Makalah Masalah-Masalah Dalam Belajar (BAB II)
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Masalah Belajar
B. Faktor Penyebab Permasalahan Dalam Belajar
Masalah adalah ketidaksesuaian
antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya
kebutuhan seseorangg, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang
tidak mengenakan. Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu
yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri atau orang
lain, ingin atau perlu dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah
sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
“Belajar adalah proses perubahan
pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi
melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya” (Anita E, Wool Folk,
1995: 196). Belajar adalah proses tingkah laku dalam arti luas), ditimbulkan
atau diubah melalui praktek dan latihan”. Sedangkan menurut Gagne (1984:77)
bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman”.
Dari definisi masalah dan belajar
dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut: “Masalah belajar adalah
suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid akan menghambat kelancaran
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan
dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini
tidak hanya dialami oleh murud-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi
juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas. Dalam interaksi belajar
mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama proses belajar
yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan
bahan belajar.
B. Faktor Penyebab Permasalahan Dalam Belajar
Secara garis besarnya ada dua faktor yang
menjadi penyebab timbulnya permasalahan dalam belajar yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Untuk lebih jelasnya kedua faktor tersebut di atas akan
diuraikan sebagai berikut :
1.
Faktor Internal
Faktor internal merupakan salah satu
faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap cara belajar seseorang. Yang
termasuk faktor internal itu adalah faktor kesehatan, cacat tubuh, inteligensi,
perhatian, bakat, minat dan motivasi yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Faktor Kesehatan
a. Faktor Kesehatan
Kesehatan
seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi belajarnya, siswa yang kurang
sehat, keadaan fisiknya lemah, gangguan kesehatan lainnya, tidak dapat
berkonsentrasi dalam belajarnya, sehingga hal ini bisa mengakibatkan materi
pelajaran sukar untuk diterima dengan baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad bahwa
"kelesuan dan kebosanan mengakibatkan manusia kehilangan minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu".
b. Cacat Tubuh
b. Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah salah satu hal yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna terhadap tubuh atau badan, kadang cacat tubuh juga mempunyai pengaruh
terhadap belajar karena siswa yang mengalami cacat tubuh, cara belajarnya
terganggu. Jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatan tersebut.
c. Inteligensi
c. Inteligensi
Menurut Wechler yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa:
"Inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk
dapat bertindak secara terarah secara baik, dan bergaul dengan lingkungan
secara efisien. "Intelegensi
besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dalam situasi yang sama dan
merupakan suatu aspek yang dapat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar. Siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi akan dapat menyelesaikan
segala persoalan yang dihadapi dan secara potensial dapat meraih prestasi dalam
usaha belajar yang dilakukan dari pada siswa yang mempunyai inteligensi yang
rendah.
d. Perhatian
d. Perhatian
Perhatian
merupakan faktor yang berpangaruh terhadap keberhasilan belajar siswa, apabila
seorang siswa memiliki perhatian penuh terhadap apa yang dipelajarinya maka hal
tersebut dapat mendukung hasil belajar yang baik sebaliknya jika siswa tidak
memiliki perhatian terhadap apa yang dipelajarinya, maka dapat menimbulkan
kebosanan, kemalasan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajar.
e. Bakat
e. Bakat
Bakat merupakan
salah satu potensi yang dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang pada suatu
aktivitas (Sujanto, 1993:18). Setiap orang memiliki bakat yang berbeda dengan
orang lain dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat
tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat itu sendiri sifatnya hereditas, artinya
telah dibawa sejak lahir, dan merupakan kecakapan yang khusus, yang sedikit
sekali dipengaruhi oleh pengalaman.
f. Minat
f. Minat
Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan
(Slameto, 2010:57). Minat sangat besar pengaruhnya terhadap proses belajar,
bila bahan pelajaran yang disajikan atau diberikan tidak sesuai dengan minat
siswa, maka siswa tersebut tidak dapat berkonsentrasi dengan sebaik-baiknya,
karena tidak mempunyai daya tarik.
g. Motivasi
g. Motivasi
Motivasi adalah
daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu seperti pekerjaan, yang bisa
berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam
diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena
kesadaran akan pentingnya seesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat
apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Motivasi yang berasal
dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman-teman dan
anggota masyarakat. Seseorang yang belajar motivasi yang kuat, akan
melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan
semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas dan bahkan
tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.
2.
Faktor
Eksternal
Faktor
eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar seseorang yang dapat
mempengaruhi belajar. Faktor yang berasal dari luar diri ini dapat digolongkan
menjadi dua golongan yaitu :
a. Faktor Keluarga
a. Faktor Keluarga
Sebagai orang
tua yang bertanggung jawab atas masa depan perkembangan anak-anaknya sudah
sewajarnyalah mengatur hal-hal yang dapat meningkatkan keberhasilan belajar
anak-anaknya. Dengan mengetahinya akan mudahlah orang tua untuk menciptakan
situasi dan kondisi yang dapat memberikan motivasi kepada anak-anaknya tentang
hal-hal yang baik. Pengaruh keluarga meliputi beberapa faktor, yaitu:
1) Cara Orang Tua Mendidik
1) Cara Orang Tua Mendidik
Orang tua
adalah orang yang pertama dan utama dimana anak-anak memperoleh pendidikan,
mulai dari lahirnya, bahkan sejak dalam kandungan anak itu sudah diberikan
pendidikan oleh orang tua. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar anak. Orang tua yang tidak
memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya karena acuh tak acuh terhadap belajar
anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan dan
kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak
menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar
atau tidak, tidak mau tahu bagaimana kemajuan belajar anaknya,
kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, yang kesemuanya
itu dapat menyebabkan anak kurang/tidak berhasil dalam belajarnya.
2) Keadaan Ekonomi Keluarga
2) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi
keluarga erat hubungannya dengan keberhasilan belajar anak-anak yang sedang
belajar. Selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan,
perlindungan, kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar dan
fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak tidak
terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu. Akibatnya yang lain, anak selalu
dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan temannya. Hal ini sangat
mengganggu belajar anak. Bahkan terkadang anak harus bekerja keras mencari
nafkah guna membantu orang tuanya walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk
bekerja. Justru dengan keadaan tersebut menjadi cambuk baginya untuk belajar
lebih giat dan akhirnya menjadi sukses dalam belajar.
3) Latar Belakang Pendidikan
3) Latar Belakang Pendidikan
Makin tinggi
pendidikan orang tua, makin tinggi pula kesadaran akan pentingnya pendidikan
anak-anaknya. Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi akan mudah pula
untuk membagi pengalaman belajarnya terhadap anak-anaknya.
b. Faktor Sekolah
b. Faktor Sekolah
Sekolah
merupakan lingkungan pendidikan formal yang besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar anak. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, keadaan gedung dan metode
belajar.
1) Metode Mengajar
1) Metode Mengajar
Metode mengajar
adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Mengajar itu
sendiri menurut Oemar Hamalik adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan kepada anak untuk
melakukan proses belajar secara efektif. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa
metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik
akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang
kurang baik itu akan terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang
menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau
sikap guru terhadap siswa dan aau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik,
sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa
malas untuk belajar.
2) Kurikulum
2) Kurikulum
Hilda Taba
mengemukakan tentang pengertian kurikulum yang dikutip oleh Drs. H. M. Ahmad,
sebagai berikut: “Kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan-tujuan pendidikan
yang besifat umum dan khas dan materinya dipilih dan diorganisasikan
berdasarkan suatu pola tertentu untuk kepentingan belajar dan mengajar. Jelasnya
bahwa kurikulum yang baik adalah kurikulum yang dapat menunjang keberhasilan
belajar itu sendiri. Oleh karena itu kurikulum yang kurang baik berpengaruh
tidak baik pula terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya,
kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan
bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu diingat bahwa sistem instruksional
sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.
3) Relasi Guru Dengan Siswa
3) Relasi Guru Dengan Siswa
Proses belajar
mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut dipengaruhi oleh
relasi yang ada dalam proses belajar itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga
dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi (guru dengan siswa)
yang baik, siswa akan meyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang
diberikannya sehingga siswa berusaha untuk mempelajari sebaik-baiknya. Hal itu
dapat terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya maka ia akan malas untuk
mengikuti pelajaran yang diberikan akibatnya pelajarannya tidak maju.
4) Relasi Siswa Dengan Siswa
4) Relasi Siswa Dengan Siswa
Guru yang kurang mendekati siswa akan kurang bijaksana, tidak akan melihat
bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa
kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Siswa yang
mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain,
mempunyai rasa rendah diri atau sering mengalami tekanan-tekanan batin, akan
diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu
belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan
berbagai alasan yang tidak jelas karena di sekolah mengalami perlakuan yang
kurang menyenangkan dari teman-temannya.
5) Disiplin Sekolah
5) Disiplin Sekolah
Kedisiplinan
sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam
belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan
melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/ karyawan dalam pekerjaan
administrasi dan keberhasilan/keteraturan kelas, kedisiplinan sekolah dalam
mengeola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam
pelayanannya kepada siswa.
Dengan demikian
agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di
sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru
beserta staf yang lain disiplin pula.
6) Alat Pelajaran
6) Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat kaitannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar, dipakai pula siswa untuk
menerima bahan yang diajarkan itu. alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa
mudah menerima pelajaran dan menguasianya, maka
belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
7) Keadaan Gedung
7) Keadaan Gedung
Dengan jumlah
siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut
keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas. Bagaimana
mungkin mereka dapat belajar dengan baik, kalau kelas itu tidak memadai bagi
setiap siswa. Oleh karena itu, keadaan gedung sangat berpengaruh besar terhadap
keberhasilan siswa dalam belajar.
8) Metode Belajar
8) Metode Belajar
Banyak siswa
melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan
cara belajar yang tepat dan efektif maka hasil belajar pun akan maksimal. Juga
di dalam pembagian waktu belajar, kadang-kadang siswa belajar tidak teratur
atau terus menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan
kurang istirahat, maka akibatnya siswa dapat jatuh sakit. Belajar secara
teratur itu sangat perlu. Belajar teratur setiap hari dengan pembagian waktu
yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan
meningkatkan hasil belajar.