Pengertian Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial (Remedial
Teaching) bahwa dari kata remedy (Inggris) yang artinya
menyembuhkan. Istilah pembelajaran pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk
anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan (sakit) (Ahmadi dan
Supriyono,1991:145).
Di lihat dari arti katanya, remedial
berarti bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau membuat menjadi baik.
Dengan demikian, pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang
bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau pembelajaran yang membuat menjadi
baik. Proses pembelajaran ini lebih ditekankan pada usaha perbaikan cara-cara
belajar, cara mengajar, menyesuaikan materi pelajaran penyembuhan
hambatan-hambatan yang dihadapi.
Jadi dalam pembelajaran remedial yang
disembuhkan, yang diperbaiki, yang dibetulkan adalah keseluruhan proses belajar
mengajar yang meliputi cara belajar, metode mengajar, materi pelajaran, alat
belajar dan lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar.
Menurut Enkoswara (1984: 115) ”Pembelajaran
remedial sebagai suatu usaha untuk membetulkan dan meyembuhkan anak-anak yang
mengalami kegagalan atau kesulitan belajar”.
Pengertian lain dikemukakan oleh Ruslan (1998:2)
bahwa: ”Pembelajaran remedial sebagai upaya pendidik dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif
kegiatan sehingga siswa yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria tingkat
keberhasilan minimal yang diharapkan”.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk khusus pembelajaran yang
ditujukan untuk menyembuhkan siswa. Perbaikan ini diarahkan kepada pencapaian
hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui
perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan kepribadian
siswa.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas
mengenai ciri-ciri pembelajaran remedial. Berikut ini perbandingan antara
pembelajaran remedial dengan pembelajaran biasa atau reguler dalam Abin (2002:
117).
1. Kegiatan belajar reguler, sebagai proses
belajar mengajar di kelas dengan semua siswa turut berpartisipasi. Sedangkan
pembelajaran remedial dilakukan setelah diketahui kesulitan belajar dan
kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan jenis, sifat dan latar
belakang.
2. Dari segi tujuannya, pada dasarnya
pembelajaran reguler dan remedial mempunyai tujuan yang sama yaitu tercapainya
hasil belajar, hanya saja penekanannya yang berbeda. Pembelajaran reguler
dilaksanakan untuk mencpai tujuan instruksional yang telah ditetapkan sesuai
dengan kurikulum yang berlaku dan bersifat sama untuk semua siswa sedangkan
pembelajaran remedial, tujuan instruksional disesuaikan dengan kesulitan
belajar yang dihadapi siswa.
3. Metode yang digunakan pada pembelajaran
reguler bersifat sama untuk semua siswa sedangkan pada pembelajaran remedial
bersifat diferensial artinya disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang
kesulitan belajarnya.
4. Pembelajaran reguler dilaksanakan oleh
guru sedangkan pembelajaran remedial dilaksanakan oleh tim (kerja sama).
5. Alat-alat yang digunakan dalam
pembelajaran remedial lebih bervariasi dibandingkan dengan pembelajaran
reguler.
6. Pembelajaran remedial menurut pendekatan
dan teknik yang telah diferensial artinya lebih disesuaikan dengan keadaan
masing-masing pribadi siswa yang akan dibantu.
7. Dalam hal evaluasi, pembelajaran reguler
lebih banyak menggunakan alat evaluasi yang bersifat seragam dan kelompok
sedangkan dalam pembelajaran remedial alat evaluasi belajar yang dipergunakan
disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
Ciri-ciri Pembelajaran
Remedial
Ciri-ciri pembelajaran remedial menurut
Usman (1993:27) dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dilakukan
setelah kesulitan belajar dan kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan
jenis, sifat, dan latar belakang.
2. Tujuan
pembelajam khusus (TPK) disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi
siswa.
3. Metode
yang digunakan bersifat differensial disesuaikan sifat, jenis, dan latar belakang
kesulitan belajar.
4. Dilaksanakan
melalui kerja sama berbagai pihak, guru, pembimbing, koselor dan sebagainya.
5. Pendekatan
dan teknik lebih differensial artinya disesuaikan dengan keadaan siswa.
6. Alat
evaluasi yang digunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi
siswa.
Tujuan dan Fungsi
Pembelajaran Remedial
Secara umum pembelajaran remedial tidaklah
berbeda dengan tujuan pembelajaran pada umumnya yaitu agar setiap siswa dapat
mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tetapi,
secara khusus pembelajaran remedial bertujuan agar siswa yang mengalami
kesulitan belajar dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan melalui proses
penyembuhan atau perbaikan, baik dalam segi kepribadian siswa ataupun segi
proses belajar mengajar.
Secara terperinci tujuan pembelajaran
remedial dalam Mukhtar dan Rosmini (2003 :25) adalah agar siswa dapat :
1. Memahami dirinya khususnya yang menyangkut
hasil belajarnya, yang meliputi kekuatannya, kelemahannya, jenis dan sifat
kesulitannya.
2. Mengubah/memperbaiki cara-cara belajar
kearah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya.
3. Memilih materi dan fasilitas belajar
secara tepat.
4. Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang
menjadi latar belakang kesulitannya.
5. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan
baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
6. Melaksanakan tugas-tugas belajar yang
diberikan.
Pembelajaran remedial mempunyai fungsi
yang amat penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Beberapa fungsi
pembelajaran remedial sebagai berikut :
7. Fungsi korektif
Artinya bahwa melalui pembelajaran
remedial memungkinkan dapat diadakan pembetulan dan perbaikan terhadap sesuatu
yang dipandang masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan
proses belajar mengajar.
8. Fungsi pemahaman
Artinya bahwa pembelajaran remedial
memungkinkan guru, siswa dan pihak lainya dapat memperoleh pemahaman yang lebih
baik terhadap pribadi siswa.
9. Fungsi penyesuaian
Pembelajaran remedial dapat membentuk
siswa untuk lebih dapat menyesuaikan dirinya terhadap lingkungannya. Dalam
pembelajaran remedial terdapat penyesuaian yang baik antara siswa dengan
tuntunan dalam proses belajamya.
10. Fungsi Pengayaan
Maksudnya, pembelajaran remedial dapat
memperkaya proses belajar mengajar.
11.
Fungsi
Akselerasi
Maksudnya bahwa pembelajaran remedial
dapat mempercepat proses belajar mengajar, baik dari segi waktu maupun materi.
12.
Fungsi
Terapiutik
Secara langsung ataupun tidak, pembelajaran
remedial dapat memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang.
Langkah-langkah Pembelajaran
Remedial
Langkah-Iangkah pembelajaran remedial
dalam Mukhtar dan Rosmini (2003:30) sebagai berikut :
1. Diagnosis kesulitan belajar
Karena pembelajaran remedial bertujuan
untuk mengulangi kesulitan belajar maka paling awal dilakukan guru adalah
mengidentifikasi adanya gejala kesulitan belajar.
2. Pengenalan
kasus
Pada tingkat ini guru mengadakan
penyelidikan lebih dalam sebagai lanjutan dari kegiatan diagnosis hasil
belajar.
3. Program
perbaikan
Program perbaikan menyangkut dua aspek
yang tidak dapat dipisahkan. Pertama adalah menghasilkan penyebab kesulitan
belajar dan aspek kedua adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang
memungkinkan siswa mengalami kesulitan belajar dengan mudah menangkap konsep
atau prinsip yang ditanamkan.
4. Penilaian
kembali
Setelah melakukan program perbaikan, guru
perlu melakukan penilaian ulang terhadap siswa untuk mengathui apakah program
perbaikan berhasil atau tidak.
Kesulitan Belajar
”Kesulitan berarti kesukaran, kesusahan,
keadaan yang sulit atau sesuatu yang sulit” (Badudu dan Zain, 1996:1369).
Menurut Ambo Enre Abdullah (1990:66),
kesulitan adalah suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan hambatan-hambatan
dalam mencapai tujuan sehingga memerlukan usaha yang keras untuk mengatasinya.
Dari pengertian di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kesulitan belajar mengandung makna sulit berbuat sesuatu dalam
belajar yang berarti suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan atau
beberapa tantangan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebab-sebab umum anak mendapat kesulitan
belajar dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern dalam Ambo
Enre Abdullah (1990:67).
1. Faktor intern yakni hal-hal atau keadaan yang
muncul dari dalam siswa itu sendiri, meliputi ketidakmampuan atau gangguan
mental, keadaan fisik anak-anak, emosi tidak seimbang serta sikap merugikan
dari kebiasaan salah.
2. Faktor ekstern yaitu hal-hal atau keadaan yang
datang dari luar siswa, meliputi: keadaan keluarga dan masyarakat sekitamya.