Artikel Dasar-Dasar Muamalah Dalam Jual Beli Full (Lanjutan)
Setelah mempelajari beberapa rukun dan
syarat dalam praktik jual beli, maka dapat dipahami bahwa ada beberapa praktik
jual beli yang sah menurut syari’at dan ada pula yang dilarang. Beberapa macam
jual beli menurut kaca mata syari’at Islam, yakni sebagai berikut :
1. Bentuk Jual Beli yang Sah
Bentuk jual beli yang sah maksudnya adalah
semua transaksi jual beli yang sesuai dengan beberapa rukun dan syarat yang
telah disebutkan diatas.
2. Jual Beli yang Tidak Sah
Jual beli yang tidak sah, dikarenakan
kurang memenuhi syarat dan rukunnya, diantaranya sebagai berikut :
a. Jual beli dengan menggunakan sistem ijon,
yaitu jual beli yang belum jelas barangnya seperti buah-buahan yang masih mudah
di pohon, padi yang masih hijau dan lain sebagainya. Jual beli ini dilarang
karena dapat merugikan salah satu pihak dan membuat mereka menjadi kecewa.
b. Jual beli anak binatang ternak yang masih
dalam kandungan dan belum jelas apakah setelah lahir anak binatang itu hidup
atau mati.
c. Jual beli barang yang belum ada wujudnya
di tangan. Maksudnya, barang yang dijual masih berada di tangan penjual
pertama.
3. Jual Beli yang Sah Tetapi Dilarang
Ada beberapa jenis jual beli yang hukumnya
sah, tetapi dilarang ajaran agama Islam disebabkan adanya satu sebab atau
akibat dari prosesnya. Adapun yang termasuk jual beli ini adalah :
a. Jual beli yang dilakukan pada waktu shalat
Jum’at. Kegiatan jual beli ini dipandang akan melalaikan kewajiban menunaikan
shalat Jum’at.
b. Jual beli barang dengan niat untuk
ditimbun pada saat masyarakat membutuhkan. Jual beli seperti ini sah tetapi
dilarang karena akan menyengsarakan orang banyak, sehingga harga barang menjadi
melambung tinggi di saat terjadi kelangkaan barang.
c. Membeli barang dengan cara menghadang di
pinggir jalan. Jual beli ini sah hukumnya tetapi dilarang karena penjual tidak
mengetahui harga umum di pasar sehingga memungkinkan ia menjual barangnya
dengan harga di bawh harga pasar.
d. Jual beli barang yang masih dalam tawaran
orang lain.
e. Jual beli dengan cara menipu, seperti
mengurangi timbangan atau ukuran atau takaran.
f. Jual beli barang yang digunakan untuk
perbuatan maksiat seperti untuk pencurian, perampokan, berjudi dan lain-lain.
F.
Khiyar
Tawar menawar antara penjual dan pembeli
sebelum terjadinya akad merupakan peristiwa yang pasti terjadi dalam setiap
transaksi jual beli. Kegiatan inilah yang disebut dangan istilah khiyar. Dalam
proses inilah antara penjual dan pembeli sama-sama memiliki hak untuk
meneruskan akad jual beli atau membatalkannya. Khiyar dilakukan agar si penjual
dan si pembeli memiliki kesempatan untuk memikirkan yang terbaik dalam jual
beli. Hukum khiyar adalah boleh sepanjang tidak dipergunakan untuk menipu. Jika
khiyar dipergunakan oleh si penjual atau si pembeli untuk menipu, maka hukumnya
haram.
Dalam kegiatan jual beli, ada tiga macam
khiyar yang dikenal dalam ajaran Syara’ yaitu :
1. Khiyar Majlis
Khiyar majlis adalah khiyar antara si
penjual dan si pembeli untuk meneruskan jual beli atau membatalkannya pada
waktu masih berada di tempat akad jual beli.
2. Khiyar Syarat
Khiyar syarat yaitu hak memilih antara
meneruskan jual beli atau membatalkannya dengan syarat tertentu
3. Khiyar ’Aib
Khiyar ’aib yaitu hak memilih antara
meneruskan jual beli atau membatalkannya yang disebabkan karena adanya cacat
pada barang yang dijual.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mu’amalah dalam jual beli tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia, karena antara manusia saling membutuhkan
antara satu dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan mu’amalah
dalam jual beli manusia harus berdasarkan ajaran Islam agar mendapat karunia
Allah, agar manusia mengerti dengan hukum-hukum mu’amalah dalam jual beli dan
agar tidak ada yang dirugikan.
B.
Saran
Kita sebagai umat Islam patutlah kita
melaksanakan syari’at Islam yang telah ditentukan, agar kita mengerti
hukum-hukum Islam dan mendapat ridho dan karunia Allah disetiap apa yang kita
lakukan dan salah satunya dalam urusan jual beli.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Agama RI. 1986. Bimbingan Mu’amalah untuk
siswa SMA. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam.
Margiono,
Drs. M.Pd kkk, 2005. Pendidikan agama
Islam Penuntun Hidup. Jakarta: Yudhistira.
Wawan Djunaedi. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMK Kelas XI. Jakarta : PT Sakanindo
Ptintama.