sumber Daya Manusia (BAB II)
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani
berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan
tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan
demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
menurut para ahli:
1. Menurut Melayu SP. Hasibuan
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Menurut Henry Simamora
MSDM adalah sebagai pendayagunaan,
pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap
individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga menyangkut desain
dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan
karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan
perburuhan yang mulus.
3. Menurut Achmad S. Rucky
MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif
dalam proses akusis, pendayagunaan, pengembangan dan pemeliharaan personil yang
dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan
sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai
tujuan-tujuannya.
4. Menurut Mutiara S. Panggabean
MSDM adalah proses yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
5.
Menurut A.F. Stoner
Manajemen sumber daya manusia adalah
suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau
perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan
yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Beberapa
pengertian tentang manajemen sumber daya manusia, antara lain:
· Manajemen
sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan kegiatan-kegiatan, pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai
berbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat.
· Manajemen
sumber daya manusia adalah sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan
dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan proses pendayagunaan manusia atau
pegawai yang mencakup; penerimaan, penggunaan, pengembangan dan pemeliharaan
sumber daya manusia yang ada.
B. Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan
kepada organisasi satuan kerja yang efektif.
Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan
bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi,
dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang
tepat.
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
1. Tujuan Organisasional
1. Tujuan Organisasional
Ditujukan
untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam
memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara
formal suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu
para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap
kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam
menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia.
2. Tujuan Fungsional
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan
untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen
sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan
organisasi.
3. Tujuan Sosial
3. Tujuan Sosial
Ditujukan
untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan
tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif
terhadap organisasi.
4. Tujuan Personal
4. Tujuan Personal
Ditujukan
untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang
dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal
karyawan harus dipertimbangkan jika para karyawan harus dipertahankan,
dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan,
kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan
organisasi.
C.
Model Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Untuk menyusun berbagai aktifitas manajemen sumber daya manusia ada
6 (enam) model manajemen sumber daya manusia, yaitu:
a. Model
Klerikal
Dalam model ini fungsi
departemen sumber daya manusia yang terutama adalah memperoleh dan memelihara
laporan, data, catatan-catatan dan melaksanakan tugas-tugas rutin. Fungsi
departemen sumber daya manusia menangani kertas kerja yang dibutuhkan, memenuhi
berbagai peraturan dan melaksanakan tugas-tugas kepegawaian rutin.
b. Model
Hukum
Dalam model ini, operasi
sumber daya manusia memperoleh kekuatannya dari keahlian di bidang hukum. Aspek
hukum memiliki sejarah panjang yang berawal dari hubungan perburuhan, di masa
negosiasi kontrak, pengawasan dan kepatuhan merupakan fungsi pokok disebabkan
adanya hubungan yang sering bertentangan antara manajer dengan karyawan.
c. Model
Finansial
Aspek finansial manajemen
sumber daya manusia belakangan ini semakin berkembang karena para manajer
semakin sadar akan pengaruh yang besar dari sumber daya manusia ini meliputi
biaya kompensasi tidak langsung seperti biaya asuransi kesehatan, pensiun,
asuransi jiwa, liburan dan sebagainya, kebutuhan akan keahlian dalam mengelola
bidang yang semakin komplek ini merupakan penyebab utama mengapa para manajer
sumber daya manusia semakin meningkat.
d. Model Manajerial
Model manajerial ini memiliki
dua versi yaitu versi pertama manajer sumber daya manusia memahami kerangka
acuan kerja manajer lini yang berorientasi pada produktivitas. Versi kedua
manajer ini melaksanakan beberapa fungsi sumber daya manusia. Departemen sumber
daya manusia melatih manajer ini dalam keahlian yang diperlukan untuk menangani
fungsi-fungsi kunci sumber daya manusia seperti pengangkatan, evaluasi kinerja
dan pengembangan. Karena karyawan pada umumnya lebih senang berinteraksi dengan
manajer mereka sendiri dibanding dengan pegawai staf, maka beberapa departemen
sumber daya manusia dapat menunjukan manajer ini untuk berperan sebagai pelatih
dan fasilitator.
e. Model
Humanistik
Ide sentral dalam model ini
adalah bahwa, departemen sumber daya manusia dibentuk untuk mengembangkan dan
membantu perkembangan nilai dan potensi sumber daya manusia di dalam
organisasi. Spesialis sumber daya manusia harus memahami individu karyawan dan
membantunya memaksimalkan pengembangan diri dan peningkatan karir.
Model ini menggambarkan tumbuhnya perhatian organisasi terhadap pelatihan dan pengembangan karyawan mereka.
Model ini menggambarkan tumbuhnya perhatian organisasi terhadap pelatihan dan pengembangan karyawan mereka.
f. Model Ilmu
Perilaku
Model ini menganggap bahwa, ilmu perilaku
seperti psikologi dan perilaku organisasi merupakan dasar aktivitas sumber daya
manusia. Prinsipnya adalah bahwa sebuah pendekatan sains terhadap perilaku
manusia dapat diterapkan pada hampir semua permasalahan sumber daya manusia
bidang sumber daya manusia yang didasarkan pada prinsip sains meliputi teknik
umpan balik, evaluasi, desain program dan tujuan pelatihan serta manajemen karir.
D.
Proses
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Proses manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan dalam fungsi
manajerial yang meliputi :
1. Analisis
Jabatan
Analisis jabatan adalah proses untuk mempelajari dan
mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan suatu jabatan. Untuk
itu, perlu diketahui pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan serta persyaratan
untuk menduduki suatu jabatan. Dengan kata lain, analisis jabatan dapat
diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis
data dan informasi suatu jabatan.
Hasil dari analisis jabatan akan diperoleh dua hal,
yaitu :
a. Uraian
jabatan, yang meliputi identitas jabatan, fungsi jabatan, uraian tugas,
wewenang, tanggung jawab, hubungan kerja, bahan, alat dan mesin yang digunakan,
serta kondisi kerja.
b. Spesifikasi
jabatan, yang meliputi persyaratan pendidikan, persyaratan pelatihan,
persyaratan pengalaman, persyaratan psikologi, serta persyaratan khusus.
2. Perencanaan
Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan
kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Perkiraan tentang
kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan perusahaan didasarkan pada berbagai
pertimbangan, antara lain rencana produksi atau jasa yang dihasilkan sesuai
dengan jenis atau bidang investasi yang dijalankan. Setelah melakukan perkiraan
terhadap jumlah barang atau jasa yang akan dihasilkan, selanjutnya perkiraan
ini diubah ke dalam jumlah orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan dan
melaksanakan aktivitas tersebut. Untuk level manajerial biasanya jumlah pegawai
didasarkan pada jumlah jabatan yang tersedia dalam struktur organisasi
perusahaan.
3. Pengadaan
Karyawan
Pengadaan tenaga kerja (procurement) merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan jenis
tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam upaya
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan pengadaan tenaga kerja meliputi
penarikan, seleksi, dan penempatan.
Penarikan (recruitment)
adalah upaya mencari calon karyawan yang memenuhi syarat tertentu sehingga di
perusahaan dapat memilih orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan
yang ada. Penarikan pegawai dapat dilakukan melalui referensi (kenalan), iklan,
bursa tenaga kerja, open house, dari lembaga pendidikan tinggi, pusat-pusat
pelatihan, atau dengan cara lainnya. Agar dapat terjaring tenaga kerja yang
sesuai dengan keinginan, dalam informasi perlu dijelaskan persyaratannya,
misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, atau syarat
lainnya.
Setelah dilakukan kegiatan penarikan, selanjutnya
perlu dilakukan seleksi. Seleksi adalah suatu proses untuk memilih atau
mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan
organisasi. Proses seleksi yang dilakukan dimulai dari seleksi surat lamaran,
tes umum, wawancara, psikotes, sampai dengan tes kesehatan. Seorang pelamar
dapat lolos sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perusahaan.
Penempatan (placement)
berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dijabatnya
berdasarkan kebutuhan jabatan.
4. Pelatihan
dan Pengembangan
Bagi pelamar yang lulus seleksi, tetapi belum memiliki
pengalaman kerja, sebelum ditempatkan perlu terlebih dahulu diberikan pelatihan
untuk membiasakan mereka bekerja dalam lingkungan perusahaan. Selanjutnya,
pihak manajemen perlu melaksanakan fungsi pengembangan terhadap karyawan yang
sudah bekerja sebelumnya (lama) melalui pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan sehingga mampu memenuhi
tuntunan organisasi dalam menghadapi persaingan dan perubahan.
5. Kebijakan Kompensasi
Kompensasi merupakan semua imbalan yang diterima
karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka, seperti upah atau gaji,
tunjangan perumahan, kesehatan, hari tua, insentif, dan premi.
6. Perencanaan
Karier
Perencanaan karier adalah perjalanan kerja seseorang
selama berada di perusahaan. Karyawan dapat merencanakan kariernya sejak mulai
bekerja sampai berhenti bekerja. Selain perencanaan karier, perusahaan juga
harus melakukan evaluasi kinerja terhadap seluruh karyawan. Penilaian kinerja
merupakan proses mengevaluasi dan menilai prestasi kerja karyawan sehingga
dapat memberikan umpan balik kepada karyawan dan organisasi tentang pelaksanaan
kerja mereka dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk program perbaikan prestasi
kerja, penyesuaian kompensasi, promosi, dan pengembangan karier.
7. Kebijakan
Kesejahteraan
Perusahaan juga perlu memikirkan keselamatan dan
kesehatan kerja menunjuk pada kondisi fisik dan mental karyawan akibat
lingkungan kerja. Pihak manajemen harus terus berupaya memelihara karyawannya
dengan berbagai upaya nyata agar mereka tetap betah dan merasa dihargai dalam
organisasi., diantaranya dengan melakukan pembinaan bagi karyawan yang tidak
disiplin melalui saluran komunikasi yang efektif.
8. Pemutusan
Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja merupakan kebijakan
perusahaan untuk memberhentikan seorang karyawan. Pemutusan hubungan kerja bisa
disebabkan oleh berbagai alasan atau sebab antara lain : memasuki masa pensiun,
permintaan pengunduran diri, pemecatan karena melakukan kesalahan, pensiun dini,
atau disebabkan karena meninggal dunia.
E.
Arti Penting
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pentingnya pengelolaan sumber daya manusia ini dapat disoroti
dari berbagai perspektif, yaitu perspektif politik, ekonomi, sosial-kultural,
hukum, administrasi dan teknologi.
1. Perspektif
Politik
Pentingnya
MSDM pada perspektif ini lebih banyak mengarah pada sudut makro, bahwa sumber
daya manusia merupakan aset yang penting yang dimiliki oleh suatu organisasi
mulai dari level makro (Negara), bahkan internasional, hingga level mikro.
Sumber daya manusia ynag terdidik, terampil, cakap, disiplin, tekun, kreatif,
idealis, mau bekerja keras, kuat fisik/mental, setia pada cita-cita dan tujuan
organisasi, akan sangat berpengaruh positif pada keberhasilan dan kemajuan
organisasi. Jadi sumber daya manusia memegang peranan sentral dan paling
menentukan. Tanpa MSDM yang handal, pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan
sumber-sumber lainnya itu akan menjadi tidak efektif, efisien dan produktif.
2. Perspektif
Ekonomi
Dari
perspektif ekonomi, orang sering beranggapan bahwa pemahaman MSDM tidak lain
karena untuk kepentingan ekonomi semata-mata. Anggapan yang demikian
dijustifikasikan oleh kenyataan bahwa manusia sering dipandang sebagai salah
satu factor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa oleh satuan-satuan ekonomi.
Manusia tidak bias disamakan begitu saja dengan mesin, peralatan, modal, metode
dan pasar. Hal seperti tersebut merupakan tindakan yang mengingkari kenyataan
bahwa manusia sebagai makhluk yang dinamis, penuh cinta, rasa, dan karsa.
Jadi manusia adalah pusat segalanya bagi suatu organisasi. Manusia bisa menjadi
pusat persoalan organisasi manakala tidak dikembangkan dan tidak ditingkatkan
potensi-potensinya. Sebaliknya manusia merupakan pusat segala keberhasilan
organisasi manakala segala dayanya dikembangkan secara wajar dan meyakinkan.
3. Perspektif
Hukum
Dalam
organisasi terdapat berbagai peraturan, ketentuan, atau perjanjian yang
kesemuanya dasarnya mengatur tentang hak dan kewajiban secara timbal balik
antar organisasi dengan anggotanya, antara orang yang mempekerjakan dengan
orang yang dipekerjakan. Pemeliharaan keseimbangan tersebut menuntut adanya
kejelasan mengenai hak dan kewajiban itu sendiri dari masing-masing pihak dalam
organisasi. Semua itu bisa menjadi jelas dan bisa diwujudkan hanya melalui
suatu sistem manajemen yang tepat. MSDM yang dikelola secara tepat dan teratur
merupakan alternative yang paling relevan.
4. Perspektif
Sosial Kultural
Ada dua
alasan utama yang mendasari perspektif ini yaitu:
· Pertama, sisi yang satu ini lebih
peka karena berkaitan langsung harkat dan martabat manusia. Kesempatan berkarya
merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabatnya. Harkat dan martabat
tidak bisa diukur dengan hal-hal yang bersifat kebendaan tetapi juga non fisik,
dimana bekerja tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan fisik saja melainkan juga untuk diwujudkannya kebutuhan
sosio-psikologis.
· Kedua, ditekankan bahwa sulit
diperoleh suatu system MSDM yang bebas nilai. Pemenuhan kebutuhan
sosio-psikologis terikat pada norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat dimana orang itu menjadi bagian. Nilai-nilai
itulah yang akan menentukan baik-buruknya, wajar-tidaknya, dan sekaligus
menjadi barometer penilaian bagi seseorang.
5. Perspektif
Administrasi
Perspektif
ini menekankan bhawa peranan organisasi pada zaman modern ini menjadi semakin
penting. Manusia modern sekarang lebih mengenal pameo manusia organisasional.
Tanpa organisasi tanap bantuan orang lain tidak akan bisa mewujudkan impiannya.
Ketergantungan kepada orang lain inilah yang mendorong manusia untuk
berorganisasi. Ini mengindikasikan bahwa maju atau mundurnya kehidupan manusia
tergantung pada kemampuannya untuk mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang
ada pada organisasi. Disinilah letak relevansi dan pentingnya MSDM.
6. Perspektif
Teknologi
Relevansi dan pentingnya MSDM tidak terlepas dari berbagi perkembangan dan kemajuan yang dicapai dibidang IPTEK. Manusia diharapkan agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan tersebut. Untuk itu manusia perlu berbekal kemampuan, kecakapan, ketrampilan yang sesuai. Hal ini hanya bisa dicapai melalui suatu system manjemen sumber daya manusia yang tepat.
Relevansi dan pentingnya MSDM tidak terlepas dari berbagi perkembangan dan kemajuan yang dicapai dibidang IPTEK. Manusia diharapkan agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan tersebut. Untuk itu manusia perlu berbekal kemampuan, kecakapan, ketrampilan yang sesuai. Hal ini hanya bisa dicapai melalui suatu system manjemen sumber daya manusia yang tepat.